NovelToon NovelToon
Kau Lupa Anak Istri

Kau Lupa Anak Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Tamat / Suami Tak Berguna
Popularitas:570.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Kartika Sari, di tinggal suaminya sejak pernikahannya yang baru berjalan enam bulan. Terlebih, saat itu Kartika baru mengandung tiga bulan.

Alasan ekonomi yang membuat Kartika merelakan suaminya pergi. Namun, tidak disangka bagi Kartika bahwa suaminya tidak pernah memberi kabar.

Hari berganti bulan, bahkan tahun. Angga tak kunjung pulang.

Kartika harus membesarkan anaknya seorang diri, walaupun dalam keadaan sulit. Hingga Jenita berumur enam tahun Kartika mencari Angga suaminya di rantau orang. Namun kenyataannya suaminya telah menikah lagi.

Akan kah Kartika mempertahankan rumah tangganya? atau justeru sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Demi menghargai Devan, Kartika duduk di samping pengemudi. Keduanya merasa canggung beberapa saat saling diam.

"Kamu"

"Bapak"

Keduanya ingin berucap. "Hehehe... kamu dulu" cicit Devan.

"Bapak dulu" Kartika pun ikut tersenyum. Devan melirik sekilas. "Cantik!" monolog Devan.

"Kamu kenapa bisa berada disini? tadi ada yang lapor kepada Bu Diana, kamu keluar dari pabrik saat bekerja tanpa izin?" Devan mulai bicara serius, netranya melirik Kartika sekilas kemudian kembali fokus menyetir.

"Kesasar" jawab Kartika asal.

"Bukan begitu masalahnya, Bu Diana menemui saya, saya diminta memberi SP 1."

"Deg.

Kartika menoleh cepat, bingung entah mau bicara apa, ingin jujur tidak mungkin, saat ini belum bisa menabuh genderang perang dengan Bu Diana. Kartika menarik nafas berat, diam membisu menatap jalanan.

"Sebaiknya kamu jujur Tik, agar saya bisa menjelaskan alasanmu kepada Bu Diana, demi tugas saya sebagai HRD harus profesional, walaupun kita bersahabat." kata Devan bijaksana.

"Maaf Pak, saya pasrah, apa yang akan bapak lakukan, saya mengaku salah, jika memang saya harus dipecat, saya akan terima konsekuensinya."

And**ai anda tahu Pak Devan, jika pria yang menculik saya tadi bos Bapak sendiri.

Devan menggeleng lemah, sebenarnya bukan itu jawaban yang ingin di dengar. Devan jelas tidak tega jangankan memecat Kartika, memberi SP saja rasanya berat.

"Tadi Sekar menemui saya, katanya kamu di bawa pergi seorang pria, hingga sore kamu tidak memberi kabar." ada raut kecewa dari mimik wajah Devan.

"Bukan siapa-siapa kok Pak, pria itu hanya teman." ucap Kartika. Tidak ingin Devan bertanya lagi.

Mereka pun terdiam, untuk mengusir kegugupan, Kartika merogoh handphone dari dalam tas, yang dari tadi siang tidak dia check. Banyak sekali notifikasi masuk. Dari Sekar, dari Devan, dari Mbak Nana.

Dan satu lagi yang membuat dahinya berkerut, ada notifikasi dari nomor yang tidak dikenal.

"Kartika... Maafkan aku, sungguh aku masih sangat mencintaimu, aku ingin kita bicara dengan kepala dingin. Jika kamu ada waktu, aku akan jelaskan semuanya. I love you."

Kartika menutup handphone kembali, tidak berniat membalas. Darimana Rangga bisa mendapatkan nomor handphone miliknya, padahal tidak ada yang tahu nomor telepon nya selain Sekar dan Devano.

Devan tidak bicara lagi, ada rasa tidak ikhlas di hatinya, karena Kartika pergi dengan pria entah siapa orang nya. Jujur Devan mengagumi Kartika sejak pertama kali bertemu.

Ditambah lagi sebagai single parent, Kartika bisa membesarkan anaknya hingga tumbuh menjadi anak yang cerdas. Sungguh wanita yang luar biasa menurut Devan.

"Pak Dev, tahu darimana? kalau saya ada ditempat tadi?" Kartika memandang Devano yang sedang fokus menyetir.

"Check gps" sahutnya singkat. Devan kembali diam hingga sampai di depan Rumah Mbak Rumi.

"Terimakasih Pak, bapak nggak mampir" Kartika turun dari mobil menatap Devan yang tampak diam tidak seperti biasa. Padahal biasanya selalu humoris.

"Lain kali saja, salam buat Jeni" jawabnya sambil berlalu tanpa menunggu jawaban Kartika.

********

Keesokan harinya, sampai di pabrik. Kartika mulai ke dapur sudah berpakaian seragam lengkap. Ia mulai mengenakan sarung tangan. Tiba-tiba dikejutkan tangan seseorang menoel pundaknya. Ia memutar tubuhnya cepat.

"Sekar? ngagetin tahu?" ucapnya cemberut.

"Hehe... kamu rajin banget habisnya, datang paling awal, membayar hutang karena kamu kemarin diculik ya?" Sekar menyikut pelan lengan Kartika.

"Oh iya. Siapa pria yang membawa kamu kemarin Tik? terus... kamu dibawa kemana? di apain?" todong Sekar, dengan berbagai pertanyaan.

"Kamu ini Se! bertanya satu-satu apa?" Kartika menarik bahan-bahan roti, di bantu Sekar, sebenarnya belum jam masuk kerja, tetapi tidak ada masalah bagi Kartika.

"Kalau sudah waktunya, nanti aku ceritakan semuanya Se," kata Kartika lirih hampir tak terdengar.

