"Karena Lo udah nyuri first gue dan juga lancang nyium pipi gue, jadi Lo mulai sekarang jadi milik gue" kalimat yang diucapkan seorang pemuda tampan yang biasa di sapa Lio sembari menatap lekat wajah Lisna.
"Ha?" Pekik Lisna.
"Gada penolakan, Lo udah lancang cium bibir gue. Siapapun yang berani nyentuh bibir gue, maka dia harus jadi milik gue!"
***
"Mulai detik ini Lo milik gue!"
***
"Lagian kemarin Lo duluan yang nembak gue, jadi kenapa sekarang Lo nolak?" Tanya Lio.
"Gue gabut doang kemarin" ketus Lisna menyesali kebegoannya.
"Gak perduli Lo gabut atau gak, Lo udah nembak gue dan Lo harus jadi milik gue! Lo juga udah cium gue, jadi Lo harus tanggung jawab menjadi pacar gue mulai hari ini!" Titah Lio tidak menerima penolakan.
"Gada hukuman lain gitu?" Tawar Lisna.
"Hukuman lainnya, Lo jadi cewek gue! Hukuman utamanya, Lo milik gue! Masih pengen yang lain? Hukuman cadangannya, Lo jadi pacar gue! Ngerti Lo?" Jawab Lio tersenyum miring.
follow lily27
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily_27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di titip sama ayang?
Ketiganya lanjut ngobrol ringan dan tidak lama kemudian, Lisna turun dari tangga dan ikut bergabung dengan Lio dan kedua orangtuanya yang berbincang di ruang tamu.
"Lisna, nanti malam papa sama mama mau keluar kota. Mungkin dua Minggu atau tiga Minggu kita di sana, kamu gak papa kan ditinggal sendiri?" Beritahu George.
"Gak sendiri sih, Minggu depan juga adik kamu Jelita pulang dan lanjut sekolah di sini. Nanti Jelita biar tinggal sama kamu aja di apartemen atau di sini juga boleh. Karna Tante sama om kamu gak pindah lagi ke sini, Jelita aja yang ingin pindah kesini. Katanya mau bareng sama kamu lagi" tambah papa-nya Lisna.
"Kok tiba-tiba mendadak, pa?" tanya Lisna sedikit terkejut.
Selama setengah tahun ini papanya sudah jarang ke luar kota, tapi sekarang pergi lagi.
"Iya, sayang. Perusahaan papa yang di luar kota banyak masalah. Jadi papa harus segera kesana, dan mama kamu juga ikut. Jadi selama kita di luar kota, kamu di jagain nak Lio. Jangan bandel, nurut sama dia. Paham, sayang?" Titah George.
Lio tersenyum tipis mendengar ucapan papa Lisna, tapi dia tidak yakin jika gadisnya itu akan selalu menurut padanya. Taulah Lisna gimana, hhe.
"Kamu jangan nakal selama papa sama mama gak di sini Lisna, jangan keluyuran. Nanti mama tanyain nak Lio kalau kamu bandel. Ngerti kamu, anak tiri?" titah Lina.
'gue dititipkan sama Lio? Yang bener aja, njir. Lio aja nyebelin-nya kelewatan' batin Lisna berdecak.
"Iya, mama tiri nyebelin" jawab Lisna menurut.
Tapi dalam hatinya beda lagi, dia tidak akan menuruti perintah mamanya itu haha, Lisna seorang pembangkang dan suka melakukan apapun yang dia mau mana mau nurut begitu saja.
Paling hanya Lio yang bisa membuatnya tidak berkutik karena Lio tukang ngancam dan pemaksa, hha. Intinya Lio gak suka di bantah dan gak terima yang namanya penolakan!
"Jangan cuma iya doang, pokoknya selama mama sama papa gak di sini kamu dijagain sama nak Lio. Jangan pernah sekalipun membantah sama dia, dia yang akan jagain kamu sementara ini, paham anak bandel?" Titah Lina menatap lekat anak tirinya itu yang dia anggap anak kandungnya sendiri.
"CK. Iya-iya, cerewet banget sih jadi mama tiri" decak Lisna.
Lina hanya mendengus mendengar ucapan putrinya itu yang mengatai dirinya cerewet, Lio sendiri hanya tersenyum kecil melihat perdebatan Lisna dengan mama tiri-nya itu, sangat tidak ada akurnya.
George juga membiarkan saja istrinya dan putrinya itu adu bacot, percuma ditegur karna keduanya gak akan ada yang mau mengalah.
Sama-sama bar-bar dan tidak akan berhenti jika salah satu dari keduanya tidak langsung pergi. Itu sebabnya jika Lisna dan Lina sudah berdebat, George memilih masuk ke dalam kamarnya daripada pusing melihat kedua wanita itu berantam.
