NovelToon NovelToon
Two Bad

Two Bad

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Murid Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Bad Boy
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aalgy Sabila

"Yang kalian lakukan salah."

Baik Meyra maupun Fero tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Yang mereka tau ialah mereka senang dan puas karena melakukan hal yang mereka inginkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aalgy Sabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartment

(+)

◻️◻️◻️

"Anjir kok basah sih?"

"Hah?"

"Anjir gue lupa, gue lagi dapet Fero. Lo malah ngajak gue ke sini seharusnya gue langsung pulang," ucap Mayra kesal.

"Lo ngalihin pembicaraan?" Tanya Fero dengan mata menyipit.

Mayra berdecak kesal dan berdiri dari duduknya. "Tuh liat kursinya jadi ikut merah," tunjuk Mayra pada kursi taman yang kebetulan warna putih.

Fero mengamati kursi itu dengan seksama. Ternyata benar. Kenapa juga ia bisa lupa kalau Mayra bocor.

"Cepat pulang, gue mau bersih-bersih," Mayra menarik seragam Fero.

"Bersih-bersih?"

"Kok lo lemot sih?! Gue kesel sama lo! Mending gue pulang sendiri aja!"

Fero memegang dadanya karena kaget. Ia tak menyangka Mayra bisa berteriak sekencang itu. Apakah ini yang selalu dibicarakan orang-orang soal wanita pms yang sensitifnya minta ampun. Sepertinya di masa yang akan datang ia harus berhati-hati menghadapi Mayra yang sedang kedatangan tamu bulanan—oh, sial!

"Huaaaaaaa ...  kok lo gak bujuk gue sih? Huaaaaaa .... "

Drama macam apalagi ini?!

Kenapa di saat Fero berusaha untuk menjadi seorang pria yang gentleman semua ini terjadi? Harus dibawa pulang dulu ini si Mayra daripada makin banyak drama dan bikin malu Fero.

"Ayok pulang," ucap Fero sambil menarik tangan Mayra menuju motornya. Tapi ....

Di kursi taman ada noda merah yang lumayan mencolok—keduanya tak jadi melangkah. Mereka harus bertanggung jawab, apalagi baunya cukup tercium amis dari jarak dekat. Fero menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung bagaimana membersihkannya. Sedangkan Mayra sendiri masih nangis bo'ongan—cuman teriak-teriak gak jelas tapi gak ngeluarin air mata sama sekali.

"Lo diem di sini, jangan kemana-mana. Bentar lagi kita pulang."

Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu, Fero segera pergi ke warung terdekat membeli satu botol air minum dan soklin lantai. Fero mengaplikasikan keduanya dengan menumpahkan soklin lantai di atas kursi lalu menuanginya air botol. Dan kalian tebak Fero mengelapnya dengan apa?

Dengan jaket Aldi.

Keterlaluan sekali Fero ini.

Setelah memastikan kursi itu bersih dan tak ada nodanya lagi. Fero segera menarik tangan Mayra ke motornya—kali ini sungguhan.

Di parkiran tak lupa Fero melempar jaket Aldi ke tong sampah.

"Fero!"

Fero menatap datar Mayra seolah mengatakan 'apa'.

"Itu jaket punya orang," ucap Mayra panik. Ia tak lagi menangis palsu, bibirnya sudah lelah berpura-pura.

Fero mengedikkan bahu acuh.

Mayra mendengus sebal. Holang kaya mah bebas. Tapi nanti bagaimana ia bilang pada mas mantan? Jaketnya dibuang sama calon pacarnya gitu?

Eh?

Ia sendiri malah menghindari pembicaraan semacam itu, tapi dalam hati malah meyakini. Maumu apa sih Mayra?

◻️◻️◻️

Tempat pertama yang dituju Mayra saat sampai di apartemen adalah kamar mandi. Ia masuk dan mulai membersihkan diri. Tak peduli dengan Fero yang masuk ke apartemen milik Varidza ini, atau ke apartemen miliknya sendiri. Ia masih jengkel dengan sikap Fero yang seenaknya.

