NovelToon NovelToon
CEO Masuk Desa

CEO Masuk Desa

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Konglomerat berpura-pura miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:81.3k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Aku tidak mau menikah!" Teriak seorang petani miskin tidak dapat menerima segalanya.

Dalam hatinya masih yakin, jika ini hanya perangkap.

Namun...

"Sayang, aku hamil anakmu..." Kalimat sang gadis desa membuat dirinya terpojokkan. Gadis yang melekat bagaikan lem, tidak ingin menerima pernikahan dengan juragan Burhan. Hingga membuat perangkap untuk tetangga barunya.

Namun sang tetangga baru yang terkenal sebagai petani miskin, berusaha tersenyum."Kalian sudah gila! Saat pulang nanti desa kotor ini akan ku ratakan dengan tanah!"

Teriakan dari Jefri (Joseph Northan Fredrik), CEO anti bakteri. Yang terjebak di desa akibat melanggar aturan taruhan dengan saudaranya.

Menikah dengan gadis paling jorok di desa ini? Tentu saja dirinya tidak akan pernah sudi. Walaupun ada kalanya, ketika batu kali diamplas maka berlian akan muncul.

🍀🍀🍀🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Mampu

...🌾🌾🌾 CEO Masuk Desa 🌾🌾🌾...

Pernikahan yang diadakan dalam 1 jam. Kemudian pesta...eh salah maksudnya selamatan yang hanya dilaksanakan dengan makanan seadanya.

"Jaga anak bapak baik-baik. Surat pernikahan sudah diurus, tinggal diambil." Pesan Supra menepuk bahu Jefri. Pemuda yang berusaha sedikit menghindar, kemudian menyemprotkan semprotan anti bakteri ke bahunya.

Sang kades berusaha tersenyum, benar-benar berusaha. Tidak mengerti dengan tingkah arogan orang ini.

Namun.

"A...aku mengidap mysophobia." Ucap Jefri jujur.

"My...my apa?" Tanya Supra yang memang hanya lulusan SMU.

"Mysophobia, ketakutan berlebih terhadap kuman atau bakteri. Karena itulah aku tidak sadarkan diri saat mencuci kaki di sungai yang ada jambannya. Karena itu juga, aku terkadang histeris saat menyentuh sesuatu yang kotor. A...aku bahkan terkadang takut bersentuhan secara langsung dengan seseorang tanpa sarung tangan." Jawaban jujur dari Jefri, mengalihkan pandangannya.

Bagaimana pun pernikahannya sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, dijemur pun kemudian dimasak lagi tidak akan bisa menjadi nasi aking. Malangnya makhluk anti bakteri ini.

Sang kepala desa tertawa kecil, kala itu warga desa telah pulang hanya ada mereka berempat di rumah sang kades."Kamu bercanda kan? Lalu bagaimana caranya kamu membuat Dewi---"

"A...aku sudah bilang Dewi berbohong. Aku bahkan tidak mampu berciuman, apalagi menghamili anak orang. A...aku masih perjaka." Jawaban jujur yang seketika membuat Supra memandang sengit ke arah anak perempuannya.

Tapi bisa saja Jefri berbohong bukan? Dirinya kembali bertanya pelan.

"Lalu kenapa kamu mau mengaku?" Tanya Supra.

"Sayang..." Dewi duduk mendekat, namun pemuda itu duduk menjauh.

"Aku hampir dihakimi masa, kalau tidak mengaku aku akan dibunuh. Kalau mengaku sekalipun dipukuli baru nikahkan. Makannya aku ikut-ikutan menbuat drama..." Jawaban sesungguhnya dari anak baik. Membuat Supra memijit pelipisnya sendiri.

"Dewi!?" Sang ayah membentak putrinya.

"Begini, aku anak kades. Jadi cinta ditolak, kades bertindak." Jawaban cengengesan dari putrinya.

"Ibu juga pusing mendengar kata-kata Dewi. Tapi sudahlah... daripada bikin lebih malu lagi. Kamu tidak akan menceraikan Dewi kan?" Ucap Weni, menghela napas meletakkan teh yang baru dibuatnya.

