NovelToon NovelToon
Sistem Yang Merubah Nasib

Sistem Yang Merubah Nasib

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem
Popularitas:602.9k
Nilai: 4.3
Nama Author: @TomBayaha

Seorang petani miskin yang memiliki kehidupan yang keras disebabkan pandangan dan pola pikir manusia kebanyakan, yang lebih suka serta berpihak pada si kaya si kuat dan si hebat membuatnya harus tersisih dari pandangan dan penilaian masyarakat.

Seringkali rasa sakit dan penderitaan itu justru datang dari orang orang yang dikenalnya.

Namun semua berubah sejak dia beroleh sistem yang memungkinkannya untuk merubah nasib malangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @TomBayaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter _15 : Tamu terhormat

"Ding...!"

"Selamat tuan misi pertama tuan sukses, anda mendapatkan 10 Poin sitem.

Poin sistem yang anda miliki saat ini 100 Ps "

"Eh... perasaan belum buat apa apa aku sistem, sudah maen sukses sukses aja ini, baru aja habis minum kopi."

Melihat jalanan kosong Haris lantas melintas, menyeberangi jalan tesebut dan masuk ke jalan kecil desa menuju rumahnya, dia telah terbiasa berbicara dengan sistem sambil berkegiatan, tidak lagi harus berhenti dan diam seperti sebelumnya.

"Tuan lupa, teman tuan tadi telah meminta bantuan, agar dirinya yang memanen sawit dan tuan mengabulkannya, maka misi pertama tuan sukses, dia sebenarnya sangat butuh pekerjaan tersebut walau anda menganggapnya hal yang biasa saja."

"Iya juga ya sistem...! Aku masih ingat betul bagaimana di hari hari yang lalu, aku seringkali saat sedang butuh butuhnya pekerjaan, orang ketawa aku ikut ikutan ketawa padahal hatiku sedang menangis, pikiranku selalu berjalan, bagaimana caranya dalam setiap kesempatan bicara termasuk dalam canda tawa itu, terselip manfaat berupa peluang untuk aku beroleh pekerjaan, sebab di rumah beras sudah habis anak nangis minta jajan, uang ngak ada minjam ngak dikasih orang, ahhh...entahlah sistem."

"Ya jadikanlah itu sebagai nasehat diri tuan, agar tuan lebih peka terhadap orang lain."

"Aku lama lama geli nengok kau sistem."

"Kenapa tuan?"

"Ya... Kadang kadang kau udah bijak kali kedengarannya, seperti orang tua yang ngasih nasehat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, kadang kau manis pulak kedengarannya macam anak gadis baru mium teh manis, apalagi waktu kau cerita soal duit... ha.ha.ha.hahahh."

"Ah tuan... kalau bercanda memang bisa buat ketawa sistem aja."

"Ha... ha... ha...hahhah entah apalah amalku dulu yang berterima, sehingga aku bisa jumpa dengan kau sistem."

"Kesabaran barangkali tuan."

"Ya, mungkinlah sistem."

"Tuan dirumah tuan ada tamu terhormat maka harap tuan bijak melayaninya."

"Siapa ya sistem?"

"Tuan akan tahu nanti."

Segera Haris sampai ke rumahnya dan masuk kedalam

"Assalamu 'alaikum."

"Wa 'alaikum salam"

"Diana istrinya berdiri membeku, seolah menutup jalan."

"Iya minggirlah dek kasih jalan, abang mau lewat ini."

"Bang....! mamak datang bang "

Raut wajah Diana pucat terlihat panik dan was was, dia tahu betul seperti apa rasa kecewa suaminya pada keluarganya, sehingga Diana khawatir terjadi masalah dengan mereka, bagaiamanapun ibunya adalah wanita yang melahirkan dan mengantarkannya ke dunia ini."

" Eh...minggrlah biar abang salam ibu'..!

Diana terkesiap dan meminggir secara reflek

"Kapan datang bu?"