Menghabiskan waktu sekitar 30 menit di kamar mandi, Mayra segera bergegas ke mesin cuci yang ada di dapur sambil membawa pakaian kotor yang sudah dibersihkannya dari noda-noda dan tinggal dicuci saja. Saat melewati ruang keluarga—matanya memicing tajam melihat Fero yang duduk santai di atas sofa sambil menonton tv. Melihat wajahnya saja sudah membuat amarahnya timbul kembali.

Kembali melanjutkan pekerjaannya adalah pilihan yang bagus daripada terus melihat wajah ganteng si bule yang entah kenapa sekarang malah eneg lihatnya.

Sambil menunggu mesin cuci selesai dengan pekerjaannya, Mayra memasak makanan yang berasal dari korea, yaitu Kimchi. Di kulkas masih ada bumbu kimchi, jadi Mayra membuatnya karena lumayan mudah dibuat dan tidak membutuhkan waktu lama. Tak memikirkan Fero yang akan suka atau tidak. Yang penting Mayra kenyang.

Setelah mesin cuci selesai dengan pekerjaannya dan kimchi selesai dibuat, Mayra memeras lemon lalu menambahkan madu.

Sebenarnya Mayra sangat tergugah untuk minum susu, tapi dalam keadaan kedatangan tamu bulanan itu tak boleh dilakukan karena nanti membuat perut terasa kembung. Kandungan gas yang banyak dalam perut karena pengaruh hormon bisa diperburuk dengan mengonsumsi susu atau produk berbahan susu

"Lo mau gak?" tanya Mayra datar.

Fero menaikkan satu alisnya dan memandangi makanan yang Mayra bawa yang terlihat menggiurkan itu. Tentu saja Fero mau!

"Kalau lo mau mending bersih-bersih dulu sana, abis itu balik lagi ke sini."

Fero mengangguk dan bergegas pergi ke apartemennya untuk mandi.

Sambil menunggu Fero, Mayra kembali ke dapur dan mencatat apa saja yang habis di kulkas, ia harua segera belanja dan membersihkan apartemen ini. Sudah beberapa hari tak berpenghuni cukup membuatnya bersin-bersin karena debu yang mulai bertebaran. Mayra menyimpan dua gelas lemonade di samping kimchi yang masih mengepul panas lalu mengambil tudung saji dari dapir untuk menutupi keduanya, karena ia akan membersihkan ruangan ini. Sedikit bersapu mungkin dapat menghilangkan debu, kalau untuk mengepel rasa-rasanya membutuhkan waktu lama nanti kimchinya keburu dingin.

Tepat setelah Mayra selesai menyapu, Fero datang dengan wajah segar dan rambut yang masih basah.

"Lo mau susu?"

"Hah?" tanya Fero cengo.

Susu? Susu yang mana? Baru juga datang udah ditawarin susu, kalau gitu Fero datang setiap hari deh biar ditawarin susu.

Eh?

"Takutnya lo mau minum susu, ambil aja di kulkas kalau bisa habisin takut kadaluarsa. Satu minggu ke depan gue gak akan minum susu."

Oh, susu yang itu. Fero kira susu yang lain (?)

"Emang kenapa?"

"Kan gue lagu haid, orang haid gak boleh minum susu."

Fero membulatkan mulutnya saja. "Ini apa?" Ia menunjuk pada masakan yang dibuat Mayra. Bentuknya menggiurkan tapi Feri tak tau namanya apa.

"Kimchi, lo gak punya alergi apapun kan?"

"Gak."

Keduanya lesehan di surpet dan makan dari tempat yang sama. Saling berhadapan, namun tak ada pembicaraan.

Fero baru sadar kalau Mayra sekarang udah sembuh—maksudnya udah kembali ke Mayra yang dulu, yang gak suka marah dan selalu pengertian. Fero suka deh—

Ternyata lama-lama rasa pedas mulai terasa di mulut Fero. Kenapa Mayra gak bilang kalau ini pedas? Jujur saja Fero orang yang gak kuat pedas, namun selalu berusaha untuk memakannya.

"Gue mau susu,"

Sekarang Mayra yang cengo, apa maksud Fero? Mau minta susu dari Mayra gitu?

