NovelToon NovelToon
Tirta Jayakusuma

Tirta Jayakusuma

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Tamat / kultivasi / pendekar / Fantasi Urban-Ultra-capable / system / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: joyokumo

Seorang pemuda yang rendah diri dan culun, namun baik hati. Mendadak mendapatkan warisan ilmu kanuragan yang luar biasa hebat, sehingga dia berubah menjadi seorang pemuda yang dikagumi banyak gadis.

"Tirta Jayakusuma" namanya. Dia berasal dari keluarga sederhana, mendapatkan Ilmu kanuragan ini dari tokoh sakti pada masa lalu pada jaman Mataram masih berdiri kokoh, yaitu Wasis jayakusuma, seorang Adipati Sakti. Sehingga menjadikannya seorang pemuda yang pilih tanding dan mumpuni dalam olah kanuragan.

Dengan ilmunya dia terlibat konflik-konflik yang seru dan mendebarkan dalam petualangannya bersama sahabat-sahabat setianya menyebarkan kebaikan dan membantu sesama.

Karena kebaikan dan kerendahan hatinya, dia terlibat dalam percintaan dengan beberapa wanita cantik yang berliku dan romantis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joyokumo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan keluarga

Karena kepulangan dua adiknya suasana rumah berubah ramai,, Setelah tadi sempat menggoda Iza, sekarang Irmansyah sudah ribut sama Levi adeknya.

Entah apa yang mereka ribut kan. Iza memang pernah mendengar kalo Irmansyah memang paling suka mengganggu adiknya, jadilah mereka ribut, karena levi suka marah marah kalo sudah mulai di ganggu.

Karena suara suara yang ribut sejak tadi,akhirnya pun membuat Tirta gak bisa tidur lagi .

"Viii.... Ir.... " teriak Tirta !. "Jangan ribut dong Mas belum tidur semaleman nih.."

Tirta segera bangun dari sofa. "Biasa kalo ketemu ribut melulu", gerutu Tirta..

Iza hanya senyum senyum saja mendengar keributan ini. "meriahnya rumah ini,, .Tidak seperti rumahku yang sepi dan tenang, apalagi setelah kepergian Kakak untuk selama lamanya, menambah sunyi suasana rumahku" batin Iza.

"Sudahlah Ta, biarin aja,, seru kok! nambah meriahnya rumah ini, gak kayak rumahku , sunyi senyap.

"Iya Iza, tapi emang Irman tuh usil banget sama adeknya! Kamu tadi juga sempat digoda juga kan?" tanya Tirta.

"Iya sih, tapi gak papa kok, seru aja" jawab Iza sambil tersenyum.

"Oh ya aku mau buat mie instan, dulu ya ," Tirta bangkit dan segera menuju dapur.

"Aku bantu ya!" Iza menawarkan diri sambil bangkit dari sofa dan mengikuti Tirta menuju dapur.

Ternyata Irmansyah dan Levi sedang ribut di dapur..

"Ini mas Tirta! Mi yang membuat Levi diserobot mas Irman," Lapor levi ke kakaknya

"Jangan gitu dong Ir , kamu kan bisa buat sendiri," jawab tirta sambil mencomot mi yang sudah jadi, Satu comotan,, Ehm .. enak Vi,, comot lagi.. Akhirnya levi tambah kesal

"Wah sama aja mas,,kamu ngabisin juga'" seru Levi jengkel

Irman tertawa tawa , nertawain levi.. Iza yang melihat semua ini tersenyum senyum saja , dia membayangkan, Alangkah bahagianya keluarga sederhana ini , penuh canda dan kehangatan.

"Sudah sini kakak Iza aja yang buatin Mie.. Iza menengahi nya.

"Ir,, ambil Mie di kulkas empat bungkus ya,, yang Mie goreng aja!". Tirta menyuruh Irman menyiapkan Mie nya..

Segera Mie instan diambil Irman dari kulkas..

"Kurang mas Mie nya!",, Irman mengeluarkan Mi dari kulkas, ternyata hanya tinggal dua bungkus saja,

"Vi ! beli mi instan goreng di warung bu Wiko ya!".. Tirta memberi perintah pada Levi,, biasa Si Bungsu ini kebagian disuruh suruh sama kakak kakanya, tapi memang si bungsu ini ringan tangan dan tidak banyak protes kalo disuruh..

"Uangnya mana mas?" tanyanya.

"Ini pake uang kakak aja" Iza memotong pembicaran mereka. Dia segera mengambil uang lembaran merah seratus ribuan dari dompetnya.

"Banyak banget kak uangnya,, mau beli berapa?" tanya Levi. Terserah kamu aja Vi , sepuluh bungkus juga gak papa, jawab Iza " sisanya belikan ice cream juga gak papa kok" lanjut Iza.

"Siap kak ! "

Segera levi dengan semangatnya menuju warung bu Wiko..

Beberapa saat kemudian, mereka berempat sudah menyantap mie goreng instan buatan Iza.

"Wah ,enak nih ,mmh,,,,, kak Iza sering sering ke sini ya"Irman mengomentari masakan Iza sambil makan.