Sudah diduga olehnya dari senyuman picik putrinya kala menyambut tamu. Dan tetangga sebelah yang menjaga jarak. Karena itu mungkin Weni sudah mempersiapkan mentalnya kali ini.

Jefri menggeleng."A...aku masih takut Tuhan. Tidak mungkin aku melanggar janji di hadapan Tuhan."

Dewi kembali mendekat, tapi Jefri kembali bergeser."Sayang...aku terharu. I love you..."

"Begini, mau Deni, atau juragan Burhan, kami sebenarnya tidak mengekangmu, Dewi. Hanya saja umurmu sudah kepala tiga. Sudah saatnya punya anak. Makanya ayah dan ibu menekanmu untuk segeralah menikah." Sang kades menghela napas berkali-kali. Ini gila! Benar-benar konflik menguras energi.

"Anak? Aku tidak mampu." Jawaban jujur dari Jefri.

"Hah?"

Pasangan suami-istri yang menoleh padanya.

"A...aku takut kotor. Begini karena sudah menikah aku bersedia tinggal dan menanggung hidup Dewi sampai aku mati. Tapi aku tidak mau tidur dengannya. Aku takut kotor..." Jawaban real dari pengidap mysophobia akut.

"Sayang... membuat anak itu enak lho..." Kali ini Dewi mendekat, maka karena sudah terpojok Jefri berdiri.

"Tidak mau! Bagaimana menjijikkannya jika air liur bercampur? Berapa banyak bakteri yang akan kamu berikan? A...aku tidak pernah sudi! Lagipula kamu yang membuat perangkap ini. A...aku takut, itu menjijikkan, keringat dan cairan dari... bagaimana kalian dapat menikmati hal yang menjijikkan." Jawaban emosional darinya, pemuda yang terlihat gemetar. Belum benar-benar dapat menerima kenyataan ini.

"Lalu apa tujuan pernikahan jika bukan keturunan?" Tanya sang kepala desa setidaknya mencoba membuat pemuda ini mengerti.

"Karena aku tidak mampu seumur hidupku tidak akan menikah. Hidup hanya untuk bekerja. A...aku tidak mampu." Jawaban jujur darinya, seketika membuat mereka bungkam.

"Ayah, dia ganteng!'' Celoteh Dewi masih kagum.

Plak!

Kepala Dewi dipukul pelan oleh ayahnya."Sudah bikin malu di depan satu kampung! Ditambah buat anak orang hampir diamuk massa!"

"Aduh! Dia kan pintar pak! Bahkan bisa ngeles seperti pengacara. Untung saja wanita teraniaya yang akan mendapatkan simpati. Kalau tidak mana bisa anakmu kawin dengan tetangga sebelah. Lagian ayah calonnya aki-aki." Lagi-lagi mulut tanpa filter milik Dewi membuat semua orang menatap jenuh padanya.

"Jadi kamu hamil tidak!?" Bentak ayahnya.

"Tidak lah, pejantannya saja kabur-kaburan, bagaimana betinanya bisa bunting!?" Lagi-lagi celetukan Dewi membuat sang kades tepuk jidat.

Dirinya melirik ke arah Jefri yang tertunduk."Kenapa kamu tidak bilang kamu my...my...ah! Anggap saja tidak mampu bikin betina hamil!" tanya sang kades.

"Awalnya aku ingin membela diri dengan alasan yang logis, sambil mengulur waktu, lagipula siapa yang akan percaya kalau aku pengidap mysophobia. Tapi karena Dewi menangis membuat warga murka, a...aku tidak ingin kena parang." Lagi-lagi tidak ada celah, dari ekspresinya pemuda ini memang jujur.

Pada akhirnya Supra yang masih menjadi kades, bangkit, melangkah menuju dapur. Memberikan lima sachet jamu bergambarkan pria berotot, serta beberapa telur ayam kampung.

"Dewi, buatkan satu sachet tiap malam untuk suamimu." Perintah Supra, sudah terlanjur menikah harus memiliki keturunan bukan?

"Makasih bapak memang yang paling baik." Ucap Dewi, memasukkan semuanya ke dalam kantong plastik hitam.

"Kamu mau masak telur?" Tanya Jefri yang masih enggan mendekat.