Bukannya tadi kamu yang menawarinya susu, Mayra? Ah, iya kan dia tadi yang menawarinya. Kenapa bisa lupa dan malah salah tangkap.

"Ambil aja di kulkas, jangan lupa bawa gelasnya."

Fero berjalan cepat menuju dapur dan segera membuka kulkas untuk mengambil susu lalu mengambil gelas.

"Pelan-pelan Fero," ucap Mayra pelan.

Kenapa Mayra berucap demikian, pasalnya saat Fero sampai di hadapannya—ia meneguk susu dengan cepat langsung dari kartonnya, terus buat apa bawa gelas bambank?

Tak terasa kimchi yang dibuat Mayra habis juga. Mayra membereskan semuanya dibantu Fero, mencuci piring dan membereskannya ke tempatnya. Lalu keduanya kembali ke ruang keluarga dan duduk berdampingan di sofa.

"Lo belum jawab gue tadi," ucap Fero dengan tenang.

Mayra gelagapan. Ia paham maksud Fero—kalimat-kalimat panjang yang Fero diucapkannya di taman tadi. Sebagian besar dari dirinya masih bingung—apa pura-pura lupa aja ya? Ide bagus.

"Emang apa?"

"Lo paham maksud gue."

"Iya."

"Oke, berarti sekarang lo jadi pacar gue."

"Hah?! Kok gitu sih?!"

"Kan lo udah bilang iya, berarti lo setuju. Ucapan lo gak bisa ditarik lagi. Sekarang gue boleh ngelakuin apapun," Fero tersenyum smirk di akhir kalimat.

Mayra bergidik ngeri. Sial! Apa maksud Fero sebenarnya? Kenapa dari awal bersikap seenaknya begini sih?! Mayra juga bisa seenaknya!

"Tapi ... yang boleh minta putus cuman gue," ucap Mayra tiba-tiba.

Bukan tanpa sebab Mayra berucap seperti itu, ia hanya tak ingin ditinggalkan lagi, bila harus ada perpisahan maka ia yang akan meninggalkan Fero bukan Fero yang meninggalkannya. Dirinya sendiri masih tak yakin dengan perasaannya dan Fero. Ia merasa berkomitmen bersama Fero akan terasa berat—menurut intuisinya. Makannya untuk sekarang, seperti apa yang dikatakan Fero di taman—biarkan semuanya berjalan dengan sendirinya. Bila keputusannya hari ini mendatangkan sebuah kebahagiaan maka ia akan mensyukurinya. Namun jika mendatangkan kesengsaraan, ia pasti akan menyesalinya. Tapi sebelum penyesalan itu datang Mayra akan mencegahnya dengan cara bertindak berdasarkan intuisi yang saat ini menjadi pedoman hidupnya

Fero menatap tajam Mayra, apa maksudnya? Apakah dari awal Mayra memang ingin putus? Kalau seperti itu aturannya, Fero akan ikuti. Dan Fero tak akan membiarkan Mayra meminta putus darinya, bagaimana pun caranya. Ia akan membuat Mayra terjatuh sejatuh-jatuhnya padanya hingga dia tak akan bisa bangun dan Fero tak akan membantunya bangun. Biarkan saja seperti itu, agar Mayra tak bisa pergi kemana-mana.

Satu hal penting yang akan ia lakukan dalam hubungan pertamanya ini, yaitu mengendalikan segalanya. Ia yang akan mengendalikan Mayra—seperti sekarang. Bagaimana Fero begitu mendominasi dalam menguasai bibir tipis Mayra. Mengulumnya tanpa henti—tak membiarkan Mayra bernapas sama sekali. Diberi balasan Mayra dengan serampangan, yang semakin membuat Fero bersemangat karena hanya ia yang pernah melakukan hal ini pada Mayra. Tangan Mayra melingkar di leher Fero—Fero balas melingkari pinggang Mayra dan merebahkannya di sofa.

Tak ada tanda-tanda Fero akan mengakhiri semua ini—sepertinya tak akan berakhir dalam beberapa menit ke depan.

◻️◻️◻️

1
Curtis
Terharu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!