Biasanya kalo makan si Irman ini gak selesai selesai bisa sampai dua jam gak selesai makannya, sebab makan nya sambil maen game ataupun chating sama temen temennya..

Tapi kali ini makan dia cepet banget, lebih cepat dari lainnya.

"Ir, cepet kali makanmu!, biasanya kamu paling lama!" Komentar Tirta

"Nyam nyammmn.. enak mas, buatan kak Iza enak!.. sering sering suruh maen kesini atau nginep sini sekalian!?"

"Hush,,, ngarang kamu, bisa dimarahin ibu dan pak Rt aku.."

Iza hanya senyum senyum sendiri mendengar percakapan kakak adik ini..

Tapi dia bahagia, masakannya walau sekedar mie instan dipuji Levi dan Irman.

Irman segera saja sudah habis sama sekali Mienya,, Kemudian dia mulai membantu Levi makan.. akibatnya

"Kak Iza, nih mas Irman ganggu lagi!.." teriak Levi

"Aku buatkan lagi ya Ir?!".. Iza segera menawarkan diri ,

"Ah jangan kak!" aku hanya godain Levi aja kok" Jawab Irman .

Setelah semua menghabiskan makanannya Levi segera mengeluarkan ice cream yang tadi dibelinya pake uang nya Iza

"Nih satu satu,, Levi membaginya, Tapi ketika sampai Irman, Dia tidak langsung membaginya, tapi malah dibukanya ice cream buat Irman , kemudian dijilatinya dulu..

"Vii.. wah levi curang kak Iza" seru Irman.

"He he he... mau nggak, kalo gak mau buat Levi aja". segera ice cream di serahkan dengan malas malasan ke Irman,

"Huh curang Levi". Seru Irman

"Siapa suruh tadi kamu ngambilin mi aku!" sergah levi.

Iza yang melihat keduanya ribut lagi hanya bisa tersenyum senyum saja..

Hari beranjak sore,

Ketika mereka asyik berbincang bincang , terdengar suara motor yang memasuki halaman.

" Ibu.". seru Levi.

"Assalamualaikum ,," begitu turun dari motor terdengar ucapan salam dari ibu,

Serempak mereka membalas salam ;"Wa alaikum salam"

"Eh ada tamu ya" sapa ibu rumah

"Temanya Mas Tirta ya?"tanya Ibu

"Cantik sekali!"

"Iya bu, saya Iza, temennya Tirta" jawab Iza sambil mengulurkan tangan menjabat tangan Ibu,

Ibu segera masuk, sedang Irman dan Levi segera membawa bawaan ibu yang di taruh di motor. Ibu memang suka belanja di pasar dekat kantornya, Hemat alasannya, harganya murah murah kalo di pasar tradisional.

***

"Mbak Iza satu kelas sama Tirta?" tanya Ibu, ketika mereka bersantai di ruang tamu,

Tidak bu, kami beda kelas,Jawab Iza..

"Jarang jarang lho Mbak, Tirta ngajakin temennya maen kerumah,, "

"Ini saya maksain Tirta kok Bu, buat kenalan sama keluarga Tirta"

"Iya mbak, Tirta itu pasif banget , dia jarang punya temen,, apalagi cewek..terang Ibu

"Oh gitu ya bu, berarti Iza yang pertama maen kesini? tanya Iza

"Dulu pernah sih temen cewek Tirta maen kesini , tapi Tirta ya nyuekin tuh anak jadi akhirnya gak pernah kesini lagi", terang Ibu.

"Ibu jangan panggil Mbak dong sama Iza, panggil aja Iza jangan Mbak", pinta Iza.

"Iya Iza", jawab ibu.

Pembicaraan selanjutnya menjadi lebih hangat,, Tirta hanya jadi pendengar saja, sedang Levi dan Irman sudah sibuk dengan dunianya sendiri "maen game"!.

***

Selepas Maghrib , Tirta bersiap siap mengantar Iza dan sekalian pergi ke padepokan di Gunungpati

Ibu .

"Tirta mau nganterin Iza dulu Bu, sekalian ada acara sama temen temen, pulang larut malem bu", Tirta minta Izin sama sang Ibu

"Sejak kemaren kamu kok pulang larut malem to mas, bahkan tadi malem kamu gak pulang?"tanya Ibu

Tirta diam mendengar pertanyaan Ibu. Dia berpikir alasan apa yang tepat supaya ibu mengizinkan dia pergi dan pulang larut.

"Sebenarnya Tirta ikut pelatihan bela diri bu di Gunungpati,, dan sekarang ini lagi giat giatnya buat pendadaran kenaikan tingkat" jawab Tirta sedikit tidak jujur pada Ibu, tapi dia berjanji pada diri sendiri kedepannya dia akan menceritakan akan halnya padepokan dan Mbah Hardjo pada Bapak dan Ibunya..

Dalam perjalanan mengantarkan pulang Iza.