Tanya Haris beramah tanah sambil menyalam dan mencium tangan ibu mertuanya

"Baru aja Ris.. itu ada lemang ibu bawa Ris".

"Ouwwhhh.... mantap lemang nih, dek kupaslah dari bambunya, bikin di piring dah lama ngak makan lemang, apalagi masakan ibu pasti enak."

Diana kemudian tersenyum apa yang dia khawatirkan tidak terjadi, pada dasarnya suaminya selalu hormat pada orang tuanya, tetapi memang orang tuanyalah yang selalunya tidak menghargai suaminya itu, namun ternyata suaminya tidak membalas semua itu, seolah itu semua tidak pernah terjadi dan dia patut bersyukur punya suami yang baik seperti Haris.

"Oh iya bentar ya bang adek kupas."

Ibunya tercengang melihat keluarga Haris, cucunya dia lihat punya anting anting dan cincin emas, puterinya pula punya kalung emas besar dengan mainannya dalam bentuk uang logam emas yang cukup besar, dia cukup tertegun dan merasa bahwa puteri dan anak menantunya ini, bukan lagi seperti yang dia kenal dahulunya, mereka tampak banyak uang sekarang.

Tiba tiba Fauzan datang.

"Bang Haris .... bang Haris....!"

"Ada apa zan....?"

"Ini bang toke sawit yang biasa muat sawit orang pak Samsul kan datang, jadi dia nanya mau di jual kemana sawitnya bang?

Kalau bisa katanya sama orang itu ajalah, biar sekalian dimuat ada juga sawit pak saleh satu mobil Pick up di dekat sawah sana, jadi kubilang tunggu kutanya sama bosku dululah pak, gitu tadi kubilang bang, gimana menurut abang?"

"Tapikan belum siap Zan..? apa mau orang itu nunggu.?"

"Katanya mau bang..! lagian sudah hampir separuh siap ku panen bang dan lagi katanya anggota bongkar muatnya siap bantu kita sekali ini biar cepat bang, untuk besok besok dikasih tahu orang itu kapan waktunya panen, biar ngak nunggu nunggu lagi seperti sekarang waktu orang itu datang."

"Oh.... sudah paten kalilah itu, ligat juga kau kerjanya ya Fauzan, berarti kalau ada yang jual kebun sawit lagi kasih tahulah sama abang biar kita beli lagi, biar banyak kerjamu banyak pula uang masukmu."

"Oke bang...! jadi ini, ku oke kan aja sama orang itu bang?"

"Oke kanlah, apalagi?"

"Mantap bang"

"Mau kau lemang Zan?, ada lemang ini, dibawa ibu abang, enak lho..!

"Nanti ajalah bang, mau kerja lagi."

"Sudah makan aja dulu, sepotongpun jadilah."

"Oh iyalah bang, oh lagi ada tamu orang abang?"

"Ibu ini Ris, mamak kakakmu."

"Oh, iya. bang..!

Bu' baru datang bu'..!"

Fauzan beramah tamah dengan mertua lsi Haris.

"Iya nak..! makanlah lemangnya..."

"Iya bu', ini mau dimakan."

Setelah memasukkan sepotong lemang ke mulutnya, Fauzan pamit pergi.

"Udalah ya bang, cabut dulu aku nanti nunggu pulak orang itu, bu' pergi dulu ya bu' kak Diana...!!"

"Oke Fauzan.."

"Iya jawab Diana dan ibunya bersamaan."

Ibu mertua si Haris bingung dengan semua interaksi di depannya, apa puterinya sudah punya kebun sawit? karena tidak mau penasaran lalu dia memutuskan akan menanyakannya tentang kebenarannya, kedatangannya kali inipun sebenarnya juga karena rasa penasaran, sebab ada berita yang sampai ke desanya, kalau si Haris menantunya sedang membangun rumah lumayan besar, informasi itu tersebar di desanya oleh seorang wanita yang berasal dari desanya yang juga menikah dengan teman sekampung si Haris.

