NovelToon NovelToon
Pengawal Yang Bunuh Ayahku

Pengawal Yang Bunuh Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Action / Cinta Terlarang / Mafia / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:100
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

"Tujuh tahun aku hidup di neraka jalanan, menjadi pembunuh, hanya untuk satu tujuan: membunuh Adipati Guntur yang membantai keluargaku. Aku berhasil. Lalu aku bertaubat, ganti identitas, mencoba hidup normal.
Takdir mempertemukanku dengan Chelsea—wanita yang mengajariku arti cinta setelah 7 tahun kegelapan.
Tapi tepat sebelum pernikahan kami, kebenaran terungkap:
Chelsea adalah putri kandung pria yang aku bunuh.
Aku adalah pembunuh ayahnya.
Cinta kami dibangun di atas darah.
Dan sekarang... kami harus memilih: melupakan atau menghancurkan satu sama lain."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10: KEHILANGAN MARCUS

Malam itu.

Alex kembali ke kolong jembatan dengan tubuh dan hati yang hancur.

Ia duduk di atas kardusnya, memeluk boneka beruang lusuh—satu-satunya penghiburan yang ia miliki.

"Elena..." bisiknya sambil menangis. "Sari mengingatkan kakak sama kamu. Dia kehilangan papanya. Seperti kamu dulu."

Boneka itu tidak menjawab—hanya menatapnya dengan mata kosong yang satu.

"Kakak tidak bisa menyelamatkan Pak Hendro. Seperti kakak tidak bisa menyelamatkan kamu."

Alex memeluk boneka itu lebih erat, air matanya membasahi bulu lusuhnya.

"Kapan kakak bisa jadi cukup kuat? Kapan?"

"Kamu sudah lebih kuat dari setahun lalu, Nak."

Alex mengangkat kepalanya.

Marcus berdiri di sana—tapi ada yang berbeda. Wajahnya pucat, ada luka di dahinya, bajunya robek dan berdarah.

"Pak Marcus?! Kenapa—"

"Aku baik-baik saja," potong Marcus sambil duduk dengan susah payah, memegang rusuknya yang jelas-jelas patah. "Hanya... sedikit masalah dengan preman lokal."

"Preman?" Alex mendekat, memeriksa luka-luka Marcus. "Siapa yang—"

"Geng Naga Hitam. Mereka meras gelandangan di area ini—minta bayaran 'perlindungan' sepuluh ribu per minggu. Aku menolak. Jadi mereka... mengajari aku pelajaran."

Marcus batuk—darah keluar dari mulutnya.

Alex panik. "Pak Marcus butuh ke rumah sakit—"

"Dengan uang apa?" Marcus tersenyum pahit. "Lagipula, ini bukan pertama kalinya. Aku akan baik-baik saja."

Tapi Alex melihat—ini bukan luka biasa. Ini luka parah.

"Istirahat dulu, Pak. Aku akan cari obat—"

"Tidak usah." Marcus memegang tangan Alex. "Duduklah. Aku mau bicara sama kamu."

Alex duduk, hatinya tidak tenang.

Marcus menatap langit malam—bintang-bintang yang redup di balik polusi Distrik Sombra.

"Nak, aku tua. Aku sudah hidup lebih lama dari yang seharusnya. Aku sudah balas dendam. Aku sudah menepati janjiku pada keluargaku."

"Kenapa Pak Marcus bicara begitu—"

"Dengarkan dulu." Marcus menatapnya dengan mata yang mulai redup. "Kamu... kamu sudah jadi jauh lebih kuat. Setahun lalu kamu anak lemah yang mau bunuh diri. Sekarang kamu bisa bertarung, bisa bertahan hidup."

"Itu karena Pak Marcus yang—"

"Tapi kamu masih belum siap." Marcus batuk lagi, lebih banyak darah kali ini. "Kamu masih terlalu lembut. Kamu masih nangis untuk orang lain. Itu bagus—itu artinya kamu masih punya hati. Tapi untuk balas dendam..."