Iza memeluk Tirta erat sekali, dia menikmati kembali kebersamaan seperti ini, dia bersyukur tidak mengendarai mobilnya. walaupun nyaman pake mobil, pastilah dia tidak akan bisa sedekat ini dengan Tirta, bisa merasakan detak jantungnya , bisa merasakan bau khas cowok yang membuatnya terlena.

"Iza ini kita mau arah kemana? kamu dari tadi diem terus" Tirta bingung mau mengarahkan motor kearah mana.

Mmh terserah kamu sajalah Ta mau ngajak kemana aku ikut saja!"

"Loh, gimana dong?". Tirta jadi bingung

"Lah aku kan belum tau rumah kamu Izaaaa, lagian mobil kamu kan masih di kampus? Atau kita mampir ke kampus dulu?"

"Jangan", jawab iza cepat, dia tidak ingin kebersamaan ini cepat berlalu,

Sekarang waktunya musim hujan, dari tadi mendung sudah menggayut gelap.hujan rintik segera jatuh membasahi bumi. Mereka berdua segera berteduh di emperan toko. Tirta lupa mem bawa jas hujan.

Hujan yang tadinya rintik rintik berubah deras. Mereka duduk di emperan toko.

"Maaf Iza tadi aku lupa membawa jas hujan" kata Tirta.

Iza mulai kedinginan, walau dia seorang yang terbiasa naik gunung, tapi kali ini dia tidak memakai jaket atau pun jas hujan, dan tadi sebelum berteduh sudah kehujanan lumayan basah. Dia mulai kedinginan. Ketika Tirta menyadarinya, Tirta segera melepas jaket dan memakai kannya di tubuh Iza. Ada rasa manis di hati Iza.

"Kamu sendiri gimana Ta? tidakkah kamu juga kedinginan?" tanya Iza.

"Tidak apa apa Iza, aku sudah terbiasa kehujanan, dan tubuh ku mungkin lebih kuat dari kamu". jawab Tirta.

Mereka duduk berhadap hadapan dalam jarak yang relatif dekat.

"Apa kamu masih kedinginan Iza?" tanya Tirta penuh perhatian.

"Iiya"Ta jawab Iza agak menggigil.

Tirta segera mengulurkan kedua tangan menggenggam dengan erat kedua tangan Iza.

Tirta segera menyalurkan tenaga dari pusarnya ke kedua telapak tangannya yang menggenggam erat kedua telapak tangan Iza.

Hawa hangat perlahan lahan menyusup melalui tangan Iza yang di genggam erat oleh kedua telapak tangan Tirta. Hawa hangat menyusuri tangan dan merambat masuk ke tubuh Iza, menimbulkan sensasi hangat di tubuh maupun hatinya.

Hujan mulai reda, waktu sudah menunjukkan pukul 7.30.

"Ayo kita lanjutkan jalan lagi!" Ajak Tirta. Iza hanya mengangguk pelan.. sebelum motor dinyalakan Tirta menanyakan lagi arah mana yang akan dituju. Kali ini Iza menyebut daerah BSB sebagai alamat rumahnya. BSB lumayan jauh, ada di daerah Mijen, jaraknya masih kurang lebih satu jam perjalanan.

Dalam kondisi basah, tidak bisa ngebut.. apalagi kondisi motor Tirta yang memang butut pasti memakan waktu yang lebih lama lagi.

Hujan rintik masih menerpa tubuh mereka ketika Tirta mulai memacu motornya, mereka berhujan hujan ria dengan pelukan hangat dan ketat dari Iza.. dunia seakan akan milik mereka berdua.

1
Suci Prinahatin
Luar biasa
Abady Ehm
bapaknya lagi umroh,..😷
eko sulistyo
cukup menarik alurnya apalagi di lengkapi dg gambar penunjang
eko sulistyo
keren nih,di lengkapi dg foto situasi kota semarang,sehingga pembaca semakin mendalam penghayatannya
Jamil
Luar biasa
Hentri Gunawan
harus ada kelanjutan y ni kurang menarik harus ada 4 istri
Mohd Zalami
Tirta kok kecil nyalinya yo..udah ada 4 calon yg bagus...kok cuma nikahnya 1 saja...ini namanya pendekar TB..takut bini...hehe
gempi
jangan
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Lina Lil hamidah
Kecewa
Lina Lil hamidah
Buruk
Capricorn 🦄
ok
Erni Sasa
duuh thor maaf nih maaf banget ya tolong dong di benerin lagi paragraf,y tanda kutip,y juga biar enak kita"yg baca🙏🙏
ceritanya mah bagus thor🥰
Muhammad Abdul Ruyani
tok tok tok
Dewi Nurlela
ah,,,,akhirnya Faiza jg yg terpilih.
Anonymous
ok
Agus Samadengan Iwan
Luar biasa
asep harja
cerita yg bagus thour...terimakasih sudah memghibur.....semoga athour tetap sehat selalu ..murah rejeki..dan semangat terus..🙏🙏❤️❤️👍👍👍👍👍🙏👍🙏🙏🙏👍👍👍👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Dewi Nurlela
Tirta koq ga mau jujur klu SDH bertunangan sama Faiza
Dewi Nurlela
benarkan yg aku bilang siwelang adalah Aryo seto
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!