NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Harem / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chizella

HIATUS AWOKAOWKA

"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."

Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.

​Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.

​Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Pang Bo Hilang

​Fajar menyingsing di Kota Shanghai. Cahaya pagi memecah kegelapan, menyinari lapisan embun tipis di jalanan batu yang ramai. Chen Huang sudah lebih dahulu menelusuri kota sendirian. Suasana pagi itu segera berubah menjadi pusaran aktivitas; pedagang-pedagang mulai membuka dagangan, gerobak-gerobak kayu berderak, dan kerumunan manusia bergerak cepat, kembali ke ritme harian mereka.

​Chen Huang bergerak di tengah keramaian itu, langkahnya tenang namun matanya menyapu setiap sudut dengan intensitas yang tersembunyi. Ia keluar untuk mencari Pang Bo, yang telah lenyap tanpa jejak semalaman. Kekhawatiran Xin Li dan Yun Yuan terasa nyata, dan Chen Huang merasa terikat oleh rasa terima kasih.

​Ia membiarkan indranya, menyebar. Ia mencari energi yang tidak pada tempatnya, anomali di tengah kekacauan yang teratur.

​Suara Yue Chan, bagai analisis seorang ahli yang dingin, segera terdengar di benak Chen Huang. "Si Bocah itu tidak menghilang begitu saja, masih ada beberapa jejak Dou Qi miliknya yang kurasakan."

​Chen Huang mengunci fokusnya. Ia mencoba merasakan jejak energi yang ditinggalkan Pang Bo. "Aku tau itu, kelihatannya ia bertemu dengan kultivator lain?" tanyanya dalam hati, mencurigai adanya pertempuran.

​Yue Chan menjawab dengan hati-hati. "Mungkin, jejak Dou Qi yang begitu samar, sulit mengetahui ada berapa orang yang bertarung disini tadi malam." Suaranya menyiratkan kerumitan situasi.

​Sebuah pertanyaan logis muncul di benak Chen Huang, ia mulai memegang dagunya, jari telunjuknya mengetuk kulitnya yang halus, sebuah gerakan yang menunjukkan kebingungan yang nyata. "Kalau memang pertarungannya tadi malam, kenapa aku tidak merasakan apapun?" Ketenangan yang ia rasakan di atap semalam seharusnya terganggu jika ada bentrokan serius di kota.

​Jawaban Yue Chan datang dengan satu kata yang mendesis. "Formasi." ​Lalu ia berhenti sejenak, membiarkan implikasi kata itu meresap sebelum melanjutkan. "Mungkin saja mereka menggunakan suatu penghalang, untuk menghindari gangguan orang luar."

​Langkah Chen Huang terhenti sepenuhnya di tengah keramaian. Orang-orang berdesakan melewatinya, namun ia berdiri kaku. "Benar juga. Jika memang seperti itu, maka menemukan mereka juga akan sulit."

​Chen Huang memegangi kepalanya dengan kedua tangan, jari-jarinya menekan pelipisnya. Ini adalah gerakan frustrasi yang tulus. Ia tahu, secara logika, seharusnya masalah ini tidak ada hubungannya dengannya, ia bisa saja pergi, melanjutkan perjalanannya menuju Sekte Awan Langit. Namun, memikirkan Xin Li—keanggunan, tawa polos, dan kesedihan yang ia bagi—membuatnya mustahil untuk pergi. Tidak membantu Xin Li sama saja dengan tidak tahu diri, melanggar prinsip kebaikan yang baru ia temukan.

​Ia melepaskan tangannya, menghela napas dalam-dalam.

​Chen Huang melanjutkan penelusuran di jantung Kota Shanghai. Setiap langkah kakinya di atas batu jalanan terasa ringan dan santai, seolah ia hanya seorang musafir yang menikmati keramaian pagi. Namun, di balik ekspresi wajahnya yang tenang, matanya adalah mata elang yang memindai, kesadarannya menyebar seperti jaring laba-laba yang mencari getaran anomali sekecil apa pun. Ia benar-benar menyembunyikan niat dan kecemasannya.

​Pandangannya tertuju pada sebuah gang sempit yang membelah bangunan tinggi. Tempat itu diselimuti bayangan, sepi dari lalu-lalang, dan terlihat sedikit kotor. Di sana, terdapat tanda-tanda kerusakan yang tidak wajar, dinding-dinding batu terlihat retak secara sporadis, dan beberapa bagian tanah di sudut gang tampak seperti baru saja dikikis oleh kekuatan yang brutal.

​"Bekas pertarungan..." gumam Chen Huang, bisikan itu hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

​Ia melangkah masuk, ke dalam bayangan yang dingin. Tangannya terangkat, jari-jarinya yang kuat dan lentik menyentuh dinding yang retak. Ia tidak hanya menyentuh tekstur batu, tetapi ia merasakan aliran energi tipis yang tersisa, getaran residual dari benturan Dou Qi yang terjadi di malam hari. Sentuhan itu memicu respons dari Yue Chan.

​"Mungkin kultivator di Ranah Dou Zhe," ucap Yue Chan begitu santai di benak Chen Huang, seolah membicarakan angin sepoi-sepoi. Bagi Yue Chan, Dou Zhe hanyalah setitik debu, namun bagi Chen Huang sekarang, itu adalah tembok besar.

​"Dou Zhe?!" Chen Huang sedikit terkejut, otot-otot di rahangnya mengeras. Dengan Ranah Dou Zhi Qi miliknya, mustahil dia bisa menang melawan Dou Zhe, perbedaan dua alam terlalu besar.

