Pandangan pertama seorang Aditya Pratama dengan model cantik bernama Kimberly Edelina Agatha membawa Aditya ke dalam perasaan yang tak dapat dijelaskan. Ketertarikan, obsesi ingin memiliki, atau mungkin jatuh cinta yang sesungguhnya. Pesona Kimberly membuat Aditya tak mampu melepaskan pandangan darinya. Hingga akhirnya, Kimberly luluh oleh karisma, segala perhatian, dan sikap manis Aditya padanya.
Kimberly harus menerima kenyataan getir setelah hatinya telanjur terpaut. Mengetahui Aditya ternyata pria beristri dan beranak satu, Kimberly mulai dilema.
Akankah Kimberly memilih bertahan dengan statusnya sebagai selingkuhan alias orang ketiga? Siapa yang jadi prioritas Aditya dalam hidupnya? Bisakah Aditya menolak pesona sang selingkuhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaviana97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergok?
Kimy menggeleng. “Maaf, Mas. Aku gak bisa. Aku ... aku belum siap.”
“Apa yang kamu cemaskan, Sayang? Kamu ragu sama mas? Kamu masih gak yakin? Kamu masih berpikir mas bisa aja ninggalin kamu gitu aja? Hm? Kimy, mas sayang kamu. Mas gak sebrengsek itu, Kim. Apa pun yang akan terjadi, mas pasti tanggung jawab.”
“Em, aahh aku tau, Mas. Aku percaya sama Mas. Cuma ... memang aku belum siap aja. Aku hanya ingin moment itu terjadi setelah kita menikah, Mas.”
Aditya terdiam sejenak. Bagaimanapun, ia tak bisa memaksa Kimy atau bisa-bisa yang ada nanti Kimy jadi kesal lagi padanya. Sang CEO memutuskan untuk lebih bersabar menahan dirinya. Lagi pula, meski menggunakan pengaman, ia masih bisa menikmati malamnya dengan Kimy.
“Baiklah, Sayang. Terserah kamu. Mas gak akan paksa kamu. Mas akan pake.”
Kimy tersenyum karena Aditya masih mau mengerti dirinya.
Setelah mengenakan pengamannya, Aditya memulai aksi liarnya untuk memanaskan malam mereka. Dikecupnya leher Kimy penuh hasrat. Pria itu ingin memancing Kimy agar mulai mengeluarkan desahan seksinya. Ia pun meninggalkan tanda cintanya di leher mulus Kimy.
Kimy mulai mendesah menikmati perlakuan Aditya. Aditya mulai menjelajahi sekujur tubuh Kimy, menciuminya dengan balutan nafsu. Kimy yang sudah mulai terangsang hanya bisa meremas sprei ranjangnya sembari menahan desahannya keluar lebih dahsyat.
“Sayang...”
“Emmhh, ehh sshhh, Mas.”
“Desahkan nama mas, Sayang. Keluarkan. Gak perlu ditahan.”
“Aahhh, iyaahh Mas Dityaaa aaahh, Mas.”
“Kimy, kamu sangat menggoda. Buat mas puas malem ini, Sayang.”
Desahan mereka saling bersahutan. Tubuh Kimy pun mulai berkeringat walau AC di kamar apartemennya masih menyala normal. Benar saja, Aditya sama sekali tak melepaskan Kimy. Malam ini, ia ingin menikmati tubuh Kimy lebih lama. Memanjakan gairahnya berjam-jam. Kimy harus tahan dengan nafsu liar sang CEO.
“Aaahh Mas, cukup!”
“Mas belum ngerasa cukup, Sayang. Hmm. Kita baru bercinta sebentar, kan? Mas masih pengin lebih lama, aaahhh, Kimy.”
Aditya terus mencumbui tubuh Kimy tanpa henti. Ciumannya pun kembali membungkam bibir Kimy. Sudah berkali-kali mereka mencapai puncak dan melakukan pelepasan bersama. Namun, Aditya masih ingin lagi dan lagi. Entah ia kuat sampai berapa ronde lagi. Apa ia benar-benar ingin bercinta sampai pagi? Itu tentu amat melelahkan bagi Kimy.
***
Malam panas mereka dua hari yang lalu masih terbayang di benak Kimy hingga kini. Ia tak menyangka hubungannya dengan Aditya sudah sejauh ini. Model itu pun mulai berpikir ke depan. Apakah Aditya serius dengan ucapannya? Apakah pria itu mampu memegang janji untuk selalu di sisinya? Bagaimanapun, ada secuil kekhawatiran yang menyembul di hati kecil Kimy, sebab kebersamaan yang terhitung sejak perkenalan mereka masih begitu singkat. Kimy bahkan belum paham betul bagaimana karakter Aditya.
