NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Warisan Keluarga

Sistem Kekayaan Warisan Keluarga

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Komedi / Tamat / System
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.5
Nama Author: dee hwang

Felix yang tidak memiliki keluarga, teman dan uang suatu hari harus lepas dari panti asuhan karena telah menginjak umur 17 tahun. Ia hanyalah anak muda yang tidak begitu memahami dunia luar, masih naif dan juga lemah.

Suatu saat, ia menemukan sebuah ponsel pintar aneh yang entah dijatuhkan oleh siapa. Dan dari ponsel itu terdapat misi-misi aneh yang benar-benar memberinya hadiah dan membimbingnya menjadi ‘pangeran tampan dan sukses’ seperti yang dijanjikan.

Ting!

----
MISI KHUSUS:
Selamatkan seorang gadis yang kesusahan!
Hadiah: uang tunai sebesar sepuluh juta
----

Ting!

----
MISI KHUSUS:
Beli seribu koin funzone, dan dapatkan hadiah dengan semua koin itu!
Hadiah: mendapatkan satu unit apartemen di ‘BluePearl’ seharga 10 miliar

----

Berasal dari manakah sistem tersebut??

Baca juga:
sistem pemburu penjinak monster
Sistem kekayaan hukuman
reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelayan yang menyebalkan

.

.

Pria tampan itu tinggi, meski memakai

setelan jas yang rapi dan terlihat mahal, Felix masih bisa melihat otot-otot tubuhnya tercetak dengan sempurna.

Luar biasa!

Apakah bisa nanti Felix tumbuh seperti dia?? Seperti mimpi saja.

“Ngapain kesini sih No, ganggu aja” kata-kata Nana menarik Felix kembali ke permukaan bumi, ia menoleh tidak percaya pada Nana. Pria setampan ini dan Nana menatapnya tidak suka??

Hmm, mencurigakan, pasti ada yang terjadi di antara mereka berdua. Sebagai adik yang baik, Felix merasa ingin tau lebih lanjut.

“Panggil kayak yang Lain dong Na, Jean.. gitu, bukan No.. gak enak banget dengernya” protes pria itu, dia menatap Nana jengkel, namun setelah matanya melihat Felix berdiri disana, raut penasaranpun tercetak di wajah tampannya itu.

“Ini siapa Na? Jangan bilang –” pertanyaan pria itu terhenti saat Nana segera menarik Felix dan memeluk lengan Felix erat, wajah pria itu makin jengkel saja melihatnya.

“Ini adikku, Felix..” jawab Nana

Mendengar itu, wajah jengkel pria itu terganti dengan senyuman hangatnya, dia lalu mengulurkan tangan pada Felix “Hai Felix, kenalkan aku Jeanno.. calon kakak iparmu”

DUK

“Awwhh Na! Kejam banget sih..” protes Jeanno sambil memegangi kakinya yang barusan ditendang Nana begitu saja, mau tak mau Felix yang melihat itu terkikik geli.

Nana dan Jeanno lucu sekali.

“Ayo Lix, masuk ke dalam” Nanapun menyeret Felix masuk ke toko yang sudah dibuka Handika. Saat masuk Handika sudah hilang, mungkin dia sudah menjelajahi sampai ke lantai dua sekarang.

Nana dan Felix merasa puas dengan bagian dalam toko, apalagi saat mereka melihat-lihat bagian dapurnya. Dapurnya sangat luas dan beberapa peralatan memasak yang semuanya terlihat mahal sudah tersedia disana.

“Gimana Lix? Suka? Ini ruang kerjamu nanti” kata Nana lalu tertawa senang, Felix juga tertawa karena dia merasa puas dengan dapurnya.

“Aku suka banget kak! Eh tapi.. kenapa sekat dapurnya cuma kaca gitu? Maksudku – emang gak terlalu transparan?” tanya Felix. Karena ruangan dapur hanya terutup kaca jadi pengunjung bisa melihat ke dapur nantinya.

“Justru itu yang kakak mau, kamu tau gak ada restoran yang menjadikan dapurnya sebagai pertunjukan, biasanya hal itu malah membuat pengunjung merasa tertarik karena penasaran, ingin melihat langsung bagaimana makanan mereka dibuat. Apalagi chefnya ganteng kayak kamu, ya harus dipertontonkan lah”

Felix hanya mengangguk –angguk mengerti dengan penjelasan Nana. Kalau dipikir-pikir memang memberi pertunjukan seperti itu akan menarik pelanggan, namun bukankah itu biasanya dilakukan chef yang sudah berpengalaman? Padahal Felix masih terbilang amatir, walau kemampuannya sudah dibantu sistem.