​Di tengah kekalutan itu, sebuah kilatan cahaya menyilaukan matanya, memantul dari tanah yang kotor. Pandangannya turun. Ia melihat sebuah benda kecil dan halus tergeletak tak berdaya.

​Perlahan, Chen Huang melangkah mendekati benda itu, setiap langkahnya diukur, hatinya berdebar dengan antisipasi. Ia membungkuk, gerakannya anggun, dan mengambil cincin itu. Itu adalah cincin penyimpanan, sebuah alat ajaib yang hanya dimiliki oleh kultivator.

​Chen Huang segera memejamkan mata, memfokuskan kesadaran spiritualnya, dan mengintip isi cincin itu.

​"Tidak salah lagi. Ini milik Pang Bo."

​Chen Huang segera menyembunyikan cincin itu di dalam genggamannya. Ia tidak ingin berlama-lama di tempat di mana pertarungan Ranah Dou Zhe telah terjadi, ada kemungkinan besar ia akan menarik masalah jika terlalu lama menyelidiki. Karena itulah, ia langsung pergi begitu saja, meninggalkan gang itu secepat ia datang.

​"Mungkin dia sudah mati. Tidak, mungkin masih hidup." Berbagai perkiraan dan skenario berputar-putar liar dalam kepalanya. "Baiklah lupakan saja. Yang terpenting adalah hidup, bagaimana bisa menyelamatkan orang lain kalau aku sendiri mati." Prinsip pragmatis ini memadamkan nyala kepahlawanan yang tiba-tiba muncul.

​Siang menjelang, dan Chen Huang kembali ke penginapan. Ia menemukan Xin Li dan Yun Yuan duduk di sudut, wajah mereka tegang saat sedang mengobrol dengan pemilik penginapan. Ketika Chen Huang mendekat, pemilik penginapan itu segera membungkuk sedikit dengan hormat, lalu menjauh, tidak ingin terlibat dengan masalah kultivator.

​Chen Huang berdiri di hadapan kedua wanita itu. Tanpa basa-basi, ia mengeluarkan cincin penyimpanan milik Pang Bo dari sakunya. Cincin itu diletakkan di atas telapak tangannya yang terbuka, cahayanya yang samar memantul di mata kedua wanita itu. Keduanya tentu begitu terkejut melihat cincin itu, simbol kepastian dari hilangnya Pang Bo.

​Yun Yuan, yang selalu didominasi oleh energi agresif, melesat maju, tangannya mencoba meraih cincin itu. Matanya membesar, penuh tuntutan. "Bagaimana bisa? Dimana kau menemukannya!?" Yun Yuan mendesak Chen Huang, suaranya mengandung nada memerintah.

​Chen Huang menggunakan kedua tangannya, memegang bahu Yun Yuan dengan lembut namun tegas, mendorongnya agar sedikit menjauh dan menenangkan diri. "Aku menemukannya di tempat sepi tadi pagi. Di tempat itu kelihatannya terjadi pertarungan tadi malam."

​Xin Li mendekat, tubuhnya mencondong ke depan, kekhawatiran terlihat jelas memahat fitur wajahnya yang cantik. "Maksudmu... Kak Pang, dia bertarung dengan seseorang tadi malam?"

​"Aku tidak tau," Chen Huang menggeleng perlahan. "Yang tersisa hanya cincin itu, mungkin Pang Bo sudah di tangkap. Pertanyaannya sekarang adalah... siapa yang menangkapnya?"

​"Tidak mungkin! Senior Peng begitu kuat, siapa yang bisa mengalahkannya!?" bantah Yun Yuan, suaranya pecah.

​Chen Huang menjawab dengan dingin dan logis. "Dia kuat di Ranah Dou Zhi Qi. Namun bagaimana jika lawannya berada pada Ranah Dou Zhe?" Ia mengunci tatapan Yun Yuan, memaksanya menerima kemungkinan yang mengerikan itu. "Aku merasakannya, meski tipis masih ada sisa-sisa Dou Qi milik seseorang di Ranah Dou Zhe."

​"Chen Huang, bagaimana kau bisa merasakannya?" Kali ini, Xin Li yang bertanya, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu.

​"Aku tidak akan menjawab pertanyaan yang itu. Sekarang yang lebih penting, Pang Bo telah hilang. Kalian seharusnya meminta bantuan pada Sekte, bukan? Ini bukan masalah yang bisa kita hadapi," ucap Chen Huang, suaranya menyiratkan keharusan untuk mundur.

​Tiba-tiba, suara Yue Chan yang ringan dan sedikit nakal terdengar di benak Chen Huang, mencerminkan ketidakpedulian seorang dewi terhadap masalah fana ini.

​"Hmph. Kau pintar juga, berbicara seakan ingin menyelamatkan orang itu. Padahal tujuanmu adalah melarikan diri dari tempat ini sesegera mungkin. Itu cukup lucu, haha." Yue Chan tertawa ringan, tawa yang hanya bergema di alam kesadaran Chen Huang.

1
Mizuki Berry
gak ada cover lain kah?
Cecilia-chan: banyak ai nya yg ini, kek bahan gabut selagi aku masi nulis isekai slime, jdi kalau pening dan gada ide ya, kutulis random kesini, gada tujuannya ini novel
total 4 replies
Story
berapa kata di chapter ini?
Cecilia-chan: 1200an
total 1 replies
Story
Lebih baik lewat dialog aja nggak sih tingkatan Kultivasinya🗿
Cecilia-chan: entah kenapa aku pengen simpel aja kek sesepuh fantim yg laen🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!