Evelyn Arasely adalah seorang gadis manis yang periang.putri tunggal Bapak Walikota Sofyan Martadinata. kehidupannya yang serba berkecukupan menjadikannya seorang putri di istana sang Ayah. suatu ketika di kampus yang bergengsi tempat dia mengenyam pendidikan, kedatangan seorang Mahasiswa yang tadinya nonaktif namun kembali melanjutkan kuliahnya satu jurusan dengan Evelyn Arasely di Fakultas Hukum dan Tata Negara. Evelyn Arasely sangat tertarik dengan Seniornya itu. Sagara Abhiseva nama sang Senior pria yang sangat pendiam,dingin dan terkesan angkuh,dengan pesona wajah tampannya,kulitnya yang putih dan postur tubuh yang tinggi menjulang, membuat Sagara Abhiseva sangat menarik perhatian kaum hawa di kampus itu,termasuk Evelyn Arasely. hingga suatu saat Evelyn Arasely berhasil merebut perhatian dan hati Sagara Abhiseva. mereka pun menjadi sepasang kekasih yang nampak bahagia hingga terjadi sesuatu kepada keluarga Evelyn Arasely yang membuat mereka terpaksa harus terpisah jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Apartemen Zora Wilona
"Ahhh... hhhmmm... sayang... lepaskan aku sebentar" gumam Zora Wilona tangannya mencengkram leher Rafael Nelson
Rafael Nelson seperti tidak mendengarkan permintaan Zora Wilona dan terus saja menciumi bibir seksi Zora Wilona.
"Sekarang sayang? kau begitu menggodaku Zora" lirih Rafael Nelson dengan g**r*h yang memuncak
Zora Wilona hanya mengaguk pelan.
Rafael Nelson pun menuntut perm**nan dengan sukses membuat Zora Wilona terbang ke awan.
Zora Wilona merasakan seperti ledakan kupu-kupu di dadanya saat Rafael Nelson sukses menuntaskan rasanya. Rafael Nelson terus meny*r*ng Zora Wilona dengan hentakan penuh g**r*h yang semakin mem*n*s.
Meskipun kamar Zora Wilona menggunakan ac, tetap saja memicu keringat mereka.
"Sayang... i'm coming... Zoraaa... I love you honey, your so beautiful honey" lirih Rafael Nelson seraya mencium *s*t Zora Wilona dengan lembut
"Ahhh... my baby..." lirih Zora Wilona
Rafael Nelson pun menjatuhkan tubuhnya dengan rileks kesamping Zora Wilona,lalu memeluk tubuh gadis itu.
"Maafkan aku ya,beberapa hari ini tidak bisa menemui mu secara pribadi,aku sangat sibuk sayang" bisik Rafael Nelson seraya menciumi leher Zora Wilona
"Hhhmmm... aku merindukanmu sayang,sampai kapan kita harus bersembunyi seperti ini?" ucap Zora Wilona
"Sabar ya,aku menunggu waktu yang tepat sebelum berbicara dengan Pak Sagara tentang pernikahan kita ini" bisik Rafael Nelson
Yaaa... sudah tiga bulan terakhir ini Rafael Nelson dan Zora Wilona menikah diam-diam lalu bertindak seolah-olah mereka atasan dan bawahan yang profesional di kantor.
"Sayang,apakah ada larangan hubungan sesama rekan di kantor?" tanya Zora Wilona lagi
"Hhhmmm... sebenarnya tidak ada,hanya saja aku merasa sungkan dengan Pak Sagara jika harus mengatakan bahwa kita telah menikah di gereja jemaat kita dan sudah terdaftar di kantor catatan sipil,karena Pak Sagara pun orang yang tertutup tentang urusan pribadi jadi tunggu ya,momen yang pas gitu" ucap Rafael Nelson seraya memeluk sang istri
"Aku merasa risih,jika Vann William masih selalu mengejar ku hingga kini" ucap Zora Wilona lagi
"Akan kuberi peringatan kepada Vann William, tenang saja ya" ucap Rafael Nelson
"Terimakasih sayang" ucap Zora Wilona
Rafael Nelson kembali menerbangkan sang istri ke awan.
Apartemen Evelyn Arasely
"Segarnya abis mandi ini,Oliv apakah sudah memesan makanan untuk party kita malam ini?" tanya Evelyn Arasely
"Nih,dapat kiriman pizza satu meter dan ayam goreng krispi teriyaki dengan cola dua botol besar,kamu memang pesan ini?" tanya Olivia Natassia seraya menunjuk makanan di atas meja tersebut
Evelyn Arasely yang sedang meminum b*r nya itu pun terkejut hingga memuntahkan b*r nya kembali
"Darimana makanan ini Oliv? bukankah aku memintamu memesan hot pot?" tanya Evelyn Arasely seraya mengusap tumpahan b*r dibajunya
"No... aku tidak memesannya dan ini yang membawa seorang kurir,mungkin penggemar rahasia mu Eve,tapi tak masalah,kita cukup memakannya bukan?" ucap Olivia Natassia seraya mengambil potongan pizza itu dan menggigitnya
"Hhhmmm... enak banget ini" gumamnya
Evelyn Arasely pun termenung.
