NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:379.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Patah Hati

"Nimas aku sudah pesankan makanan untukmu dan juga Bibi. Aku langsung pergi, ya. Besok kalau kamu nggak lagi capek atau lemes gitu, kita ke rumah orang tua kamu, ya. Kita bawa sekalian mereka ke sini untuk menyaksikan pernikahan kita."

Raut wajah Nimas ketika berubah, ia menatap ke segala arah karena ia begitu takut dengan reaksi yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Kalaupun memang Shaka ataupun dirinya tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ia sedang hamil, pasti orang tuanya juga akan bertanya-tanya kenapa pernikahan ini begitu mendadak hal itu pasti akan mengundang tanya di kepala mereka.

"Jangan pikirkan reaksi mereka, kamu akan takut sendiri jika membayangkan. Kita jalani saja. Sebelum kita ke rumah orang tua kamu besok, nanti malam akan aku sempatkan untuk ngajak kamu ke rumah, ya. Aku kenalkan sama Mama, Papa. Mereka harus tahu bagaimana calon wajah menantunya."

"Terserah kamu saja Shaka. Bukankah aku harus menuruti apa kata kamu untuk mengurangi beban kamu, kan? Aku percayakan semuanya sama kamu."

"Bagus, calon istri yang baik. Kalau begitu aku pergi dulu, ya. Jangan lupa hubungi aku kalau ada apa-apa."

Shaka berjalan cepat menuju mobil. Matanya sudah tidak sanggup lagi untuk tidak berkaca-kaca, sejak tadi ia menahan tangis saat bicara dengan Nimas karena mengingat ia harus menikah dengan seseorang yang bukan kekasihnya.

Bukan menyesal, Shaka tidak menyesal mengambil keputusan ini, tapi biar bagaimanapun ia adalah manusia biasa yang pasti punya rasa sedih dan sakit hati. Tidak normal jika Shaka tidak sedih meninggalkan kekasihnya yang selama dua tahun ini menemani harinya. Menangisi situasi ini bukan berarti ia menyesali dengan keputusan yang ia ambil.

"Ayo kuat! Kamu harus kuat Shaka, tidak bisa kamu menangis seperti ini terus. Sakit hati boleh, tapi jangan menangis, jangan tunjukkan pada siapapun, jangan membuat siapapun merasa bersalah dan jangan membuat Raisa juga berat melepas kamu. Dia berhak bahagia dengan yang lainnya."

Mengingat nama Raisa membuat Shaka ingat bahwa hubungannya dengan gadis itu belum usai. Terakhir kali berkomunikasi, mereka bertengkar dan Raisa tetap kekeh pada pendiriannya. Akan meneruskan hubungan ini di belakang Nimas ataupun secara terang-terangan. Yang paling diingat oleh Shaka adalah Raisa tidak ingin meninggalkannya, tapi ia harus membuat Raisa meninggalkan dirinya saat ini juga. Ia harus menyelesaikan hubungannya dengan Raisa secepatnya. Tidak akan baik jika dibiarkan terus menerus menggantung seperti ini.

Shaka akhirnya memutuskan untuk ke rumah Raisa. Siap tidak siap ia harus siap menyelesaikan hubungan asmaranya dengan Raisa. Pasti ini menyakitkan untuknya, tapi akan jauh lebih menyakitkan jika ia tetap meneruskannya.

Lagi pula Shaka tidak ingin terikat dengan wanita mana pun saat sudah menikah nanti. Lebih baik sakit hati sekarang dari pada nanti. Meskipun sebenarnya, Shaka bisa saja menuruti apa kata Raisa. Menikah tanpa menyentuh Nimas dan tetap melanjutkan hubungan. Namun, ia tak mau melakukan itu. Jika ia melakukannya, maka ia menyakiti dua orang sekaligus dalam satu waktu. Lebih baik saat ini ia menyakiti dirinya sendiri dan juga Raisa dari pada harus menyakiti dua wanita yang berhak bahagia.

Hanya dengan satu kali pencet bel, pintu terbuka dengan lebar. Rupanya Raisa sendiri yang membukanya. Ia nampak cantik dan rapi. Meskipun berpakaian ala anak kampus, kecantikan Raisa tak tertutupi oleh pakaiannya.

"Mau ngampus?" tanya Shaka basa basi.