Nana benar-benar berharap lebih padanya. Tapi tidak apa, Felix tidak akan menjadikan itu sebagai beban, Felix akan menjadikannya pacuan agar dia lebih bersemangat, dia tak mau membuat Nana kecewa nantinya.

“Kalian suka tempat ini??” Jeanno masuk sambil menyunggingkan senyuman tampannya, bukannya terpesona, Nana malah berdecih lalu menggumam saja “hmm makasih No”

“Bisakah paling tidak kau berpura-pura senang begitu? Biar aku bahagia” protes Jeanno yang melihat balasan acuh tak acuh dari Nana

“Aku senang, kau menyediakan tempat bagus Jeanno, makasih banget” ucap Nana dengan suara datar.

Jeanno menghembuskan nafas pasrah, Nana memang selalu seperti itu dengannya.

“Jadi kakak ini yang nyariin tempat ini untuk Kak Na?” tanya Felix

“Iya, padahal aku udah menaruh harapan tinggi karena dia meminta bantuanku, tapi lihatlah kelakuannya sekarang” Jeanno menunjuk Nana yang masih cuek padanya.

Tapi Felix malah tertawa “Haha biasalah kak, perempuan emang gitu, sok cuek padahal dalam hatinya –”

“Felix..”

Felix menutup mulutnya saat Nana sudah memelototinya.

“Kamu bener Lix, wanita memang makhluk

yang susah ditebak” sahut Jeanno

“Jangan patah semangat kak! Tenang aja, Kak Na masih jomblo kok” Felix memberi jempolnya untuk Jeanno.

 “Mohon kerja samanya ya Lix” Jeanno mengulurkan tangannya untuk Felix, yang langsung disambut olehnya “Beres kak”

“Felix jangan berpihak padanya dong!” protes Nana

Dan kemudian Handika datang dari lantai atas “di atas pemandangannya bagus juga lho”

“Ayo ke atas lagi Han, aku belom lihat” dengan semangat tinggi, Felix menyeret Handika kembali ke lantai atas. Dia sengaja meninggalkan dua sejoli itu agar bisa berdua.

Setelah puas-puas melihat, Felix dan Handika turun lagi untuk menemui Nana dan Jeanno.

“Kak Na, kita ke mall dulu ya buat beli baju” pamit Felix.

Tempat ini berada tidak jauh dari mall dan di sekitarnyapun terdapat banyak sekali toko-toko besar atau menengah.

“Kembali sebelum makan siang ya”

Felix mengangguk “Beres kak Na!”

Rencannya, Nana akan memesan berbagai

bahan, dan nanti Felix akan mencoba menggunakan dapur sekalian masak makan

siang.

***

Banyak toko-toko pakaian di dalam mall yang menarik perhatian, apalagi toko baru buka yang mengadakan banyak promo atau diskon. Tapi karena ramai, Felix dan Handika malas mendatanginya, mereka tidak suka berdesakan dengan orang-orang.

Langkah kaki mereka terhenti di depan sebuah toko pakaian laki-laki yang sepertinya lebih besar dari toko lain.

Dengan rasa penasaran mereka melangkah memasuki toko, namun pelayan yang bertugas menyambut pelanggan memandangi penampilan mereka dengan pandangan yang tidak mengenakkan. Felix yang sering mendapat tatapan seperti itu mengerti jika dia sedang meremehkan mereka berdua.

Memang Felix maupun Handika berpenampilan biasa saja, baju mereka juga baju yang murah, tapi apa harus pelayan toko menatap mereka seperti itu?

Apa Felix harus menunjukkan saldo rekeningnya baru pelayan itu melayani mereka dengan layak?

Belum juga Felix dan Handika masuk karena ragu dengan sikap pelayan itu, datang pelanggan lain. Kali ini seorang pria dengan baju bermerek dan mahal.

Pelayan itu tersenyum pada pria yang baru masuk itu “Silahkan masuk tuan.. anda yang bisa di bantu??”