"Tidak dimasak, ini langsung diamankan mentah-mentah, setelah dicampurkan jamu. Kamu yang minum supaya mampu!" Kalimat demi kalimat yang membuat Jefri semakin bergidik ngeri.

"Maafkan anak ibu ya? Kalian terlanjur menikah. Jadi tolong jangan ceraikan Dewi, perlakuan Dewi dengan baik. Dia sebenarnya gampang dipelihara, tinggal diberi makan dan disuruh kerja." Kalimat nyeleneh dari sang ibu.

Andai saja pernikahan hanya sebatas surat resmi bukan janji di hadapan Tuhan. Mungkin saja dirinya akan menyewa pengacara handal untuk bercerai.

Menghela napas kasar, masa depan seperti apa yang ada di fikiran Jefri? Tentu saja setelah urusannya di desa selesai dirinya akan membawa Dewi ke kota. Lalu membawanya tinggal di rumah, tapi sudut rumah yang jauh darinya.

Membiayai hidupnya sebagai tanggung jawab suami. Selebihnya... dirinya tidak akan mampu berdekatan atau menyentuh. Jadi daripada istri lebih tepatnya boneka pajangan rumah nantinya.

"Tinggal diamplas supaya bersih!" Batin Jefri, tidak ingin menyesali jalan yang terlanjur diambilnya. Pemuda yang tidak menyadari seberapa indah batu kali yang ternyata ada pink diamond didalamnya.

*

Hari pertama dirinya harus membawa Dewi ke dalam rumah kecilnya. Pemuda yang tengah mandi membersihkan diri. Kala itulah Dewi mulai memasukkan pakaiannya ke dalam lemari.

Wanita yang berbaring di ranjang, berusaha membentuk beberapa pose menggoda.

Hingga kala malaikatnya datang dengan rambut yang kering tapi sedikit berantakan. Memakai piyama biru dongker bermotif angsa. Sungguh aura dinginnya jadi terlihat manis.

Telah membayangkan kala tubuhnya yang belum mandi digoda dan dibuai oleh makhluk seindah ini.

Tapi.

Jefri perlahan melangkah membuka lemari. Semua pakaian milik Dewi dikeluarkan olehnya, setelah menggunakan sarung tangan karet, hingga tercecer di lantai.

"Apa yang kamu lakukan!?" Teriak Dewi.

"Kamu tidur di luar. Sementara barang-barangmu taruh di tas dulu. Besok aku akan memesan tempat tidur lipat dan lemari baru." Kalimat aneh sang suami di malam pertama.

"Tidak mau! Ada ranjang kenapa tidur terpisah!? Kita sudah menikah. Ayo kemari! Kira buat gol!" Geram Dewi merajuk.

Pemuda itu mendekat menatap dingin."Bahkan aku muak berada satu ruangan yang sama denganmu."

Tangan Dewi bergerak cepat, menarik Jefri hingga terjatuh di atas tubuhnya."Ayolah..." pintanya tersenyum tengil.

1
Bzaa
anak kembar yg mewarisi gen kedua orang tuanya 🤣..
menarik dan sangat menghibur, terimakasih otor, sukses sll ya..
kopi sudah otewe ya..
Bzaa
☺️😉😉
Bzaa
anak kembarnya lucuu, 🤣
Bzaa
tenang dew, alon2 asal kelakon ☺️😄
Bzaa
Devide et Impera
Bzaa
cerianya masih gak berubah
Bzaa
kocaknya, Ade sama kakak
Bzaa
Jono kena mental, kakanya dah bs ngamilin cewe
Bzaa
diem2 perhatian juga Jefri
Bzaa
keluarga unik ...🤣
Bzaa
wkwkkwkkw
Bzaa
juragan Burhan bener2 tua2 keladi
Bzaa
makanya di icip, orang udah PD ngiler
Bzaa
cinta karena terbiasa
Bzaa
wkwkkwk Dewi tanpa tendeng aling2
Bzaa
Jefri kyknya yg sampe
Bzaa
nurut aja dew... Jefri tauao diapain
Bzaa
Dewi memang tak ada obatnya
Bzaa
hihihi berani kotor itu indah😄😉
Bzaa
Luar biasa kerennnn dan menarik 😍😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!