"Iya. Kamu kemarin ke mana aja? Aku telepon nggak diangkat, Mama kamu sampai telepon aku, ngiranya kita barengan. Kamu ke mana?"

"Aku ada urusan, Raisa. Kamu, kan tahu ada yang harus aku lakukan."

"Apa? Rencana konyol kamu yang akan menikah Nimas?"

"Aku tahu kamu pasti tidak terima dan sakit hati dengan keputusan aku dan aku memaklumi itu. Respon yang kamu tunjukkan itu sangat wajar, karena kamu mencintai aku, begitupun aku Raisa."

"Kalau kamu cinta sama aku kenapa kamu ingin menikahi Nimas? Kenapa kamu kemarin juga menghabiskan waktu sama Nimas. Aku tahu kamu tidak di kantor, sama siapa lagi kalau bukan wanita benalu itu."

"Kamu tahu apa alasannya tanpa aku jelaskan. Sudah Raisa, aku lelah jika harus terus berdebat mempersoalkan hal yang sama dengan banyak orang. Aku cape. Aku ke sini cuma mau bilang, kalau hubungan kita harus selesai sampai di sini. Aku akan segera menikah dengan Nimas. Kamu harus mencari kebahagiaan kamu sendiri. Kita berjuang bersama untuk kebahagiaan kita dengan jalan dan cara yang berbeda. Aku harap kamu ikhlas."

Shaka berusaha menekan air matanya agar tak keluar. Ia tak mau menunjukkan kesedihan di depan Raisa, itu hanya akan membuat Raisa semakin tidak mau berpisah dengannya dan semakin berat melepasnya. Ia harus bertindak pura-pura kuat, tegar dan seakan tidak memiliki rasa lagi dengan Raisa. Agar gadis itu benci dirinya dan melupakannya.

"Sumpah! Kamu jahat banget Shaka sama aku," tutur Raisa dengan mulut bergetar.

"Aku sayang sama kamu. Tapi Tuhan tidak mengizinkan kita bersatu. Maafkan aku Raisa. Kita harus mencari jalan masing-masing. Ini hanya soal waktu, kamu pasti bisa. Kita pasti bisa. Aku pamit. Aku berharap kita akan bertemu lagi suatu hati nanti. Dengan kebahagiaan kita masing-masing."

Shaka pamit undur diri tanpa mengucapkan apapun lagi. Ia menganggap kalimat panjang itu adalah kalimat terakhir perpisahannya dengan Raisa.

Shaka bersikap acuh saat saat laju air mata Raisa semakin deras. Ia meninggalkannya begitu saja. Tentu saja hal itu ia lakukan untuk kepentingan mereka juga. Jika menuruti kata hati, Shaka ingin sekali membawa Raisa dalam pelukan untuk yang terakhir kalinya. Tapi jika ia melakukan itu, maka sama saja ia memberi kesempatan dan harapan bagi Raisa untuk menjalin kebersamaan mereka.

Jangan tanyakan hati Shaka sekarang. Tidak ada yang lebih sakit dari hari ini. Hal yang mustahil jika Shaka tidak menagis apalagi sakit hati. Namun, Shaka berusaha kuat untuk bersikap dewasa, ini adalah yang terbaik bagi keduanya. Semua berhak bahagia dengan jalan masing-masing.

***

"Iya, Bu. Mungkin besok akau akan pulang kampung kalau nggak ada kendala. Aku juga akan bawah calon suamiku yang berada di sini. Dia berniat ingin menikah denganku dalam jarak dekat. Kesannya memang terburu-buru, hal itu terjadi karena dia juga mau ada kerjaan di luar negeri dalam waktu lama."

"Ya udah aku cuma mau bilang itu aja kok, Bu. Sampaikan ke Ayah, ya nanti. Aku mau lanjut kerja lagi."

Terpaksa Nimas melakukan kebohongan diawal. Ia melakukan ini agar tak lagi menjelaskan nanti saat bertemu. Hal itu pasti akan lebih sulit di lakukan dari pada saat di telepon seperti ini.

Sejak kepergian Shaka tadi, Nimas tak henti mengalirkan air mata. Begitu banyak yang ia pikikan. Kepergian Bryan, keadaannya, mentalnya, semua terasa di babat habis oleh ujian yang menimpanya.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!