Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 15. Aku Harap Kau Mengerti
Gyeo Wool semakin jauh meninggalkan istana. Dia memang sengaja melakukan itu. Wool ingin merasakan keheningan untuk sesaat dan melepaskan diri dari segala kekangan Istana.
" Apa aku akan terus hidup seperti ini? Sebagai ratu yang bahkan tidak dicintai oleh rajanya. Apa benar aku sanggup untuk itu."
Wool bermonolog sambil terus memacu kudanya. Tanpa sadar ia semakin masuk ke dalam hutan. Wool melihat kesekeliling, ia mencoba untuk kembali dari arahnya datang tadi.
" Sial, sepertinya aku tersesat. Haishhh, bodoh!!"
Wool menggerutu dan memaki dirinya sendiri. Ia merasa lelah dan akhirnya memilih untuk turun dari kuda. Wool melihat sebuah sungai di sisi ia berhenti. Ia pun turun ke sungai untuk minum dan mencuci muka. Wool tambah terkejut saat melihat Si Hitam lari meninggalkan dirinya.
Tupak ... Tupak ... Tupak ...
Sebisa mungkin Wool mengejar namun jelas kuda tersebut lebih cepat dari dirinya. Wool mengumpat kasar. Hari ini dia benar-benar merasa sial.
" Bedebaah semuanya. Arghhhh mengapa hari ini aku sungguh sial. Mana aku belun pernah lagi masuk hutan ini."
Setelah merasa cukup istirahat Wool mencoba berjalan ke arah dia datang tadi. Ia mencoba mengingat-ingat namun pepohonan yang sama membuatnya bingung. Hari mulai gelap dan Wool belum juga bisa keluar dari hutan itu.
" Mati aku, apa aku benar-benar akan berakhir di sini. Dasar Hyeon sialan, lihatlah apa yang akan kulakukan padamu nanti jika aku berhasil selamat."
Wool terus menggerutu. Hingga ia tertidur karena saking lelahnya berjalan.
Di sisi lain, Dasom dan Kasim Ho puas menerima ocehan dari Hyeon setelah Hyeon mengirim prajurit untuk mencari Wool ke dalam hutan. Tadinya Hyeon ingin berangkat sendiri namun satu ucapan dari Da Eun membuat Hyeon urung.
" Yang mulia, hamba sungguh sangat sakit. Bisakah yang mulia menemani hamba."
Dasom dan Kasim Ho saling pandang saat mendengar rengekan Da Eun. Ingin rasanya keudanya memuntahkan isi perut mereka. Tapi mereka sebisa mungkin menahan rasa kesal itu. Sungguh dalam hati Dasom ingin meneriaki rajanya itu. Bagaimana mungkin Hyeon tega membiarkan ratunya beada di dalam hutan dan dia malah berada di kamar dengan sang selir.
Dasom semakin kesal dan khawatir saat du Ho pulang dengan tangan kosong.
" Apakah tidak ketemu?"
Du Ho menggeleng. Sepertinya ia harus membawa anjing istana untuk ikut mencari keberadaan ratu.
Sebenarnya Hyeon juga khawatir. ini sudah malam dan Wool belum juga ditemukan. Hyeon melihaat ke ra da Eun. Wanita itu sudah tertidur pulas, Hyeon kemudian beranjak dari sana dan keluar. Ia melihat pengawal ratunya tengah berbicara kepada Dasom dan Kasim Ho. Hyeon pun mendekat ke arah mereka, secara spontan ketiganya memberi hormat.
" Apa belum ditemukan? apa yang kalian bilang benar bahwa ratu menaiki Si Hitam? Jika itu benar Si Hitam pasti membawa ratu kembali. Dia sudah terbiasa bersamaku jadi dia tahu jalan untuk pulang."
" Maaf yang mulia, permasalahannya adalah Si Hitam kembali sendiri tanpa ratu."
" Apa?"
Wajah Hyeon seketika pucat.Sungguh ia tiak menyangka akan hal ini. Ia pun bergegas menuju kediamannya untuk berganti pakaian dan masuk ke dalam hutan. Tak lupa Dae Jung juga mengikuti sang tuan.
" Huuuh kenapa tidak dari tadi sih. Sudah malam begini baru panik. Telat!!"
Dasom memaki pelan, hanya dia dan kasim Ho yang mendengar. Sungguh Dasom amat kesal kepada rajanya itu.