"Siapa yang mengirimnya ya?" gumamnya
Ponselnya pun berdering,nama Sagara Abhiseva nampak berdering di layar ponselnya itu.
"Halo Kak Saga... eh Pak Sagara" ucap Evelyn Arasely terbata-bata
Mendengar Evelyn Arasely menyebut nama Sagara Abhiseva membuat Olivia Natassia berhenti makan seketika,dan melotot kearah Evelyn Arasely seolah meminta penjelasan.
Evelyn Arasely pun memberi kode untuk diam.
"Makanlah dengan baik,stop meminum b*r itu Evelyn Arasely" ucap Sagara Abhiseva singkat
Setelah itu telpon pun terputus.
"Sagara Abhiseva? yang itu kan Eve?" tanya Olivia Natassia memperjelas
"Yaaa Oliv,aku selalu lupa menceritakannya kepadamu,lebih tepatnya belum ada momen yang pas untuk mengatakannya Oliv" ucap Evelyn Arasely merasa bersalah
"Hhhmmm... katakan dimana kalian bertemu kembali? apakah kalian clbk dengan cinta yang membara?" ucap Olivia Natassia seraya memberi kode orang ciuman
Evelyn Arasely melotot sempurna
"No Oliv tua... yang ada sekarang,dia monster itu menjadi atasanku yang kejam dan dingin Oliv, dia menindasku,sepertinya membalaskan dendamnya kepada ku" ucap Evelyn Arasely
"Tunggu... apa kau menyebut Sagara barusan? monster? jadi pria m*sum dan monster yang mencium mu itu,Sagara Abhiseva ya?" ledek Oliv lagi seraya menyipitkan matanya kearah Evelyn Arasely
"Oliv tua... stop..." seru Evelyn Arasely
"Hahaha... akhirnya lepas kangen,berapa tahun kalian tidak berciuman,yakin cuma ciuman? astaga Evelyn,kau masih p*r*w*n bukan?" ledek Olivia Natassia lagi
"Oliv tuaaaaa... stopppp... no..." seru Evelyn Arasely seraya mengejar Olivia Natassia yang sudah berlari kearah kamar Evelyn Arasely dan menutup pintu dengan cepat.
Olivia Natassia pun tertawa keras.
"Tidak akan kubiarkan monster itu menyentuhku lagi" gumam Evelyn Arasely
Keesokkan harinya
Firma Hukum A & E
"Pak Sagara,arsip kasus Pak Sofyan Martadinata sudah bisa diakses,ini file aslinya" ucap Rafael Nelson
Sagara Abhiseva pun membuka file itu dan membaca dengan teliti.
"Hhhmmm... sesuai dugaanku,Pak Sofyan Martadinata tidak pernah mengakui semua tuduhan yang diarahkan kepadanya,bahkan Pak Sofyan Martadinata berani membuktikan jika dia hanya dijebak oleh orang yang berkepentingan dalam hal ini" ucap Sagara Abhiseva
"Dan orang yang paling diuntungkan dalam hal ini adalah pihak PT. Industri Steel Garuda bukan?" ucap Rafael Nelson
"Pak Sofyan Martadinata menyebutkan seluruh bukti tersebut disimpan dalam drive penyimpan di ponsel milik putrinya,dan ponsel itu sudah diserahkan kepada tim kuasa hukum dalam hal ini Daniel Ryder,tapi mengapa pada pernyataan pihak Kejaksaan ponsel itu hilang?" ucap Sagara Abhiseva membaca pernyataan Pak Sofyan Martadinata dalam berkas wawancara awal dengan tim kuasa hukumnya dulu
"Pak Sagara,ponsel itu tidak pernah hilang hanya..." ucapan Rafael Nelson pun terputus
"Hanya saja tidak pernah sampai ke kantor Kejaksaan sebagai bukti alibi yang bisa meringankan bahkan menghapuskan tuduhan kepada Pak Sofyan Martadinata,dan jika itu terjadi maka orang dibalik jebakan ini lah yang akan menanggung seluruh hukumannya" ucap Sagara Abhiseva menyambung ucapan Rafael Nelson
"Tugas pokok kita ada dua dalam kasus ini Pak, menemukan ponsel itu dan dalang penjebakan Pak Sofyan Martadinata dalam kasus ini" ucap Rafael Nelson
"Serta melindungi saksi yang secara tidak langsung berkaitan dengan kasus ini" ucap Sagara Abhiseva seraya menoleh kearah Evelyn Arasely yang nampak berbincang santai dengan Zora Wilona dan Brianna Helen