Menepati janji pada pria kaya raya. Harus menebus semuanya dengan menukar salah satu putrinya untuk menikah dengan CEO Terkenal seluruh dunia no 1.
Pria yang akan menjeratnya dengan pernikahan diatas kertas, melahirkan sang pewaris, selain itu ada rencana tersirat di balik pernikahan itu. Dan pastinya yang tidak diketahui oleh si wanita, ia dijadikan istri kedua.
Maaf jika ada sedikit Typo dan cerita nya kurang berkesan atau menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon utayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
...
Jangan tinggalkan jejak likesss, Voteee, gift, subscribe, bintang lima 🌟. Jangan terlalu pelittt❤️🥰😘
....
"Tuan Alister, aku-"
"Aku tidak butuh alasanmu, sekarang katakan padaku siapa pria itu...?" Tanya Alister, dengan suara yang tegas.
Nabilla hanya terdiam dan berpikir untuk apa Alister mempertanyakan mantan pacarnya itu. Atau jangan - jangan Alister...?
"Ayoloh tuan cemburu yahhh...?" Tanya Nabilla dengan meledek Alister yang kini melotot tajam padanya membuat Nabilla menciut.
"Katakan sejujurnya..?" Bentak Alister.
Mata Nabilla berkaca - kaca dan ujungnya menangis dengan kencang . "Jangan cegeng...! Katakan padaku!" Ujar Alister dengan sedikit lembut tidak seperti tadi.
"Dia mantan pacarku." Ujar Nabilla setelah menghentikan tangisnya.
Alister tersenyum sinis, seolah meremehkan.. "Aku pikir dia selingkuhan mu..."
"Dan kau perlu dengar, Aku tidak cemburu sama sekali, mau kau dekat dengan siapapun aku tidak peduli.. karena kau hanyalah istri kontrakku, jika kau sudah melahirkan anak kita bisa langsung cerai."
Degh!
Hati Nabilla seakan terpotek, bukan karena ia mulai mencintai Alister meski ia menikah kontrak dengan Alister tetapi pernikahan nya sangat sah di mata hukum dan agama. Apakah ia sanggup akan menjalani kisah rumah tangganya tanpa cinta.
"Kau dengar aku atau tidak...?!" Bentak Alister yang hanya menatap Nabilla melamun.
Nabilla hanya mengangguk.
"Sampai berapa lama pernikahan kontrak ini berlangsung...?" Tanya Nabilla tanpa basa - basi. Agar ia tahu, batas hubungan nya antara Alister dan dirinya. Ia tidak ingin berharap lebih lagi pada Alister untuk ia cintai.
"Sepuluh tahun."
"Whatttt!" Pekik Nabilla.
Alister mengerutkan keningnya, merasa heran dengan ekspresi Nabilla yang begitu terkejut.
"Kenapa..? Apakah terlalu singkat, atau terlalu lama..?" Tanya Alister dengan sedikit mendekati wajah Nabilla.
Nabilla yang tidak tahu, menoleh. Hampir saja, antara bibir mereka akan bertemu tetapi sayangnya itu tidak terjadi. Ia memilih menutup mulutnya dan membuat Alister hanya tersenyum jahil.
"Itu sangat lama, aku pikir cuma beberapa bulan.. aku ralat sampai sebulan saja lalu kita cerai. Bagaimana?" tawar Nabilla dengan senyuman manis nya dengan menatap wajah Alister yang datar.
"Memangnya kau mau menyerahkan mahkota mu untukku dalam waktu sebulan..?"
Membayangkan bagaimana Alister mengambil keperawanan nya saja membuat Nabilla merinding.. apalagi di sentuh pria saja tidak pernah, selama ia berhubungan kekasih dengan Aldo saja tidak pernah yang namanya kontak tubuh.
Nabilla menggeleng ketakutan.. Alister hanya tertawa kecil dalam hatinya.
"Rasanya aku ingin selalu menjahilinya.." Batin Alister dalam hati, tanpa ia sadari senyuman manis tersungging di bibirnya.
...........
Malam harinya.
Nabilla dan Alister sudah sampai di mansion pertama . Disaat mereka berjalan masuk ke dalam mansion, Alister betapa terkejutnya siapa yang kini berada di hadapan nya.
"Aw.." pekik Nabilla disaat tubuh kecilnya menabrak punggung Alister yang tiba tiba menghentikan langkahnya.
"Alister sayang kamu pulang juga.." Ujar Amelia dengan Dinda berdiri disampingnya.
"Momy kenapa bisa ada di sini..?" tanya Alister sedikit acuh.
"Mau apalagi jika bukan mengunjungi kalian dan juga momy memutuskan akan tinggal beberapa hari di sini bersama kalian."
"Okey.. terserah momy.." Ujar Alister yang kini mengandeng lengan Nabilla dan membawa istri nya itu masuk ke dalam kamar.
"Alister sayang, kamu seharusnya membawa Dinda ke kamar mu bukannya pembantu barumu.." Dengan menarik Nabilla yang tidak tahu apa - apa menjauh dari alister.
"Dan kau pembantu baru Alister bukan? Jadi kau ikutlah denganku." Ujar Amelia membawa Nabilla pergi menyisahkan Dinda dengan Alister disana.
"Alister tunggu aku, aku ikuttt!" Ujar Dinda menyusulnya, bergelayut manja di lengan Alister.
"Kau kembalilah ke kamar!! dan jangan ikutti aku..!" Bentak Alister, dengan menghempas lengan Dinda.
"Eittts... ada momy loh.. jika sampai momy tahu kita pisah kamar, momy akan berulah pada Nabilla ."
Menyebut nama Nabilla, Alister tidak mau berani menolak.. ia tidak ingin terjadi apa apa terhadap Nabilla.
"Tidak! Aku tidak mencintai nya!" Batin Alister dengan menggeleng.