"Iya Tik, aku tunggu" Sekar menatap Kartika seperti ada masalah rumit terlihat dari wajahnya. Sekar tidak berani bertanya kembali.

Satu persatu karyawan yang berprofesi sama dengan Kartika berdatangan. Mereka mulai mengerjakan tugas masing-masing hingga jam 11 pagi.

"Kartika" panggil Mbak Nana yang baru datang bersama Bu Yoyoh berjalan mendekat.

"Saya Mbak, Bu Yoyoh" sahutnya mengangguk.

"Pak Devan memanggil kamu," titah Bu Yoyoh. sambil mencatat cara kerja karyawan hari ini, untuk dilaporkan kepada atasan.

"Sekarang Bu? tapi tugas saya belum selesai," Kartika menatap adonan yang belum kalis.

"Selesaikan dulu" Mbak Nana menyahut.

"Baik Mbak," Selesai membuat adonan roti, yang terakhir. Kartika menyerahkan kepada koki yang bertugas membakar.

"Se, aku menemui Pak Devan dulu, kira-kira aku di pecat nggak ya?" Kartika mendadak resah.

"Tenang saja Tik, kamu kan nggak melanggar aturan, aku pikir wajar kalau melakukan kesalahan hanya sekali. Aku yakin, Pak Devan bisa bersikap bijak" Sekar menyemangati.

"Palingan di pecat! dasar cewek centil! semua pria di layani. Kemarin asisten Pak Rangga, tempo hari bersama Pak Devan, bisa-bisa nanti Pak Rangga di ajak juga!" potong Adelia ketus.

"Heh! jaga tuh mulut! dasar nenek lampir!" Sekar yang menyahut.

"Ada apa, kalian ribut-ribut?" Bu Yoyoh yang sedang berputar memergoki perdebatan mereka langsung menghampiri.

"Tidak apa-apa Bu." pungkas Sekar.

Kartika tidak menyahut segera menemui Pak Devan, mereka tampak berbicara serius, entah apa yang mereka bicarakan "Ayo saya antar keruangan Bu Diana," kata Pak Devan.

"Baik Pak" Kartika membuntuti Pak Devan.

Tok tok tok. Kartika mengetuk pintu, walaupun pintu terbuka sedikit, rasanya tidak sopan jika langsung masuk.

"Sepi banget, Pak" Tika menoleh Devan di sampingnya.

"Masuk saja, pintu tidak dikunci ini" saran Devan. Sebelum kembali keruangannya.

Kartika mengangguk lalu meninggalkan Devan masuk kedalam.

Kartika sampai diruangan Bu Diana, tampak sepi. Kartika menelisik meja kerja Bu Diana. Sebuah jas hitam tersampir dikursi, jam tangan tergeletak di meja, sudah pasti barang tersebut milik Rangga. Sebuah bingkai fhoto Rangga yang tersenyum lebar, memeluk bu Diana dari belakang.

Kartika mundur dua langkah lalu bersandar, air matanya membasahi pipi. Dua tanganya terangkat menutup wajahnya, tidak kuat memandangnya. Belum hilang rasa sesak di dalam dada. Telinga Kartika sayup-sayup mendengar suara lenguhan seorang wanita.

Kartika membuka tangan, suara lenguhan semakin terdengar. Ia menoleh ke belakang tanpa Kartika sadari, ternyata dia sedang bersandar di daun pintu kamar.

"Mas Rangga... Ahh ahh ahh"

Kartika menutup mulut duduk lemas dilantai, tangisnya pecah. Namun ia berusaha agar tangisnya tidak terdengar.

Kartika menepuk-nepuk dadanya pelan, sesakit inikah? Bapak dari anaknya sedang meneguk secawan madu dengan wanita lain. Sedangkan dia dan anaknya harus menelan pil pahit, bertahun-tahun.

Kartika bersujud di lantai, tubuhnya bergetar, tangisnya semakin santer. Seiring mendengar irama dua manusia didalam kamar yang semakin memekakkan telinga.

Kartika berusaha bangkit, jalan tertatih-tatih dengan sisa tenaganya. Ia tidak menoleh lagi. Berkali-kali mengusap air matanya memesan taksi lalu meninggalkan tempat itu.

1
pecahan_misteri
apa sih Angga itu egois
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah ikut bahagia tour
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah semoga segera bersatu lagi mereka tour kasian jgn menderita trus Kartika dan Angga
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah aman Linda adalah teman bunda nya jeni
Hajjah Hartini Effendi
persatukan mreka lagi tour Tika dan Angga,, kasian
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bagus
Elok Pratiwi
tidak menarik .... tidak suka cerita dg karakter pemeran utama wanita nya lemah tidak punya pendirian
Hajjah Hartini Effendi
ternyata memang Angga suami Tika, tapi seperti nya Angga pura² tidak mengenal Tika

sedih banget, sabar y Tika
Misaza Sumiati
Diana yang nyulik
Misaza Sumiati
tinggalin aja Diana , tidak tegas rangga
Shaa Erahh
Luar biasa
Samaniah
kena pnyakit saraf kyknya🤣🤣🤣
Mama Gezkara
ayah kak othor
Mama Gezkara
kq bude kak... Tante dong
Martha Amelia Susanti
Bagus ceritanya, tapi ingin tahu cerita adiknya Jeni. sukses selalu ya Buna🙏🏼💐
Rajwaa Hafizhah
percuma lu nangis orang kek jin begitu udah jahat banget nyet
Tining Revi
ceritanya bagus dan ber urutan.
Dewi Kasinji
kalo itu bukan bukti cinta ngga ...tapi nafsu
Dewi Kasinji
enak banget ya si Angga ... ternyata si Kartika gampang banget luluhnya . si Angga kyk gak ada perjuangannya 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!