NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Cinta Terlarang / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:839.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh

Axel duduk di meja makan apartemennya dengan tatapan kosong. Jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Matanya sembab, wajahnya kusut. Kopi di hadapannya sudah dingin sejak setengah jam lalu.

Dia menatap ponselnya lagi, layarnya tetap kosong, tanpa pesan masuk. Beruntung hari ini libur, sehingga dia tak harus ke kantor.

“Kenapa rasanya ada yang nggak beres?” gumam Axel pelan dengan dirinya sendiri.

Axel akhirnya menghela napas panjang, lalu meraih ponselnya dan menghubungi salah satu bawahannya. Dia sudah tak bisa menunggu kabar dari Elena.

“Hallo, Ren,” suara Axel terdengar serak.

“Iya, Pak Axel. Ada apa?” suara pria di seberang terdengar waspada.

“Aku butuh kamu lakuin sesuatu. Bisa sekarang?”

“Tentu, Pak.”

Axel berdiri, berjalan mondar-mandir di dapurnya. “Coba kamu ke apartemennya Elena. Pastikan dia baik-baik aja. Aku punya firasat buruk dari semalam.”

Rendi sempat terdiam. “Baik, Pak. Saya langsung meluncur sekarang.”

Axel mengangguk, walau tahu Rendi tak bisa melihatnya. “Kasih aku kabar secepatnya.”

“Siap, Pak.”

Sambungan terputus. Axel memijat pangkal hidungnya. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, ponsel Axel berdering. Dia langsung mengangkat begitu melihat nama Rendi yang tertera di layar.

“Gimana, Ren?” tanya Axel cepat-cepat.

“Pak, saya tadi sempat nanya ke satpam apartemen. Pagi tadi sekitar sejam lalu, mereka lihat Pak Aldi gendong Bu Elena keluar. Sepertinya kondisinya lemah banget. Mereka langsung meluncur masuk ke mobil dan pergi.”

Darah Axel seperti berhenti mengalir. “Mereka ke mana?”

“Itu yang belum saya tahu, Pak. Mau saya selidiki kemana perginya?”

“Lakukan. Cari tahu rumah sakit mana mereka datangi. Aku butuh tahu secepatnya.”

“Siap, Pak.”

Axel menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Tangan kirinya mengepal. "Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Kenapa Elena dilarikan ke rumah sakit?" tanya pria itu pada dirinya sendiri.

Setengah jam kemudian ponselnya kembali berdering. Axel langsung mengangkatnya.

“Pak Axel,” suara Rendi terdengar terburu-buru. “Saya sudah tahu. Mereka ada di RS Medika Sentosa. Saya lihat Pak Aldi masih di sana.”

Tanpa pikir panjang, Axel langsung meraih jaket dan kunci mobilnya. “Jaga posisi di sana. Aku langsung meluncur sekarang.”

“Baik, Pak.”

Perjalanan menuju rumah sakit terasa seperti mimpi buruk. Terasa sangat panjang dan lama. Axel memacu mobilnya lebih cepat dari biasanya. Jemarinya mengetuk setir berulang kali, wajahnya tegang.

Begitu sampai, ia langsung parkir tanpa peduli apakah posisinya rapi atau tidak. Dia hanya ingin tahu keadaan Elena.

Langkah kakinya tergesa saat memasuki lobi rumah sakit. Bau antiseptik langsung menusuk hidungnya, membuat perutnya mual.

“Permisi, ruang rawat untuk pasien atas nama Elena dimana?” tanya Axel pada petugas.

Petugas memeriksa data sebentar. “Ruang Mawar 203, Pak. Lantai dua.”

“Terima kasih.” Axel langsung melangkah cepat.

Pintu ruang Mawar 203 terbuka perlahan. Axel menahan napas. Dia membukanya segera dengan tak sabar.

Di sana, Elena terbaring lemah di ranjang. Wajahnya pucat, tangan kanannya diperban, infus menempel di pergelangan tangan kirinya.

Axel merasa dadanya diremas. Tanpa pikir panjang, ia berjalan mendekat dan berdiri di sisi ranjang.

“Lena, kamu kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Axel dengan suara pelan karena kuatir

Wanita itu membuka mata perlahan. “Axel …,” panggil Elena, suaranya nyaris tak terdengar.

Axel langsung memeluknya, tak peduli siapa pun yang mungkin melihat. “Aku di sini. Kamu aman sekarang. Kamu bikin aku khawatir setengah mati, Lena.”

Elena hanya terisak pelan. “Aku capek, Xel ….”

“Aku tahu. Kamu nggak sendiri lagi. Ada aku.” Axel mengusap rambutnya lembut.

Namun, momen itu tak bertahan lama. Suara langkah kaki berat terdengar mendekat.

Aldi berdiri di dekat pintu, wajahnya tegang, matanya merah. Dia sepertinya baru membeli makanan. Di tangan kanannya ada kresek.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Aldi dengan suara dingin.

Axel baru menyadari kehadiran pria itu. Tapi dia tak segera melepaskan pelukannya.

“Aku datang untuk memastikan Elena baik-baik saja.”

Aldi maju beberapa langkah, sorot matanya tajam. “Lepaskan pelukanmu pada tubuh istriku!”

Axel menatap Aldi, tidak bergeming. “Dia butuh dukungan, bukan kemarahanmu.”

“Dia istriku!” suara Aldi meninggi. “Kamu nggak punya hak peluk dia seperti itu!”

