NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Louis... Louis...!!!!" suara Caroline terdengar panik berteriak ditelinganya. Perlahan Louis membuka matanya, pahatan es itu tidak hancur setelah beberapa pelayan dengan sigap menahan pahatan es itu jatuh menimpa Caroline dan Louis.

"Kau tidak apa - apa?" tanya Louis, Caroline mendesah panjang, "Seharusnya aku yang bertanya begitu. Kenapa kau tiba - tiba lari? Bagaimana kalau pahatan itu menimpa dirimu" ucap Caroline.

Mereka berdua juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang sigap menahan pahatan es itu, suasana pernikahan yang tadinya menyenangkan mendadak menjadi kacau. Kedua mempelai yang penasaran dengan keributan yang terjadi pun harus ikut turun tangan.

"Brother Louis ada apa ini?" tanya Warren , sepupunya sekaligus pengantin pria acara ini.

"Warren maafkan aku sudah membuat keributan diacara pernikahanmu, lebih baik aku dan Caroline pamit" balas Louis.

"Tunggu, kita tidak bisa pergi begitu saja" sergah Caroline, dia lalu maju menghampiri Patricia yang masih berdiri angkuh menatapnya.

"Bukankah seharusnya kau meminta maaf padaku?" tanya Caroline

Patricia tertegun lalu tertawa, "Minta maaf? Aku tidak salah dengar kan? Untuk apa kau meminta maaf padaku, kau yang lebih dulu menyiramkan wine padaku" ucap Patricia.

"Ah.. wine. Aku menyiramkan wine karena kau tidak bisa menjaga mulutmu dan terus merendahkanku. Apa kau pikir aku akan diam saja mendengarmu mengatakan hal buruk tentangku dihadapanku? Semua orang disini tahu siapa yang lebih dulu mencari masalah denganku. Tidak masalah kalau kau tidak mau minta maaf, aku rasa keluarga Hills masih bisa menanggung malu atas perbuatan satu orang anggota keluarganya lagi jika aku melaporkanmu atas percobaan pembu*nuhan" Caroline tersenyum licik.

"A-apa?? Pe-percobaan pembunuhan? Jangan bicara sembarangan!!!!" seru Patricia, matanya berkeliling menatap ke seluruh tamu yang hadir tapi semua tampak tidak perduli dengannya.

"Padahal jelas - jelas dia mencari masalah terlebih dulu dengan Caroline, bukankah dia yang menghampiri Caroline lebih dulu" bisik - bisik mulai mendengung disekitar Patricia dan menempatkannya dalam posisi sulit.

Tanpa permisi, Patricia memilih untuk pergi meninggalkan pesta itu dengan wajah menahan malu.

"Hah... Sudah kuduga dia tidak akan semudah itu meminta maaf. Kurasa dia memang tidak akan berubah" batin Caroline.

"Jangan menatapku seperti itu, aku tidak suka ketika ada orang lain merendahkan dan meremehkanku. Tenang saja aku tidak akan mengatakan apapun pada Daddy soal kejadian hari ini" ucap Caroline pada Louis yang menatapnya khawatir.

Berapa kalipun Louis melihat Caroline, dia selalu merasa bahwa Caroline adalah sosok yang berada di luar jangkauannya. Meskipun perasaannya terhadap Caroline semakin hari semakin bertambah, tapi sedikit pun Caroline tidak menunjukkan tanda - tanda bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Louis. Alih - alih perasaan cinta untuknya, Caroline justru memperlakukan Louis seperti seorang saudara atau teman.

"Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu mencintaiku Caroline?" tanya Louis dalam hati.

***

Louis dan Caroline kembali dalam perjalanan pulang, keduanya lagi - lagi tidak banyak bicara sampai akhirnya Louis menanyakan sesuatu pada Caroline, "Menurutmu apa arti pernikahan? Melihat Warren dan Melanie menikah, aku jadi penasaran apa yang membuat mereka memutuskan untuk menikah dan hidup bersama" kata Louis.

Caroline menoleh, mencoba memahami maksud pertanyaan Louis itu, "Jangan salah paham, aku hanya penasaran saja. Sebentar lagi kita juga akan menikah dan tidak seperti mereka, pernikahan kita seperti bisnis bagi kita" kilah Louis.

