Godaan Pelakor

( POV Syahnaz )

"Syahnaz, Ayo kita pulang....."Mas Raja menarik tangan ku hingga keluar apartemen.

"Lepas!!!" Sentak ku dengan kasar, hingga tangan ini terlepas.

"Lily, tutup pintu nya!!!" Mas Raja berteriak menyuruh Lily menutup pintu agar aku tidak bisa masuk. Benar-benar keterlaluan sekali mereka.

Brakkk!!!

Lily segera menutup pintu dengan keras, mungkin dia takut kalau aku kembali masuk. Benar-benar pengecut, berani berbuat tapi tidak berani menghadapi nya.

"Apa-apaan kamu Mas? Kamu mau melindungi pelak*r itu? Jahat kamu.....Kamu sudah zolim sama aku, sampai mati aku tidak akan pernah mau memaafkan mu mas!!" Teriak ku Penuh amarah.

Aku benar-benar gak bisa menahan amarah ku, mereka berdua sudah sangat-sangat keterlaluan terhadap ku. Aku merasa sudah dibohongi selama ini, ternyata selama ini aku menampung seorang pelak*r dirumah ku sendiri.

Dan yang membuat aku sakit hati, mas Raja bahkan sudah meniduri perempuan itu. Aku benar-benar muak dan jijik sama mas Raja.

Akan ku balas semua pengkhianatan ini Mas, tunggu saja....

"Ayo pulang, !" Mas Raja kembali menarik tangan ku.

"Gak usah pegang-pegang, aku bisa jalan sendiri!!!" Ketus ku benar-benar kesal dan muak.

Mas Raja hanya diam saja setelah itu tidak berani menatap wajah ku lagi.

Aku pulang dengan mengendarai mobil ku sendiri, tidak sudi aku harus duduk satu mobil dengan pengkhianat itu.

Sesampai nya dirumah aku melihat mas Raja sudah duluan sampai, dan dia duduk diteras menunggu aku turun dari mobil.

"Syahnaz, ayo kita masuk!" Ujar nya begitu lembut padaku, bukan nya senang aku malah semakin muak melihat nya, aku benar-benar sudah hilang respect sama lelaki yang dulu begitu aku cintai itu.

"Syahnaz, kamu masih marah ya!" Lelaki itu dengan tidak tau malu malah bertanya seperti itu. Dia pikir kesalahan dia itu kecil apa, sehingga dengan mudah aku mau memaafkan nya.

"Aku mau kita Cerai...." Ucap ku berbalik badan menatap lelaki itu yang melongo menatap ku, mungkin dia tidak menyangka kalau aku akan meminta cerai.

"Ce-cerai???"

"Iya, segera ceraikan aku Mas.....Bukan kah itu yang kalian mau? Agar kamu bisa bebas sama gundik mu itu!" Sergah ku menatap sinis mas Raja.

"Gak....Mas gak akan pernah mencerai kan kamu Syahnaz, itu gak akan pernah terjadi!" Ucap mas Raja tegas.

Apa-apaan, gak mau cerai katanya. Enak saja, dia sudah berkhianat dan menyakiti hati dan perasaan ku tapi semudah itu bilang gak mau cerai. Dia pikir setelah kejadian itu aku akan melupakan segala nya dan mau menerima nya kembali? Dia pikir aku wanita bodoh?.

"Kalau kamu gak mau cerai, baiklah....Biar aku yang akan menggugat kamu ke pengadilan." Ucap ku kembali membuat mas raja terkejut.

"Gak.....Aku gak akan pernah membiarkan semua itu terjadi Syahnaz!!!" Mas Raja masih tidak mau melepaskan ku.

"Raja....Buat apa kamu masih mempertahankan wanita tidak tau diri ini haaa?? Turuti saja keinginan nya, toh sekarang kamu sudah ada Lily!!" Tiba-tiba saja mertua ku datang dan menimpali ucapan kami.

Aku melihat Mama datang bersama Lily, mungkin saja Lily sudah mengadu sama wanita tua itu.

"Iya Mas, ceraikan saja Mbak Syahnaz....Kita bisa hidup bahagia bersama anak dalam kandungan aku! Buat apa mengharap mbak Syahnaz yang sama sekali tidak bisa memberikan keturunan buat Mas." Ucap Lily membuat mata ku membeliak keluar. Berani sekali dia menghina ku. Dan apa tadi dia bilang?