Melihat sikap pelayan yang pilih kasih itu, Felix sudah kehilangan minat membeli di toko ini.

“Lix, kita cari toko lain aja lah, pelayannya ngeselin” bisik Handika, Felix hanya mengangguk lalu hendak pergi bersama Handika keluar dari sana.

Namun sebuah suara familiar menghentikan

mereka.

“Felix! Handika!”

Mereka berbalik, lalu tersenyum melihat siapa yang datang menghampiri mereka.

“Jini? Kok kamu disini?” tanya Felix, yang barusan datang adalah Jini, dia berlari dari dalam toko untuk menemui mereka.

Pelayan yang tadi meremehkan mereka berdua sekarang panik melihat Jini ternyata mengenali mereka.

“Kamu mau beli baju juga? Tapi ini kan khusus baju cowok” sahut Handika

“Bukan.. ini salah satu tokonya mamaku, aku kesini buat ngawasin toko, karena toko ini penjualannya gak sebagus toko lain... aku harus segera mencari penyebabnya, kalo enggak nanti mama marah-marah lagi” jelas Jini dengan wajah memelas

“Sepertinya aku tau kenapa” kata Felix

Jini menatapnya bingung “kenapa?”

“Ini pasti karena dia” bukan Felix, tapi Handika yang menunjuk pelayan yang tadi tidak mau menyambut mereka dengan benar.

Jini berbalik melihat pelayan yang ditunjuk Handika.

“Dia pilih-pilih pelanggan, hanya ramah pada pelanggan yang terlihat banyak uangnya saja, dia bahkan memandang kami seakan kami tidak mampu membeli apapun disini” tambah Felix

Lalu datang pelayan lain kesana “Maaf nona Jennifer, Dila memang sering seperi itu, saya sudah menengurnya berkali-kali tapi dia tetap seperti itu” kata pelayan itu.

Jini menatap pelayan tidak sopan yang bernama Dila tadi dengan tatapan menakutkan, kini hilang sudah Jini yang lemah lembut seperti malaikat, yang ada hanya Jini yang menakutkan seperti iblis yang siap melahap siapapun yang mengganggunya.

“Lalu? Sudah tau seperti itu kenapa tidak dipecat? Kau ku pecat sekarang juga, dan kamu” Jini kini menatap pelayan yang baru datang dan melapor barusan, mungkin dia yang bertanggung jawab di toko ini.

“Gajimu kopotong bulan ini, jangan sampai hal ini terulang lagi” kata Jini “Kembali bekerja, dan kamu siap-siap pergi sekarang juga, aku akan tetap memberi pesangon”

.

.

1
Faisal Muhammad
felix paok
Aditya Jetlie
Sudah bisa ditebak. ada hubungannya dengan pelix nih
💥✨MERIAH✨💥
napa guancheng ku baca nguacheng
Abdul Halim
Luar biasa
Abdul Halim
Kecewa
Pierany Prahasiwie
anak SMA bunting?? hadeeh jadiin lon lon ajalah..
Pierany Prahasiwie
punya sistem tapi masih takut sama orang lain?? ini sistem terbodoh yg pernah ada..
AgathaQueenby
anjaylah tinggal bilang piscok:v
MrKempot
Luar biasa
Pierany Prahasiwie
chapter yg ini jijik melihat nya
Pierany Prahasiwie
dari jaman nabi Nuh sampe sekarang tidak pernah kucing mati dalam air..kecuali di bunuh..dan itu bikin trauma??? cerita babi
Pierany Prahasiwie
bayar makanan berdua sampe semilyar..beli mobil cuma ratusan juta..kalo menghayal pake otak lah tortor..
Pierany Prahasiwie
baru sekali ini ada cerita sistem bisa di obok obok..hadeee🥲🥲🥲
Pierany Prahasiwie
ini yg hebat sistem apa keluarga raynold?? jgn bodoh lah Wahaii kau si penulis..
Rahimahhassan Rahimah
Lumayan
Rest Area
MC masih bego... 🤣🤣🤣🤣
Pierany Prahasiwie
sukaaa sukaaa..jangan merajuk yaaa😁👍
Pierany Prahasiwie
anak SMA udah main saham hadeeehhh
Pierany Prahasiwie
kak Biyan jahaaat aww awww..buenci deh..jijik kali aku bacanya
lilian
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!