Marcus menatapnya serius.

"...kamu harus bunuh hatimu itu. Kamu harus jadi monster. Kalau tidak, kamu tidak akan pernah bisa bunuh Adipati Guntur."

"Aku akan bisa—"

"Nak," potong Marcus. "Aku tidak akan ada lama lagi."

Alex membeku. "Apa maksud—"

"Luka ini lebih parah dari yang kelihatan. Aku tahu tubuhku sendiri. Aku... mungkin tidak sampai besok pagi."

"JANGAN BICARA BEGITU!" Alex berteriak, air matanya jatuh lagi. "Aku akan cari dokter—aku akan—"

"Dengarkan aku!" Marcus memegang wajah Alex dengan kedua tangannya—tangan yang gemetar. "Setelah aku mati, kamu harus lanjutkan sendirian. Kamu harus jadi lebih kuat. Jangan berhenti berlatih. Jangan berhenti membenci. Karena itu yang akan membuatmu bertahan."

"Pak Marcus adalah satu-satunya orang yang aku punya—"

"Tidak." Marcus tersenyum sedih. "Kamu punya keluargamu—di sana." Ia menunjuk langit. "Papa, Mama, Elena. Mereka menunggu kamu menepati janji. Jangan kecewakan mereka."

Marcus melepas tangannya, mengambil sesuatu dari sakunya—pisau lipat tua dengan pegangan kayu.

"Ini... ambillah. Ini pisau yang aku pakai untuk bunuh jenderal itu dulu. Sekarang milikmu."

Alex mengambil pisau itu dengan tangan gemetar. "Pak Marcus..."

"Jaga dirimu, Nak. Dan ingat—di dunia ini, hanya yang kuat yang menang. Jangan pernah jadi lemah lagi."

Marcus berbaring di kardusnya, menutup mata.

"Aku capek, Nak. Aku mau istirahat sebentar..."

"Pak Marcus jangan tidur! Kumohon—"

Tapi napas Marcus sudah melambat.

Perlahan.

Semakin pelan.

Alex memegang tangan Marcus—tangan yang dingin.

"Pak Marcus... terima kasih... terima kasih sudah menyelamatkan aku... terima kasih sudah jadi seperti ayah buat aku..."

Marcus tidak menjawab.

Napasnya semakin pelan.

Sampai akhirnya...

Berhenti.

"Pak Marcus?" Alex mengguncang bahunya. "Pak Marcus bangun... jangan tinggalkan aku... kumohon..."

Tapi Marcus tidak bangun lagi.

Alex memeluk tubuh lelaki tua itu, menangis sejadi-jadinya.

Hari ini ia kehilangan dua orang—Hendro dan Marcus.

Dua orang baik di dunia yang kejam ini.

Dan ia sendirian lagi.

Benar-benar sendirian.

Keesokan harinya.

Alex menggali lubang di tanah kosong di pinggir Distrik Sombra—tempat pembuangan terakhir untuk orang-orang yang tidak punya apa-apa.

Ia mengubur Marcus di sana, menandainya dengan batu besar.

"Pak Marcus..." Alex berlutut di depan makam sederhana itu. "Aku janji akan teruskan. Aku akan jadi lebih kuat. Aku akan balas dendam. Seperti yang Pak Marcus mau."

Angin berhembus, membawa abu dari tungku api di kejauhan.

Alex berdiri, menatap makam itu satu kali terakhir.

Lalu berbalik, berjalan menjauh.

Di tangannya, pisau lipat Marcus.

Di dadanya, kebencian yang semakin membara.

Dan di matanya...

Tidak ada lagi air mata.

Yang tersisa hanya kekosongan.

Kekosongan yang akan ia isi dengan darah musuh-musuhnya.

Satu per satu.

Sampai semuanya mati.

Atau sampai ia mati mencoba.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!