Hai ini novel keduaku..
Bercerita tentang wanita bernama Starlett In Sahara..
Seorang wanita yang dingin dan cuek dengan sekitarnya yang hanya fokus dengan pekerjaannya sebagai asisten CEO bernama Ken Adelard Volkov...
kenapa covernya seorang ballerina? karena Starlet atau yang dipanggil dengan nama Ara merupakan seorang mantan balerina...
ikutin kisah mereka ya..
Novel yang kubuat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu banyak konflik.. soalnya aku suka cerita yang enteng dan happy ending.. hehe..
(proses revisi puebi dll)
ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan
Ken dan Ara terjebak di lokasi proyek karena ada hujan angin.
Hari sudah akan menjelang malam ketika hujan reda.
Ken memutuskan untuk menginap di Villanya di kota itu.
Ara sedikit khawatir dengan keputusan Ken untuk menginap di villa.
Apakah Ken akan melakukannya sekarang? pikir Ara.
Ara menepis jauh jauh pikiran itu.
Sesampainya di villa Ken langsung mengganti bajunya karena basah terkena hujan.
Begitupun dengan Ara. Karena tidak membawa baju akhirnya Ara memakai kemeja putih Ken yang ada dilemari Ken.
Dan itu membuat Ara terlihat seksi karena hanya memakai kemeja saja tanpa memakai bawahan atau celana.
Suasana diluar Villa masih hujan.
Villa pribadi Ken tidak memiliki ruangan tertutup. Semuanya terbuka termasuk kamar mandi.
Itu membuat Ara tidak nyaman jika harus ke kamar mandi.
Begitupun dengan ranjangnya. Ranjang king size nya langsung menghadap ke jendela kaca besar dan tidak ada sekat antar ruangan.
"Ayo kita makan malam.. kau pasti lapar.. kita akan memasak..dikulkas ada bahan-bahan segar.. tadi siang pelayanku mengisinya", ucap Ken membuyarkan lamunan Ara.
Ken hanya memakai celana panjangnya. Tanpa memakai bajunya. Dan itu membuat dada bidangnya dan perut six packnya terpampang sempurna.
"Tidak perlu canggung.. aku tidak akan melakukan apa apa padamu.. kecuali kau yang meggodaku", ucap Ken dengan senyum smirknya.
Ara hanya memalingkan wajahnya ketika merasa wajahnya begitu memerah.
"Apa kau sudah memberitahu Aunty kalau kita menginap disini? ", tanya Ara akhirnya.
"Hmmm.. aku sudah menelepon mommy", jawab Ken yang dengan santainya duduk di kursi didepan meja dapur.
"Disini ada daging dan kentang.. aku akan membuat barbeque dan kentang tumbuk saja ya", ucap Ara yang sedang mengambil bahan di kulkas.
"Terserah kau saja.. aku hanya tinggal memakannya", jawab Ken santai.
"Aku hanya akan melihatmu.. jika kau butuh bantuanku langsung katakan saja", ujar Ken.
Ara langsung memasak dengan serius.
Ara yang saat ini hanya memakai kemeja ken membuat Ken selalu menelan ludahnya.
Bagaimana tidak, Ara terlihat begitu seksi plus rambut basahnya yang membuatnya menggoda.
Akhirnya Ara selesai memasak. Ara sangat cekatan, pun dalam hal memasak. Jadi tidak butuh waktu lama bagi Ara untuk hanya sekedar memasak masakan sederhana seperti ini.
"Enak.. apa kau selalu memasak sendiri? ", tanya Ken ditengah keheningan keduanya.
"Hmmm... aku tinggal sendiri jadi aku harus memasak. ..aku tidak terlalu suka makan diluar", jawab Ara datar.
Setelah menghabiskan makan malamnya. Ara langsung membereskan piring dan peralatan makan lainnya yang ada diatas meja makan dan mencucinya.
Ken menuju ruang tengah dan memilih menonton TV karena jam masih menunjukkan pukul 7.
Ken melihat Ara yang sedang berjalan menuju jendela kaca besar. Ara memandangi hujan rintik rintik dengan pemandangan hutan pinus yang indah.
Lalu Ken menghampiri Ara kemudian memeluk pinggangnya dari belakang dan kepala yang menopang pada bahu Ara.
"Aku suka harummu Ara... aku sangat suka hujan..karena aku menemukan ketenangan disana", ucap Ken.
Ara mencoba menikmati pelukan Ken. Bukankah ara sudah memutuskan untuk mengikuti permainan Ken?
'Aku akan mencoba menikmati semuanya', ucap Ara dalam hati.
"Aku tidak terlalu suka hujan..karena tragedi itu terjadi ketika hujan besar", lirih Ara.
Lalu Ken membalikkan tubuh Ara agar menghadap ke arahnya.
"Tragedi apa? ceritakan padaku", ucap Ken lembut yang menarik tangan Ara agar duduk di sofa lebarnya.
"Apakah itu perlu? itu hanya masa lalu", ucap Ara sendu.
"Biasanya beban berat akan berkurang dan bahkan menghilang jika kita membaginya dengan orang lain.. apakah kau pernah membagi bebanmu dengan orang lain?", jelas Ken.
Ara hanya menggeleng.
Ken tau Ara adalah wanita introvert. Dia tidak suka membagi masalahnya dengan siapapun.Dia hanya memendamnya di tempat terdalam di hatinya
Hening sejenak. Ken tetap menatap wajah sendu Ara. Menunggunya untuk bercerita.
Semangat ya buat othor. oiya buat man teman yg suka cerita ttg Psikopat..dark romance gtu..Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh