Soraya Kusuma, Gadis Yang Akrab Di Sapa Raya Anak Dari Wijaya Kusuma Dan Naraya Sekar Sari, sejak Ia Lahir Hidupnya Sudah Penuh pantangan. Ada Beberapa Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Oleh Raya Yaitu Pergi Ke Air Terjun.
Larangan Itu Sudah Di Beritahukan Oleh Ibunya Raya. Saat Usianya Genap Sepuluh Tahun.
Namun Saat Raya Menginjak Usia Sembilan Belas Tahun Ia Diam-Diam Pergi Ke Sebuah Curug Bersama Kedua Teman Nya. Karena Mereka Membangun Sebuah Komunitas Untuk Di Unggah Di Sosial Media Nya. Hanya Untuk Memecahkan Sebuah Misteri Yang Sudah Di percaya Oleh Ibunya.
"Yang Sudah Di Takdirkaan Akan terus Membersamai" Ujar Arya Narendra
Sosok Laki-Laki Tampan Yang Membuat Mata Raya Terazimat Saat Pertama Kali Melihat Nya.
( Sambungan Kisah dari Cinta beda Alam )
" Happy Reading "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Terlihat Bu Nara Sedang Duduk Menatap Nanar Dari Arah Ambang Pintu, Setelah Acara Selesai para Bapak-Bapak Satu Persatu Keluar Dari Rumah Bu Nara.
Tama Dan Maja Masih Berada Di Sudut Rumah, Setelah Acara Selesai Maja Dan Tama Membantu Desta Merapihkan Gelas Dan Juga Piring Yang Kotor
"Desta Masih Sekolah?" Ucap Tama Sambil Melihat Wajah Desta Yang Nampak Sangat imut
"Masih Kak..." Desta Membalas Senyuman Tama.
"Kelas Berapa Sekarang?" Nampak Sekali Tama Bertanya Hanya Karena ingin Basa-Basi.
"Kelas 10kak." Desta Menunduk Malu.
"Mau Ngak Nih Jadi Pacarnya Om Tama?..." Maja Menyambungi, Maja Nampak Gemas Melihat Wajah Desta Yang Langsung Merah, Sedangkan Tama Nampak Memicing Kan Mata Nya Melihat Sengit Ke Arah Maja.
"Apan Sih Ja....Jangan Di Didengerin Yah Desta Maja Emang Kadang Gitu Orang Nya Rese!" Tatap Tama Sinis.
"Halah.... Lu kan Buaya! Kambing Di Bedak'in Juga Lu Mau! udah Terkenal Semua Cewek di Kampus Sama Rayuan Gombal Lu!" Maja tertawa Bengis Menggoda Tama Yang Sudah Terlihat Malu.
Saat Maja Sedang Asik Meledak Tama, Desta Langsung Pergi Ke Dapur Membawa Gelas yang Kotor
"Sini Biar Abang Bantu...." Maja Mencari Simpati, Menengok Tama ke Belakang Mengulurkan Lidah Meledek.
"Sialan Si Maja!..." Gerutu Tama Terseyum Kecut.
Bu Nara Yang Nampak Keluar Dari Kamar Langsung Meminta Tama Memakan Makanan Yang Tersedia.
"Makan Tama, Ayo Dimakan Nak" titah Bu Nara, Setelah Tama Bersalaman.
"iya Bu..."
"Maja Dimana?" Bu Nara Menatap Ke Sekeliling Mencari Maja.
"Noh Lagi Di Dapur Bu, Biarin Aja Mungkin Lagi Bantu Desta Cuci Piring." Tama Menggaruk Pelan Kening Nya.
"Ada-Ada Saja si Maja, oh iya Tama Kamu Nginep Disini Aja Yah Malam Ini Sama Maja?"
"Emangnya Kenapa Bu?" Tama Sedang Asik Menikmati Agar-Agar Buatan Bibi Puspita.
"Niatnya Besok Ibu Mau Minta Kalian Antar ke Curug Kemarin Yang Kalian Ekspor" Nampaknya bu Nara Sudah Sangat Yakin!
Tama Terdiam Sejenak, Sekilas Kenangan Bersama Raya terbayang Kala itu, Air Mata Tama Jatuh padahal ia Adalah Laki-Laki Yang Berhati Batu Namu Saat Mengingat Raya Hilang, Tama Juga Langsung Merasa Kehilangan, Karena Bagimana Pun Raya Dan Bu Nara Sudah Ia Anggap Sebagai Keluarga Nya.
"Kenapa Ma,,, Kamu Kok Diem? Kamu Masih Takut Di Ganggu Mahluk Tak Kasat Mata?" Bu Nara Menatap Tama Heran.
"Bukan Gitu Bu, Saya Nangis Karena Tiba-Tiba Aja Keinget Raya." Tama Langsung mengusap Air Mata Nya.
Bu Nara meremas Tangan Nya Hatinya Tentu Saja Runtuh Mengingat Raya Yang Entah Hilang Kemana?
"Tekat Ku Sudah Bulat Tama, Besok Antar ibu Menemuinya!" Bu Nara Menekan ucapannya. Matanya Berkaca-kaca.
Tiba-Tiba Angin Bertiup Kencang Hingga Mampu Membuat Jendela Tertutup, Maja Dan Desta Langsung Merinding. Tama Bergidik Ngeri Sementara Bu Nara Nampak Tenang Tidak takut dengan Apa-Pun.
.
.