Setelah dia datang dan bertanya pada puterinya ternyata kabar itu benar adanya, bahkan dia lihat sendiri bagaimana rumah itu sedang di kerjakan.

"Ris kelen baru beli sawit ya.?

mertua Haris bertanya

"Iya buk, itu kebunnya yang pohonnya masih berbuah pasir yang dibelakang dan samping rumah yang dibangun itu lhp bu"

"Itu kebunnya yang dekat itu? berapa hektar Ris, berapa di beli?"

"Cuma 2 hektar kok buk, harganya 200 juta."

"Oh... banyak duit kelen berarti ya, kenapalah kelen ngak pernah datang kerumah, sudah lupa kelen sama mamak kelen yang tua ini."

"Ngaklah mak, sebenarnya kami mau datang hari ini, tapi mamak sudah terlanjur datang duluan."

Diana menjawab ibunya.

"Pokoknya ibu ngak mau tahu, ibu mau bermalam di rumah ini, besok kita sama sama ke rumah, ayahmupun sudah rindu sama cucunya

Melihat kekerasan tekad ibunya Diana melihat ke arah Haris, " Gimana bang?"

"Gimana apanya lagi? ayah sudah rindu sama si Nurul, pigilah kita."

Diana begitu senang mendengarnya, karena dia juga sudah sangat rindu kampung halamannya, kemiskinannya selama ini melarang dia untuk bisa pergi ke desanya dan kemiskinan itu pula yang mencegahnya untuk bisa diperlakukan dengan baik disana, seperti masa kecilnya dahulu.

Dia menjadi sangat emosional, perlahan air matanya tumpah.

Mertua si Haris setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya sudah pergi menggendong cucunya dan pergi melihat lihat rumah yang sedang dibangun dan kebun sawit yang membuat dia kagum tersebut.

Perlahan si Diana tersungkur dan menangis dengan suara sesak karena di tahan.

"Dek... dek..... kau kenapa dek...?

"Bang terima kasihlah ya bang, abang masih baek sama mamak, setelah apa yang telah kita lalui selama ini, terima kasih ya bang, malu adek sama abang atas apa yang sudah abang alami, oleh perbuatan saudara adek, maafkan adek ya bang."

Diana terus berucap dengan kata yang sama terus menerus berulang ulang, dengan raungan yang ditahan dan suara yang diredam agar jangan sampai ibunya mendengar, sehingga membuat dadanya sesak badannya lemas dan bibirnya bergetar.

"Dek.... jangan beginilah, kalau begini sama saja adek menyiksa diri sendiri, bagaimanapun ibu adalah mertua abang juga, cuma ibu yang bisa melahirkan sosok wanita lembut dan penuh kesabaran serta pengertian sepertimu, engkaulah semangat abang selama ini, bidadari hati abang, yang memberikan abang kekuatan dalam menghadapi semua badai gelombang hidup ini, wanita lain tidak bisa melahirkanmu, ibulah yang melahirkan mu untuk menjadi istri abang, lalu bagaimana mungkin abang sanggup membenci ibu yang begitu berjasa seperti itu?"

"Baaaaaaaannngg........!"

Kali ini Diana tidak sanggup lagi membendungnya, dia berteriak kencang dan memeluk suaminya.

Semua orang sekitar rumah mendengar suara itu, termasuk ibunya yang sejak tadi sudah ada lagi di depan pintu hendak masuk, ibunya mendengar betapa besar rasa bersalah di hati puterinya, atas semua dosa yang mereka lakukan selama ini terhadap Haris.

Mertua Haris berbalik menjauhi pintu yang sedianya tadi akan dia masuki itu dan dia menutup mulutnya dengan selendang cucunya yang dia gendong.menahan suara tangis penyesalannya.

Diana sudah damai hatinya dan Haris mencium dengan lembut, kening wanita yang telah banyak memberikan ketenangan dan kesabaran baginya itu, wanita yang merupakan teman seperjuangannya dalam mengarungi suka dan duka kehidupan ini.

