Meminjam Rahim Adikku

"Aku tahu jika ini bukan masalah sepele,tapi aku nggak mau jika suatu hari nanti Mamah yang akan mendengarkan semua perkataan kasar tentang Abang yang keluar dari mulut Bu Seli dan teman teman bahkan mungkin seluruh keluarga Kak Mayra"

"Tapi tetap saja Dek,Abang tidak bisa.Mana mungkin Abang menghancurkan masa depan Adek Abang sendiri?"

"Tapi kita tidak akan berhubungan badan Bang,dan itu cukup aman untukku nantinya"

Ardi hanya terdiam,begitu bimbang untuk mengambil keputusan.Disatu sisi dia tidak mau menghancurkan masa depan adiknya namun disatu sisi juga dia tidak ingin jika apa yang terus didengar oleh Realyn akan sampai ditelinga sang Mamah yang teramat dia sayangi meski pun bukan ibu kandungnya sendiri.

Namun kasih sayang Putri pada Ardi mengikis jarak dan batas antara anak dan ibu sambung itu.Bahkan meski sudah mengetahui statusnya

Ardi tetap memilih tinggal dengan Putri dan Reza dari pada ikut dengan kedua orang tuanya yaitu Erika dan juga Doni yang sudah sejak lama menetap diluar negri.

Bahkan tidak cuma Realyn,Ardi juga memiliki adik lain yang berjenis kelamin laki laki yang dia dapat dari orang tua kandung nya.

Ardan,putra kedua Erika dan Doni yang kini tengah menjabat sebagai CEO di perusahaan sang ayah karena Ardi lebih memilih menjalankan perusahaan nya sendiri.

Bahkan Ardi juga menolak untuk meneruskan perusahaan Reza karena merasa tidak pantas.Bukan hanya itu Ardi yang sejatinya begitu mandiri benar benar ingin mendirikan usahanya sendiri.

Dan itu kini terbukti dengan majunya perusahaan kecil yang dia rintis sejak masa kuliah dulu ini sudah memiliki gedung kantor sendiri dan tidak lagi menyewa seperti waktu pertama kali dirintis.

Namun nampaknya kesuksesan materi saja tidak cukup.Dia terus dianggap jadi manusia gagal hanya karena belum memiliki keturunan.

*

*

*

Dengan perasaan gamang Ardi pun akhirnya menyetujui untuk melakukan inseminai itu pada Realyn.

Kini kedua adik Kakak itu tengah berada diBandara untuk pergi kesalah satu negara yang akan membantu melaksanakan proses inseminasi itu.

Keduanya terpaksa pergi keluar negri demi menjaga agar kedua orang tua mereka tidak mengetahui apa yang anak anak mereka lakukan.

Ardi terus saja menggenggam tangan Realyn demi menetralkan perasaan nya yang tengah berkecamuk dan begemuruh hebat.

Bagaimana bisa dia menyetujui hal gila ini.Namun bayangan sang Mamah dengan raut wajah sedih juga tak mampu Ardi tahan.

Dia begitu menyayangi sang Mamah,namun apa tindakan nya juga dibenarkan?tentu saja tidak namun seolah menemui jalan buntu yang pada akhirnya Ardi memutuskan masuk kedalam sebuah keputusan yang akan membuatnya menyesal seumur hidupnya.

Setelah menempuh waktu belasan jam dalam perjalanan Ardi dan Realyn pun kini tiba dinegara yang akan menjadi saksi bagaimana kakak beradik itu akan menjadi orang tua untuk seorang calon bayi nantinya.

Dengan terus menggandeng tangan Realyn Ardi memasuk sebuah hotel bintang 5 yang akan mereka tempati untuk waktu yang cukup lama.

Sekitar satu sampai dua minggu keduanya akan berada disana dan akan pulang setelah Realyn dinyatakan positif hamil.

"Istirahatlah,besok kita akan kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan"ucap Ardi lirih saat mengantarkan Realyn kekamar yang akan dia tempati.

"Abang juga istirahatlah"

"Mmm"

Ardi pun meninggalkan Realyn dikamar itu dan dirinya sendiri pun beranjak menuju kekamar yang akan dia tempati.

Kamar yang ada tepat disamping kamar Realyn saat ini.Realyn menatap sendu punggung Ardi yang nampak begitu lesu dan tidak bersemangat.

Realyn tahu jika kondisi Ardi saat ini tengah tidak baik baik saja.Bukan hal yang mudah untuk keduanya memutuskan hal ini.

Namun jika taruhan nya kebahagiaan keluarga apa lagi kedua orang tua mereka maka ini semua harus segera diputuskan.

*

*

🌸🌸🌸