Maxim yang memiliki putri angkat bernama Arabella yang sudah di asuh nya mulai dari 10 tahun lalu hingga kini Arebella telah lulus sekolah menengah atas malah jatuh cinta kepada kepada putri angkat nya sendiri bagaimana kisahnya yuk Ikuti jejak nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Kehidupan tak semulus yang di bayangkan. Seperti itu juga Kehidupan Bella. Hari ini Bella pergi memetik teh untuk memperoleh gaji sehari.
Arsen ikut, tapi anak itu hanya duduk di bawah pohon karena Bella tidak mengizinkan Arsen dibawah terik matahari.
"Suittt.." Pria memakai pakaian seragam SMA menghampiri Arsen dengan sepeda motornya.
"Kak Rayden" Arsen langsung berdiri.
"Abang cari-cari kamu kemana mana, ternyata kamu berada disini" Ucap Rayden dengan ia turun dari sepeda motor nya.
"Ada apa Bang?" tanya Arsen.
"Bantuin pr abang Sen, susah. Abang gak ngerti" jawab Rayden.
Arsen menganggukkan kepalanya tanda ia mau." Tapi apa bayar kan?" Tanya Arsen. Rayden langsung mengangguk dengan mantap.
"Aman sen"
"Bentar Bang, Arsen izin sama mamak Arsen dulu Bang"
"Gak usah Sen, biar abang aja" Rayden langsung menghampiri Bella.
"Teh!" Panggil Rayden.
"Eh.. Rayden. Ada apa?" tanya Bella langsung menghentikan pekerjaan nya.
"Arsenya aku mau bawa Teh, kami mau jalan-jalan ke lapangan" Jawab Rayden. Tentu Rayden harus berbohong kepada Bella, itu karena permintaan Arsen sendiri.
"Iya, Rayden. Pulang nya jangan terlalu magrib yah Ray"
"Iya, Teh. makasih yah Teh" Rayden langsung pergi setelah mendapatkan izin dari Bella.
"Aman Sen" ucap Rayden kepada bocah cilik dengan khas bule nya.
Rayden langsung menggendong Arsen dan meletakkan nya di depannya. Arsen senang karena Rayden selalu meminta tolong kepada nya untuk menjawab pr nya. Karena itu ia akan mendapatkan uang. Rayden pun sebenarnya tidak percaya bahwa bocah cilik yang berumur lima tahun bisa menyelesaikan pr anak SMA.
Dan itu benar-benar ada yaitu Arseno Husein Alberto. Rayden juga sangat banyak membantu Arsen, seperti meminjam kan buku, handphone dan juga memberikan nya mainan. Terkadang Rayden juga memberikan makanan kepada Arsen jika Arsen datang bermain ke rumahnya.
Rayden sudah menganggap Arsen seperti keponakan nya sendiri sedangkan Bella ia anggap seperti teteh nya sendiri. Rayden adalah anak yang termasuk orang berada di kampung ini.
Ayahnya punya lahan kebun Teh walaupun tidak banyak.
Rayden benar-benar takjub melihat kepintaran yang di luar nalar menurut nya. Kalau di pikir-pikir mana ada anak lima tahun bisa mengerjakan pr anak SMA, itupun soal Matematika dan Kimia. Sangat mustahil tapi ini nyata, Arsen adalah bocah jenius.
"Selesai bang" Kemudian Arsen memberikan bukunya kepada Rayden.
"Kamu benar-benar pintar Sen. Nih buat kamu" Rayden memberikan uang sebanyak 50 ribu kepada Arsen si anak jenius.
"Kamu pintar nya dari mana sih Sen, salut sama kamu" gemas Rayden dengan mencubit pipi Arsen. Rasanya Rayden ingin memakan hidup-hidup Arsen agar kepintaran nya menular kepada nya.
"Arsen gak tahu Bang, mungkin ayah Arsen pintar" jawab Arsen. Senang sekali bocah itu mendapatkan uang, apalagi uang nya 50 ribu.
Rayden mengacak-acak rambut Arsen dan Arsen tidak peduli dengan apa yang di lakukan Rayden kepada nya.
"Bang Rey, Arsen mau pinjam buku abang boleh?"
"Hah? buku apa lagi yang kamu mau Sen?" tanya Balik Reyhan. Arsen menunjuk buku Ekonomi berwarna orange yang berada di atas meja belajar Rayden.
Anak ini benar-benar komplit, selain pintar, Arsen juga good atutited dan tampan. Bella pandai mendidik Arsen dengan bagus.
"Kamu yang pintar Abang yang bangga Sen. Tapi apa kamu gak berniat ngomong sama Teh Bella Sen"
"Enggak Bang" Arsen menggelengkan kepalanya.
"Kenapa Sen? kamu pintar loh, sayang sekali kalau kepintaran mu tidak di asa sama orang orang hebat."
"Belum waktunya Bang, biarkan aja seperti ini dulu" Jawab Arsen, lalu fokus terhadap bukunya.
Rayden pun tak menganggu lagi, Rayden malah sibuk dengan ponselnya bermain game Ml.
Hingga hari sudah sore, Rayden tersentak karena melihat jam di hp nya sudah menunjukkan pukul lima sore.
Tapi Anak itu masih sibuk dengan bukunya. Dirinya saja tidak tahu tentang debit di pelajarannya. Sangat pusing melihat angka-angka yang tertera.
"Sen, Kamu harus pulang. Nanti teteh nyariin kamu. Ini sudah sore Sen"
Arsen langsung melihat Rayden dan menutup bukunya." Ini Bang bukunya, terimakasih" ucap Arsen dengan memberikan bukunya kembali kepada Rayden.
"Ayo abang antar" Rayden berdiri tapi Arsen langsung menolaknya.
"Gak usah Bang, Arsen bisa sendiri. Arsen bukan anak kecil"
Lah...Bukan anak kecil gimana? Umurnya saja masih lima tahun. Rayden hanya menggelengkan kepalanya, lucu mendengar ucapan Arsen yang sok dewasa.
. pi anak aku bro2 . 12th . jgan kan di akui di Litik ajh enggak padahal wajah nya 11 12. mirip
thor