Seperti Biasa Sehabis Minum Wedang Serbad Kantuk Raya Langsung Tidak Bisa Tertahan. Dan Tiba-Tiba Saat Raya Bangun Raya Sudah Berganti Pakaian Berdandan Cantik Serta Berada Di tempat Baru Buka Lagi Di Kamar Nya. Dan itu Semua Terjadi Saat Raya Dalam Kondisi Tidak Sadar, Dan Saat Raya tersadar Raya Tidak Mengingat Apa-Pun!
Raya Sedang Duduk Bersila, Anggun Memakai Pakaian Kerajaan Berwarna Pink Muda, berselendang Senada.
Seorang Pria Memakai Ikat Kepala Melukis Dirinya Dan Juga Arya yang Nampak Terseyum Duduk Di Samping Raya.
"lihatlah yang Mulia ini Nampak Sangat Serasi " Ujarnya Sambil Meminta Arya Melihat Karya Seni Nya.
Arya berjalan ke Arah nya. Melihat Lukisan Yang begitu Cantik Melihat Wajah Raya Di Dalam Lukisan yang Nampak Begitu Nyata. Arya Terseyum Simpul Ada Rasa yang Aneh Dalam Dirinya, Sering Kali Ia menghindar Jarang Menemui Raya ia Hanya takut Jatuh cinta Dengan Manusia.
Karena tugasnya Hanya Bawahan, Dan Semua Yang Ia Kerjakan Adalah perintah Mulai Dari Merubah rupa Dan Nama Nya, Hanya untuk Mengelabuhi Raya, Agar Semua Perintah Yang Di Titahkan oleh raja Nya Berhasil itu Semua Hanya Karena Wujud Bakti Nya Pada Sang raja.
Di Balik Senyuman Manis untuk Raya, Ada Hati Yang teriris Tajamnya Belati.
Sinta Mengamati Pria Yang Sedang Memandang Lukisan Dengan Senyuman Yang terpancar Begitu Nyata, Pria Yang Sinta Sebut Namanya Sebagai Sailendra Bagaskara.
Sejak Jiwa Sinta Berkelana Ke Alam Lain, Sinta pertama Kali Di Bawa oleh Sailendra ke Kerajaan Linggar Sari yang Sekarang Berganti Nama Menjadi Kerajaan Brawijaya.
Sejak itulah Sinta Di Nobatkan Sebagai Abdi Ndalem oleh Raja Arya Narendra.
Setelah itu raja Arya Narendra Memilih Menjadi Petapa Menunggu Bulan Purnama Meminta Sailendra untuk Menjaga Istana nya Hingga Sampai Menunggu Gerbang Gaib Terbuka.
Raja Arya Narendra Telah Menunggu Bertahun-Tahun untuk Menunggu Kedatangan Seseorang yang Membuat ingatnya Kembali Hidup, Jiwa yang Di Pisahkan Kembali Meradu, Rasa itu tidak pernah Hilang Sampai Yang Gaib Menyerupai Nyata.
"Apa kah Mungkin Aku Berhak Memberitahu Raya Hal Yang Sebenarnya?" Gumam Sinta Dalam Hati.
ia Mengepalkan tangan nya Erat, Cemburu Karena Melihat Ada Cinta Di Wajah Sailendra untuk Raya, Sedangkan Selama ini Sinta rela Tidak Mencari Tau Jalan Keluar Karena ingin Hidup Bersama Dengan Sailendra.
"iya Lukisan Mu Memang tidak pernah Gagal..." Sailendra Nampak memuji nya.
Raya Mengusap Kedua Lengan Nya, Ia Sadar Sudah Berganti Pakaian Namun ini Semua yang Di Rasakan Raya Seperti Sedang Dejavu
"Arya Kepala Ku pusing" Ucap Raya Seraya Memegangi Kening Nya.
Sailendra Yang Panik Langsung Menghampiri Raya, Sailendra Paham efek Wedang Serbad Akan Membuat Siapa Pun yang Meminumnya pasti Akan Merasa Pusing Jika Mereka Berusaha Mengingat ingat Kehidupan Asalnya.
Sailendra Merasa Tidak Tega Namun ini Semua Adalah perintah Dari raja Nya Sendiri.
Sailendra Langsung Meminta Sang Pelukis Meninggalkannya Dan Raya. Sang Pelukis Langsung Manut. Kini Tinggal Raya Dan Sailendra Saja Yang Berada Di Balkon.
"Masih Pusing?" Jemari Sailendra Memijat Pelan Kening Raya
"Masih..."
Sailendra Hanya Bisa Terdiam Melihat Raya
wanita Yang telah Ia Nikahi Secara Gaib, "Jika Nanti Kau Di Takdirkan Kembali Ke Alam Mu Apakah Hati ini Akan Rela?" Batin Sailendra
Karena Sebelum Raya Dibawa ke Alam Gaib Sailendra Sudah Menjaga Raya Selama Raya 40 Hari Lahir ke dunia Namun Sailendra Tidak Bisa Menampak Kan Diri Secara terang-terangan.
Meskipun Raya Seorang yang Bisa Melihat Mahluk Tak Kasat Mata, Namun Sailendra Mampu Memasang tabir di Antara Raya Dan Dirinya.
Namun Saat Raya Mula Melanggar Pantangan Semua Pintu Gaib Terbuka Semua Mahluk Tak Kasat Mata yang memasang tabir Pembatas Juga Akan Nampak Dalam rupa Yang Mangli
Dan Wedang Serbad Sebagai pencuci otak Bagi Manusia yang tersesat Ke Alam Gaib. Agar tidak Mampu Mengingat Sanak Sodara nya.