"aku minta cerai!"
kalimat keramat dalam rumah tangga itu akhirnya keluar dari mulut Nayla. keputusannya yang dia ambil sudah bulat untuk bercerai dari laki-laki yang sudah hidup bersamanya selama sembilan tahun lamanya.
Rizky, suami Nayla bersikeras tidak ingin berpisah dengan sang istri dan mengatas namakan putri mereka bahwa dia akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
akankah Rizky benar-benar menepati janjinya? atau itu hanya semata-mata agar tidak berpisah dengan wanita yang dia cintai dan juga putri semata wayang mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah pengorbanan
"Mama, Om mana?"
Nayla sadar sudah ratusan kali sang putri menanyakan keberadaan Baskara. Dia memutar otaknya untuk mencari alasan yang tidak menyakiti hati putrinya. Sudah tiga hari ini Nayla dan Baskara tidak mengirim pesan singkat. Wanita muda itu hanya mengira bahwa lelaki itu memiliki banyak pekerjaan.
Sore itu, Nayla sedang menemani Kiara bermain di teras halaman. Gadis yang akan berumur empat tahun itu sedang bermain masak-masakan dengan memetik tanaman hias sang nenek.
"Kiara, nanti kalau nenek tahu pasti kamu kena marah," goda Nayla saat melihat tanaman hias ibunya yang sudah berguguran.
"Biar saja! Nanti Kiara laporin ke Om kalau nenek jahat," sahut gadis kecil itu seraya melanjutkan aktivitasnya.
Kedua alis Nayla menyatu saat mendengar sahutan dari putri kecilnya itu. Kiara dan Baskara seoleh mempunyai koneksi batin yang kuat, padahal antara keduanya tidak ada hubungan darah. Nayla kembali memperhatikan putrinya yang sedang berimajinasi sebagai seorang koki.
Perhatian Nayla tiba-tiba teralihkan saat seseorang datang dan menghampiri mereka berdua. Senyum di wajah wanita muda itu langsung menghilang saat melihat kedatangan mantan suaminya yang Nayla tahu selama ini dia berada di penjara, tepi sekarang lelaki itu berdiri di hadapan Nayla dan Kiara.
Rizky tersenyum menatap mantan istrinya dan juga anaknya yang sedang asik bermain. Kiara berdiri lalu berlari ke arah sang ibu dan sembunyi di balik kaki ibundanya. Kiara takut melihat sang ayah karena masih mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.
"Mau apa kamu datang ke sini, Mas?" tanya Nayla yang sebenarnya juga takut menghadapai mantan suaminya sendirian karena orang tuanya sedang ada urusan keluar.
"Aku kangen ... Aku kangen Kiara, Nay." Rizky terus menatap buah hatinya yang masih sembunyikan si balik kaki sang ibu.
Nayla tidak tahu apa yang harus dia lakukan, wanita muda itu menggendong Kiara yang tidak mau melihat sang ayah. Rizky juga tidak memaksa putrinya, lelaki itu sadar apa yang sudah dia perbuatan tempo hari memang menyakiti perasaan putri semata wayangnya.
Rizky meletakkan sebuah bingkisan di hadapan mantan istrinya. Nayla melirik ke bawah penasaran dengan apa yang di bawa oleh lelaki yang lebih tua tiga tahun darinya itu.
"Nanti kasih ke Kiara ya Nay, bilang permintaan maaf dariku," pamit Rizky yang kemudian meninggalkan Nayla dan Kiara.
Nayla memanjangkan lehernya untuk memeriksa apakah lelaki itu benar-benar sudah pergi atau belum. Setelah melihat lelaki itu benar-benar pergi, wanita muda itu bernapas lega. Ibu kandung Kiara itu bergegas untuk mengunci pagar depan lalu membawa masuk putri semata wayangnya, dia meninggalkan bingkisan dari mantan suaminya di depan.
Satu jam telah berlalu, kedua orang tua Nayla akhirnya pulang ke rumah. Rita memungut sebuah bingkisan yang tergeletak di depan rumahnya. Wanita paruh baya itu memanggil sang putri yang tidak kunjung membuka pintu rumahnya yang terkunci.
"Ini dari siapa, Nay?" tanya Rita sembari memperlihatkan sebuah bingkisan itu.
"Dari Mas Rizky, Bu. Tadi dia ke sini sebentar," sahut Nayla.