Elena terdiam, hanya bisa menatap kedua pria itu dengan mata berkaca-kaca. Tenaganya tak ada untuk mencegah pertengkaran mereka.

Axel berdiri perlahan. “Kamu yang bikin dia sampai kayak gini, Aldi. Apa yang kamu lakukan pada Elena? Aku ...."

Belum sempat Axel melanjutkan ucapannya, Aldi melayangkan tinju ke wajah Axel. Suara hantaman terdengar jelas. Axel terhuyung ke belakang, memegang pipinya yang memerah.

Elena menjerit pelan. “Mas! Berhenti!”

Axel menatap Aldi dengan rahang mengeras, mata membara. Aldi berdiri di sisi ranjang, napasnya memburu, siap melayangkan pukulan lagi jika perlu.

Ruangan seketika dipenuhi ketegangan. Axel berdiri mendekati Aldi. "Kita selesaikan di luar. Ini rumah sakit, aku tak mau mengganggu Elena," ucap Axel.

"Aku pasti akan menyelesaikan semua. Aku tak akan mengizinkan kau mendekati istriku lagi. Aku bisa melaporkan kau ke pihak yang berwajib!" ucap Aldi mengancam sepupunya itu.

"Aku juga bisa melaporkan kamu ke pihak berwajib!"

"Atas dasar apa kau melaporkan aku?" tanya Aldi dengan sinis.

Axel menarik napas panjang. Menahan amarahnya yang hampir meledak. Rahangnya tampak mengeras. Dia makin mendekati Aldi dan berbisik. "Aku akan melaporkan kamu karena telah banyak menggelapkan uang perusahaan!"

Aldi tampak terkejut dengan wajah yang tampak menegang. Axel lalu mendekati Elena.

"Lena, apakah kamu keberatan jika aku menemani kamu di sini?" tanya Axel dengan suara yang lembut.

"Aku tak mau melihat Mas Aldi. Aku mau ditemani Axel," ucap Elena dengan terbata.

Axel tampak tersenyum. Dia mendekati Aldi lagi. Memukul lengan pria itu beberapa kali.

"Kau dengar apa yang Elena ucapkan! Sekarang kau bisa keluar!" seru Axel dengan menunjuk pintu.

"Elena itu istriku. Jadi aku yang berhak berada di sampingnya."

"Terserah kau saja! Tapi jika Elena tak mau kau dekati, aku harap kau mengerti."

Axel lalu menarik kursi. Dia duduk di samping Elena. Meraih tangan Elena dan menggenggamnya. Wanita itu tak menolak. Dia bahkan membalas genggamannya. Hal itu membuat Aldi tampak cemburu. Wajahnya memerah menahan amarah.

**

Selamat Sore. Mama beri bonus Visual Axel dan Elena. Ini hanya visual menurut author, kalian bisa memiliki gambaran visual lainnya.

Axel

Elena

1
say't
harusnya excel ngasih bodyguard bayangan buat jagain elena .lolot loe xel 🤣
say't
aq jd elena g akan marah2 kyk gt..brsifat elegan cz dia pst dpt batu berlian 🤣 buang batu kali aldi dpt batu berlian axel 🤭
Atmita Gajiwi
/Heart//Heart//Heart/
Wahab Abdi
Trharu bgt d part ini😭

Ya.. Gmn pun asal usulnya axel nmanya seorg ibu psti mnyayangi dg tulus
Wahab Abdi
Seneng di part ini. Krna mreka bangkit brsama
Wahab Abdi
Pak surya ini bnr2 batu ya.. Klo bnr anak kndungnya adalah elena, ksian bgt dy
Punya bpk kyk batu
Wahab Abdi
Bu ratna ini prempuan loo
Tp kok gt amat sesama prempuan
Mella Jati
model cowoknya chen si nama aslinya❤
si abang ganteng 😍
Wahab Abdi
Gak jelas di.. Selingkuh tp g mau d cerai istrinya
Lah maumu gmn? Punya 2 wanita gituu
Eti Alifa
nyesek setiap baca perselingkuhan tapi disayangkan knp mlh mengikuti selingkuh dan pergi ke club malam.
ZARINA JAHYA
TERBAIK
Nor hasliza Ishak
♥️♥️♥️
Marina Tarigan
miris kali nasip kalian berdua lisa Aldi dari awal hidup kalian amburadul akhirnya juga amburadul semoga kedepannya nasipmu dan perangaimu bisa berubah ke lebih baik
Marina Tarigan
wah lisa memang sdh dasar kamu nganga terus sm pria manapun aneh banget kamu jd perempuan beberapa kali ayah tirimu melakukan hal bejat pdmu nasipmu penuh najis
Marina Tarigan
panak adopsi lebih berguna dp anak saudara axel sampai diusir dgn kasar dari rmhnya untung Elena dan Axel orangnya sangat baik
Marina Tarigan
pak suria sdj mebgusir Axel dari rumah
Marina Tarigan
penhhianat dihianati bagus deh sakit kan Aldi kelakuanmu berbalik padamu dlm segala hal
Marina Tarigan
anak diperut lisa bukan anak Aldi tapi pacar gelap Lisa kamu mandul Aldi rasaim kamu selalu Elena
Marina Tarigan
kerja Aldi selama ini kan ugal2an korupsi dan main perempuan utak udang masa bisa menang pokirannya hanya idtri orsnh lain aneh
Marina Tarigan
pergi saja
axel kalau memang kamu anak adopsi pantas papa suria tdk mengerti perasaanmu Elena sanhhup dari nol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!