Seperti biasa, Kimy kembali menyibukkan diri di lokasi pemotretan yang berbeda. Kali ini, ia harus melakukan beberapa sesi foto untuk brand fashion baru. Sayang, Aditya tak bisa mengunjunginya seperti kala itu. Meski begitu, Kimy tetap semangat menjalani rutinitasnya, sebab job yang ia ambil juga bagian dari hobinya. Ia selalu senang dengan pekerjaannya, tak pernah menganggap itu sebagai beban.
Saat break istirahat, Kimy bersantai di ruang tunggu ditemani Ice. Biasanya, mereka selalu menyempatkan waktu untuk merumpi. Itu sebabnya waktu istirahat Kimy tak pernah sepi meski tanpa Aditya. Kali ini, Ice justru punya kabar terkini untuk Kimy.
“Pacar kamu mana, Say? Gak mampir ke sini?” tanya Ice.
“Mungkin Mas Ditya lagi banyak kerjaan di kantor. Aku juga belum sempet telepon dia, sih. Takut ganggu juga, Ce.”
“Kim, Ice mau kasih tau sesuatu, deh. Tadi pagi, Ice gak sengaja lihat Om Aditya-kamu itu. Dia ada di salah satu internasional school, bahkan, dia gandeng anak kecil ke dalem sekolah itu.”
“Hah? Yang bener kamu, Ce? Ngapain juga Mas Ditya di sana? Dan, anak itu—
“Ice gak salah lihat, Kim. Tadi Ice kebetulan lewat di depan sekolah itu terus ngobrol bentar sama temen Ice di sana. Jadi, Ice cukup bisa pastiin kalo itu beneran pacar Kim. Nih, kalo Kim gak percaya. Ice sempet ambil fotonya, kok.”
Ice lantas menunjukkan ponselnya pada Kimy. Benar saja, orang yang dimaksud Ice memang Aditya. Terlihat begitu jelas dalam potret itu. Kimy makin bertanya-tanya. Mulai terselip pikiran yang tidak-tidak.
“Tuh, Ice gak asal ngomong, kan?”
“Em, iya, Ce. Ini memang Mas Ditya. Tapi ... dia ngapain ada di sana? Terus, gadis kecil ini siapa? Ini jelas bukan putrinya, Mas Ditya belum menikah. Dia masih sendiri.”
“Gak mungkin dia culik anak orang, kan, Kim?”
“Astaga, Ice. Aku lagi bingung malah Ice bercanda gitu.”
“Loh, gak bercanda, Kim. Ice tuh juga penasaran. Kalo memang ini bukan anaknya, terus anak siapa, dong? Mereka bahkan kelihatan akrab banget, loh, tadi.”
Kimy masih berusaha berpikir positif. Aditya tak mungkin berbuat macam-macam di belakangnya. Ia pasti akan menceritakan detailnya pada Kimy nanti. Ya, Kimy akan menanyakan hal ini langsung pada Aditya ketika mereka bertemu nanti.
“Nanti coba kutanyain langsung ke dia aja, deh, Ce. Biar jelas. Aku juga gak mau nebak-nebak.”
“Hm, Kim yakin Om Aditya itu gak bakal bohongin Kimy?”
“Ice... aku percaya Mas Ditya, kok.”
“Masalahnya, Kim. Kamu tau, kan, laki-laki jaman sekarang itu sulit dipercaya. Buat memperlancar modusnya, mereka bisa pake strategi apa pun, berbuat apa pun. Jangan gampang percaya, Kim. Apalagi, Kim kenal dia belum lama juga, kan?”
“Nah, loh, Ice jangan lupa, Ice sendiri juga cowok, loh. Berarti aku juga harus hati-hati sama Ice, dong?”
“Eh, ya, buat Ice, itu pengecualian, Kim. Kita kan udah bestie banget. Emang Ice mau modus apa sama Kim?”
“Hm, dasar curang! Udah, ah, aku gak mau pusingin itu dulu. Nanti tinggal tanya langsung aja, beres.”
“Ice cuma gak mau Kim disakitin sama sembarang cowok. Ice hanya saranin aja, Kim harus cari tau lebih banyak tentang pacar Kim itu. Kalo perlu sampe ke bibit-bebet-bobotnya. Interogasi aja si Omnya, Kim. Kalo dia susah jelasin ke kamu dan kayak ada yang mencurigakan dari pengakuannya, patut diwaspadai. Jangan sampe dia sembunyiin sesuatu dari Kim yang malah nantinya jadi bumerang sendiri buat Kim.”