Mengandung?" Satu persatu kebusukan mereka mulai terkuak.

"Jadi kalian sudah bermain dibelakang aku sejauh itu Mas? Dan aku gak tau sama sekali?" Tanya ku menatap sendu Mas raja.

Perih sekali rasanya hati ini, bukan karena aku cemburu atau aku masih mencintai mas raja, hanya saja hatiku sakit karena aku sudah dibohongi selama ini.

"Syahnaz.....Mas bisa jelasin semua ini?" Mas Raja mencoba menyentuh tangan ku.

"Keterlaluan kamu Mas!!!! Tega sekali kamu...."Lirih ku dengan mata yang sudah benar-benar sembab.

"Gak usah banyak drama, kalau kamu mau cerai yasudah, segera angkat kaki dari rumah ini...." Kini aku menatap mama mertua ku tajam, Jahat sekali dia ingin mengusir aku dari sini. Dia menganggap aku sampah di rumah ini.

"Mam," Mas Raja terlihat tidak setuju dengan mama nya.

"Diam kamu Raja!!!! Kalau kamu gak bisa tegas, biar mama yang akan melakukan nya. Buat apa lagi kamu pertahan kan Syahnaz, dia gak berguna disini....Kamu sudah ada Lily sekarang, apalagi dia sedang hamil anak kamu, biarkan Syahnaz pergi dari sini, biar dia balik ke panti asuhan tempat tinggal nya itu. Gak pantas dia berada disini." Sela mama lagi membuat hati ku kembali sakit, aku benar-benar sudah tidak dihargai dan dianggap sama sekali, bahkan aku dibuang bak sampah.

"Mama gak berhak ikut campur urusan rumah tangga aku dan mas raja......Mama sudah zalim, dan tega merusak rumah tangga ku dengan memasukkan pelak*r ini kesini." Kurasa kesabaran ku benar-benar sudah habis kali ini, aku gak peduli kalaupun itu Mama mertua ku, toh dia juga tidak pernah menganggap aku sama sekali.

Mama melotot tajam kearah ku, dia pikir aku tidak berani sama dia....Aku diam selama ini karena aku menghargai mas Raja. Tapi kali ini aku tidak akan tinggal diam kalau harga diriku di injak-injak terus.

"Heh....Mbak Syahnaz, asal mbak tau ya....Aku juga istri nya Mas Raja sekarang! posisi kita sama sekarang....Jangan sebut aku pelak*r ya! Aku bukan pelak*r....Mas Raja sendiri yang mau sama aku!" Sentak Lily tidak membuat aku kembali kaget dengan pernyataan nya.

"Istri?" Kening ku mengernyit, aku melirik mas Raja meminta penjelasan dari nya.

"Syahnaz.....Maafkan Mas!!" Mas Raja menunduk kan wajahnya tidak berani menatap ku.

Langkah ku terhuyung, hampir saja tubuh ini ambruk kalau saja aku tidak berpegangan kuat .

Hatiku kembali dibuat hancur mendengar kenyataan pahit ini. Benar-benar hancur. Hari ini aku dikejutkan dengan hal-hal yang tidak pernah kubayangkan sama sekali.

Benar-benar kejutan luar biasa bagi ku, mereka semua mampu membuat hancur hati ku dengan sekejap.

Aku tersenyum getir menatap mereka semua."Jadi tanpa sadar, selama ini aku tinggal sama maduku dirumah ini?"Lirih ku menahan sesak didada.

"Syahnaz....Maafkan Mas!!!" Lagi-lagi mas meminta maaf, dia seperti menatap ku iba.

"Terima kasih Mas, atas semua kejutan dan luka yang sudah kau toreh ini.....Terima kasih!!!" Ucap ku berlinang air mata dan berlari kedalam kamar dengan membawa luka dihati ini.

"Pergi lah....Kemas semua baju kamu Syahnaz, jangan bawa apapun dari rumah ini....Kamu hanya boleh membawa pakaian mu saja." Teriak Mama mertua ku tanpa perasaan.

Bruuuk!!!

Aku menjatuhkan tubuh ku ke atas kasur, dan menangis sejadi-jadinya.