Dan menghentikannya hanya dengan salah satu dari mereka pergi, jika tidak, keduanya akan terus lanjut nge bacot.
Lisna lah yang selalu memilih langsung keluar dari rumah supaya gak bacot lagi dengan mamanya itu, dan akan kembali jika sudah sore menjelang malam.
Jika di malam hari, mereka tidak bisa adu bacot karena George tidak suka keributan di malam hari. Karena tidak ingin uang jajan Lisna dan uang belanja Lina di potong, jadilah kedua wanita itu akur di malam hari.
Akurnya ya gak adu mulut, melainkan saling tatap-tatapan sinis. Entahlah, namanya juga anak tiri dan mama tiri, wkwk
"Kalau uang jajan kamu sudah habis, langsung hubungi papa, sayang. Papa akan langsung transfer ke rekening kamu" ujar George.
"Iya, pa. Lagian gak akan habis, kok. Papa juga tiap Minggu kasih banyak" jawab Lisna.
"Hm. Papa cuman ngasih tau itu aja, nanti papa kabarin kalau urusan di luar kota udah selesai dan kita langsung pulang ke mari" ucap papa Lisna.
"Iya. Pada pergi semua dah, bang Bara juga pergi" gumam Lisna.
"Kan ada gantinya, sayang. Nanti Jelita gak lama lagi balik ke sini, jadi kamu gak akan ke sepi an" ucap papa Lisna.
"Jangan nakal, Lisna. Tobat kamu" timpal Lina.
"Ck. Iya-iya bawel" ketus Lisna.
"Yang sopan, sayang" tegur George.
"Anak nakal" gumam Lina pelan.
"Hm. Yaudah lah, Lisna mau tidur dulu. Ngantuk" ucap Lisna merasa ngantuk karena lelah saat dari bandara tadi.
Lio yang melihat gadisnya itu mengantuk dan ingin tidur memilih pamit pulang. Kebetulan juga dia akan ke markas untuk meresmikan Jo menjadi salah satu anggota inti Alaska, supaya anggota Alaska lainnya tidak kebingungan dengan keberadaan Jo bersama mereka.
"Saya pamit pulang dulu om, Tante" pamit Lio.
"Loh, cepat sekali nak Lio?" Tanya Lina.
"Biarin aja, ngapain juga dia di sini" sinis Lisna.
'Pacar gue ngeselin banget sih, tunggu aja balasan gue, sayang' batin Lio gemas.
"Lisna, gak boleh gitu. Yaudah, nak Lio titip anak saya selama kita belum pulang nanti" ucap papa Lisna mengingatkan.
"Siap, om. Lisna, gue pulang dulu yah" pamit Lio.
"Hm. Sana husss" usir Lisna mengibas-ngibas kan tangannya.
Pacar menyebalkan memang si Lisna ini, untung Lio sayang, hhee.
"Lisna" tegur kedua orang tuanya.
Lio hanya mendengus kesal dalam hati karena tingkah gadisnya yang menyebalkan itu. Kalau aja sedang tidak di rumah orang tua gadisnya itu, Lio pasti sudah menghajar gadisnya yang menyebalkan itu di kamar hehehe.
Gak usah kesal Lio, wkk. Cewek Lo walaupun menyebalkan tapi baik dan perhatian kok, entahlah dimana sisi baiknya, haha.
Lio lalu pulang ke markas mereka, tinggallah di ruang tamu kini Lisna dan kedua orangtuanya.
"Lisna juga balik ke apart ya pah, Lisna mau tidur tanpa ada gangguan" ucap Lisna seraya melirik ke arah mama tirinya.
"Gak usah lirik mama gitu, kamu tidur di sini juga mama gak ganggu. Kecuali kamu duluan yang mulai" sinis Lina.
"Mama tiri yang selalu gangguin gue, makanya gue gak betah di rumah ini karna ada nenek peot" sinis Lisna.
"Dasar anak durhaka" cibir Lina.
"Mama tiri durhaka yang ada" balas Lisna ketus lalu bangun dari duduknya.
"Sudah-sudah. Lebih baik kamu pulang ke apartemen kamu, Lis. Lama-lama kepala papa pecah liat kalian adu bacot terus" titah George memijit pelipisnya pusing dengan istri dan anaknya itu yang gak pernah akur jika ketemu.
Dalam hati, George bersyukur karena putrinya itu lebih sering di apartemen, jika saja kedua wanita berbeda usia itu serumah tiap hari, entah apa jadinya. Bisa-bisa barang-barang di dapur pecah semua karena kedua wanita itu.
"Hm. Lisna langsung pulang. Dadah mama tiri nyebelin" pamit Lisna langsung berlari keluar rumah sebelum di amuk nenek lampir.
Gadis itu langsung tidur begitu dia tiba di apartemennya. Apalagi masih siang, jadinya dia memilih tidur saja karna mager keluar.
****