Wanita paruh baya itu tampak menghela napas berat. Mereka tidak bisa memungkiri hubungan ayah dan anak itu, karena selamanya tidak ada hubungan mantan ayah atau mantan anak. Rita juga memastikan kondisi Nayla dan Kiara setelah bertemu dengan Rizky. Dia merasa kasihan kepada cucu kesayangannya itu yang masih trauma dengan ayah kandungnya sendiri.
"Ya sudah, jangan ajarin Kiara untuk membenci ayah kandungnya sendiri ya, Nay. Itu pesan dari Ibu," ungkap nenek Kiara itu.
Nayla mengangguk pelan lalu membantu ibunya yang membawa banyak makanan dari rumah saudaranya.
***
Hari demi hari Rizky lalui hanya untuk mencari pekerjaan. Tidak mudah mencari pekerjaan di umur yang sudah masuk kepala tiga ini. ApalagI dengan riwayat pekerjaan Rizky yang hanya sedikit menjadi bahan pertimbangan banyak perusahaan yang dia daftar.
Lelaki itu berusaha untuk menurunkan egonya dan mendaftarkan pekerjaan yang sebenarnya dia tidak merasa nyaman. Rizky masih tinggal dengan orang tuanya di rumah kontrakan, orang tuanya masih tinggal di sana untuk memberikan dukungan mental kepada putranya. Mereka tidak ingin putra sulung mereka merasa putus asa dan melakukan hal yang seperti kemarin.
Semangat yang membara di tubu Rizky adalah demi putri semata wayang mereka. Dia tahu beberapa hari yang lalu putrinya sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Ingin rasanya dia datang untuk menjenguk sang putri, tapi dia mengurungkan niatnya setelah tahu ada Baskara di sana.
"Besok Rizky ada panggilan kerja untuk menemui user, semoga saja kali ini Rizky lolos," ucap Rizky di hadapan kedua orang tuanya.
Orang tua Rizky sangat senang anaknya banyak perubahan setelah keluar dari sel penjara. Melihat semangat putra sulungnya itu untuk mencari sebuah pekerjaan semakin membuat kedua orang tua itu yakin, bahwa suatu saat anaknya akan rujuk dengan Nayla.
***
Malam itu Baskara tampak merenung di balkon rumahnya. Sudah tiga hari ini dia menahan dirinya untuk tidak mencari tahu tentang Nayla, lelaki itu menyibukkan dirinya dengan mengurus pekerjaan tapi hati kecilnya merindukan wanita yang sudah memiliki satu anak itu.
"Telepon saja kalau kangen," ucap Jiya yang melihat sang kakak sangat menderita.
"Tidak semudah itu Jiya," sahut sang kakak kepada adik satu-satunya itu.
Lelaki itu meneguk minuman yang ada di tangan kanannya. Satu-satunya alasan kenapa Baskara tidak menghubungi Nayla adalah tiga hari yang lalu dia kedatangan seorang tamu yang ternyata adalah mantan suami dari wanita yang sudah berhasil menerobos hatinya.
Baskara menceritakan kepada sang adik, bahwa lelaki itu mengatakan dia akan merebut kembali hati isti dan anaknya.
"Bagaimanapun juga, dia ayah kandung Kiara. Aku tidak akan pernah menggantikan posisi laki-laki itu di dalam darah Kiara," lirih Baskara.
Jiya menghela napas panjang. "Mas jangan terus menerus mengorbankan perasaanmu! Sekali-kali Mas harus berjuang demi kebahagiaan Mas Baskara sendiri," sahut wanita muda itu yang sedikit kesal karena salah satu sifat sang kakak.
Wanita muda itu heran dengan kakak kandungnya yang memilih lebih baik menderita asalkan melihat orang yang dia sayangi bahagia. Namun, untuk kasus ini Jiya yakin Nayla juga mempunyai hati yang sama dengan kakaknya. Mereka sama-sama saling tertarik satu sama lain. Dia melirik sang kakak yang terus meneguk minuman alkoholnya. Sang adik hanya menggelengkan kepalanya.
Jiya mengambil ponsel kakaknya yang tergeletak di atas meja. Dengan cepat jemarinya yang lentik selentik bulu matanya itu bergerak dan dengan tiba-tiba terdengar suara bunyi sering telepon.
"Jiya apa yang kamu lakukan? Kembalikan ponsel itu." Baskara mencoba untuk meraih ponselnya kembali.
"Jangan bodoh, Mas. Jangan menyakiti perasaanmu sendiri, kau layak untuk berbahagia dengan wanita yang memang kay cintai," ujar Jiya.
Mereka tidak menyadari bahwa Nayla sudah mengangkat telepon itu dari seringan pertama dan tidak sengaja mendengar percakapan kakak beradik itu
—bersambung—
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