Louis menatap Caroline yang tampak memikirkan sesuatu sebelum akhirnya dia mulai menjawab, "Mungkin Warren dan Melanie menikah karena mereka memang saling mencintai dan memutuskan bahwa mereka akhirnya siap membina rumah tangga bersama"

"Kalau kau sendiri bagaimana? Apa hal yang dapat membuatmu memutuskan untuk menikah dengan seseorang jika kau bertemu dengan seseorang yang kau cintai?" tanya Louis lagi.

Caroline hanya menjawab bahwa ungkapan cinta yang terlalu mudah diucapkan hanyalah sebuah beban yang akan sulit untuk dilepaskan, dan seolah - olah beban itu akan terangkat hanya dengan sebuah ikatan pernikahan tanpa menyadari bahwa hal itu bukanlah sebuah solusi karena bagaimanapun pernikahan tidak hanya membutuhkan cinta sebagai landasan utama. Caroline juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mempercayai jika cinta sejati itu memang ada, baginya lebih baik dia bertahan sendirian daripada menikah dengan orang yang salah yang hanya akan membawa penderitaan sepanjang hidupnya.

"Cara bicaramu seolah - olah kau sudah hidup lebih lama dari usiamu" ledek Louis.

"Well, kau akan tahu kalau kau sudah mengalaminya sendiri. Tapi yang pasti aku tahu bahwa pernikahan kita tidak akan menyulitkan satu sama lain, kau berbeda dengan Bastian yang memperlakukanku seolah aku adalah alat untuk memenuhi ambisinya. Setidaknya kau bisa memperlakukanku seperti manusia begitu kita menikah" jawab Caroline yang kembali diam menatap lurus kearah jalanan yang mereka lewati.

Louis tak mampu mengatakan apapun, pemikiran Caroline benar - benar diluar ekspektasinya selama ini. Selama ini dia melihat Caroline sebagai sosok gadis yang terbuka dan ceria, tapi sekarang Louis menyadari bahwa jauh disudut hati Caroline sangat terluka begitu dalam, luka yang mungkin sulit untuk disembuhkan.

"Sekali lagi, sulit bagiku untuk menebak apa yang ada dipikiranmu dan juga hatimu saat ini. Sedalam apa hatimu terluka Caroline??" tanya Louis.

****

Sementara itu....

Aurora yang baru saja kembali ke rumahnya tidak mengatakan apapun bahkan saat ibunya datang menyapanya dan langsung berlari menuju ke kamarnya. Sesampainya disana dia mengambil sebuah foto dari dalam laci di samping tempat tidurnya.

"Dia terlihat tampan hari ini, dan terlihat sempurna. Bahkan sejak masa kuliah dia juga sudah sangat tampan. Tapi kenapa... Kenapa dia harus bersama dengan Caroline?" tanya Aurora yang memandangi foto saat kelulusan mereka.

"Padahal selama ini aku yang selalu berada disampingnya, bahkan aku yang selalu membantunya. Aku bahkan menolak seluruh tawaran pekerjaan yang datang padaku agar aku bisa lebih dekat dan merebut hatinya, tapi kenapa dia malah memilih Caroline. Apa hebatnya dia daripada aku?" seru Aurora.

Aurora juga menatap undangan pernikahan yang ada di mejanya, hatinya menjerit dan bertanya apakah kesempatan baginya untuk mendapatkan Louis sudah hilang dari genggamannya.

"Sepertinya hanya dengan cara itu aku bisa mendapatkan Louis" pikir Aurora, gadis itu lalu cepat - cepat menelpon salah seorang kenalannya dan mengatakan sesuatu padanya.

"Apa kau yakin kau akan melakukan ini?" tanya lawan bicaranya.

"Aku yakin, lakukan saja seperti yang aku minta. Aku akan mengirimkan buktinya kepadamu" ucap Aurora

Selesai berbicara Aurora tersenyum senang, "Dengan begitu pernikahan mereka pasti akan dibatalkan. Memangnya kau pikir siapa yang akan menerima seorang suami yang memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan kepribadian ganda" ucapnya sambil terus memeluk foto yang ada di tangannya.

***

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!