" Dewa Langit aku mohon lindungilah ratu kami. jangan sampai terjadi apa-apa dengan beliau."
*
*
*
Hiyaaaa
Hyeon memacu kudanya dengan cepat. Ia menunggangi Si Hitam. Ia berharap Si Hitam bisa menunjukkan dimana wool berada saat ini.
" Apa yang wanita itu pikirkan, mengapa dia bisa berbuat ceroboh seperti ini. Menunggang kuda, bermain panah sekarang dia hilang di dalam hutan. "
Hyeon cukup mengenal hutan tersebut. Hutan belakang istana itu masih masuk dalam kawasan istana. sejak kecil Hyeon bermain disitu jadi Hyeon cukup tahu seluk beluk hutan. Namun bagi yang belum pernah masuk maka akan kesulitan keluar dari sana.
" Aku harap kamu baik-baik saja."
Hyeon terus masuk ke dalam hutan, bahkan dia meniggalkan Du Ho dan Dae Jung jauh di belakang. Hyeon terus mencar di kegelapan hutan sambil meneriakan nama Gyeo wool.
" Wool, dimana kau? Wool!! apa kau mendengar ku!!"
Tidak ada jawaban apapun, Hyeon terus berusaha untuk mencari. Ia berulang kali meneriakkan nama Gyeo Wool.
Karena tak kunjung mendapatkan tanda-tanda keberadaan ratunya, Hyeon akhirnya memilih turun dari kuda dan menuntun Si Hitam. Siapa tahu dengan berjalan ia bisa menemukan keberadaan Gyeo Wool.
Baru beberapa langkah, kaki Hyeon seperti menendang sesuatu. Pria itu kemudian berjongkok untuk melihat apa yang baru saja mengenai kakinya. Tampak di sana Wool tengah tertidur pulas di tanah bersandar pada sebuah pohon. Hyeon menghela nafas penuh kelegaan.
" Bagaimana kau bisa tidur sepulas ini di hutan yang menakutkan. Dasar wanita ceroboh. Bagaimana kalau ada binatang buas yang menyerang mu."
Hyeon menggelengkan kepalanya. Ditatapnya wajah Wool dengan seksama. Cantik, kata itu lah yang keluar dari bibir Hyeon. Ini kali kedua Hyeon memperhatikan wajah Wool saat tertidur. Bisa dikatakan wajah Wool ini cantik alami. Dalam keadaan tidur tanpa riasan Wool tetaplah memesona.
Hyeon kemudian mengangkat tubuh Wool. Entah wanita ini tukang tidur atau bagaimana, yangjelas Wool sama sekai tidak terbangun dengan ulah Hyeon.
" Awas saja jika kau tidur di sembarang tempat. Bagaiman jika ada pria yang iseng kepadamu. Kau tidur benar-benar seperti babi yang tidak bergerak sama sekali."
Hyeon menggelengkan kepalanya. Ia kemudian memacu Si Hitam dan kembali ke Istana.
tuplak ... tuplak ... tuplak ...
Suara langkah Kuda yang ditumpangi Hyeon terdengar oleh semua orang di pintu masuk hutan. Semua tampak lega saat melihat Hyeon kembali bersama ratu mereka. Pun dengan Dasom dan kasim Ho. Kedua orang tersebut bahkan sampai berpelukan dan menangis. Dasom hendak mengambil Wool dari gendongan Hyeon namun Hyeon menolak. Ia akan membawa Wool sendiri ke kediamannya. Tentu saja Dasom sangat senang. Dasom dan kasim Ho mengikuti keduanya dari belakang.
Hyeon meletakkan Wool dengan sangat pelan di tempat tidur. Ia membelai lembut wajah Gyeo Wool.
" Sebenarnya kau ini kenapa. Mengapa tiba-tiba melakukan semua itu? Apa ini gara-gara tadi pagi? Aku sungguh tidak menyalahkan mu. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi. Jujur aku bingung bagaimana harus bersikap kepadamu, ratu ku."
Entah mendapat kekuatan dari mana Hyeon mecium kening Gyeo wool. Ada rasa dalam hati yang tidak bisa ia jelaskan.
" Aku sudah berjanji tidak akan pernah mencintaimu. Aku harap kau bisa mengerti itu."
TBC
his knp sih ratu hrs punya niat merebut raja...knp enggak di cuekin aja jg pedulikan lagi...jual mahal gitu...