Perlahan semua badai di hati Diana berlalu, untuk sesaat dia tidak mau lepas dari peluk dan cium suaminya trcinta.

Apa yang tidak kedua orang ini tahu adalah bahwa teriakan yang begitu kencang di hari siang bolong itu, telah memicu cerita berbeda di luar, seperti cerita Si Dame dan si Bambang anggotanya.

"Isshhhhh..... parah kalilah memang si Haris itu, siang siang bolong begini, mertuanya lagi datang bertamu, ditekannya pulak biniknya sampek menjerit dengar orang sekampung gitu.

Tengoklah hah sampek balik ibu tuh, padahal tadi sudah mau masuk, tapi dengar orang menjerit dari dalam balik kananlah pulak, memanglah si Haris ini.."

"Iya ya bang Dame..! ngak nyangka aku, bang Haris nampaknya aja selow bawaannya rupanya hmmmmm.... ngeri juga ha..ha..ah..ahahah."

"Eh tahan suara kau Bambang, nanti di pecatnya kau ngak boleh lagi ikut kerja, ngak bisa kubela kau."

"Iya bang maaf bang, tapi tengoklah bang sampek ngak jadi masuk ibu mertuanya bang Haris."

"Husshhh... udah udah, lihat sudah nengok ibu itu kemari, jangan ceritai lagi.

Para tukang itu berfantasi dengan pikiran mereka sendiri dan tertawa geli dengan persangkaan bodoh mereka sendiri.

1
Wawan Setiawan
kg jelas cerita nya
Rivan Zuhri
sambil rokokan
Fathana
giliran kita kapan pak direktur😀😀
Zafrullah Effendy
ceritanya bagus dan kuharap tidak sampai putus di tengah jalan seperti cerita2 lainnya, dimana pembaca udah suka, eh tiba-tiba gak nongol lagi
Anonymous
Luar biasa
Choky Ritonga
ayah sasmita kontolllll !!!
vina matullesy
emang rasanya gimana di madu.... apakah senikmat minum madu murni
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Sebenarnya mertuanya haris itu ikhlas nggak ngasih lahan untuk haris menantunya terus kalau nggak ikhlas kenapa dikasihkan
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Yang Sabar ya Haris percayalah haris hukum tabur tuai itu ada yang udah tega sama kamu nanti juga dia dapat karmanya sendiri sesuai apa yang orang itu udah perbuat🙏
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Ya Allah Kasihan Haris Udah capek2 menggarap kebun dan udah menanami nya giliran udah jadi dan udah ada tanamannya dan tinggal metik hasilnya malah dijual sama mertuanya, tega banget ya mertuanya haris 😭🙏
Aldo Marvel
toke apa artinya lek ku
Aldo Marvel
batak sekali bah novel nya 🗿
helminst
Luar biasa
Catur Warsono
Lumayan
ahmad sudrajat
Luar biasa
dadun
berasa di siantar medan🤔😁
anggy tabitha
istri tolol, menjerumuskan suami.
yang ada ntar suaminya sakit hati dgn ide istrinya.
istri kok dgn sengaja mengundang masalah.
Minus Muhadi
kok cerita endingnya jd begini...kpn bisa ketemu sm MIYABI DI JEPANG
Minus Muhadi
hahahaha gw bilang jg apa...selama ini SISTEM CUMA KASIH DUIT DUIT DAN DUIT...MANA HADIAH SKILL ILMU PENGOBATAN...HAHAHAHA bwt apa bnyk DUIT klu hidup ITU MENDERITA krn PENYAKIT...DUIT DUIT... DUIT DUIT tdk selamanya orang hidup senang dan bahagia...yg ada tambah sakit krn kebnykn DUIT
Ali Wafa
justru bagus lah dua lebih lagi 3 atau 4 seru deh😂😂😂🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!