NovelToon NovelToon
My Lovely Pilot Forever

My Lovely Pilot Forever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: RUDW

Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit Apa?

Suara tawa Jonathan menggelegar memenuhi seisi ruangan Direktur Utama setelah mendengar cerita Xander. Dia merasa lucu dan konyol akan kepercayaan diri sang sepupu yang mengatakan Clarissa jual mahal tidak merespon pesan darinya.

Padahal, menurut Jonathan, sikap Clarissa sudah sewajar orang pada umumnya kalau menerima pesan dari nomor tidak dikenal apalagi dengan nama yang sangat menggelikan.

"Berhentilah tertawa. Aku lempar pakai ini nanti" dongkol Xander dan mengambil ancang-ancang memegang vas bunga di meja.

"Hei, tenanglah. Aku hanya mengekspresikan perasaan. Cerita kamu lucu, jelas saja aku tertawa " ucap Jonathan bela diri.

Xander hanya mendengus. Dia melipat kedua tangan di depan dada. Sambil menatap jutek pada Jonathan.

"Kau menyukainya?" tanya pria itu

"Siapa?" balas Xander bertanya bingung

"Ya, Clarissa. Siapa lagi" ujar Jonathan memperjelas

"Hei, pikiran apaan itu. Aku hanya berbaik hati mengajak berkenalan. Siapa tahu nanti, aku punya waktu mengajak dia keliling kota. Dia orang baru di kota ini, bukan?" bantah Xander tidak terima dituduh menyukai Clarissa

"Yakin? Kok aku lihat kamu selalu menatap dia berbeda bahkan perhatian pun lebih dominan dari kita" Jonathan seolah tidak percaya.

"Terserah kau saja, mau percaya atau tidak. Sudahlah. Kok kita jadi berdebat gara-gara anak itu" Lanjut Xander mengelak. Jonathan hanya bisa tersenyum penuh arti.

"Ngomong-ngomong dimana Leonardo?" Xander bertanya menatap sekeliling. Baru menyadari asisten Jonathan sekaligus sahabat mereka tidak ada di sana. Biasanya dia yang paling heboh.

"Sedang di luar. Aku memberi dia sebuah misi" Jawab Jonathan misterius.

"Misi? Apaan?" Rupanya Xander penasaran

"Kamu di larang kepo"

Xander hanya bisa berdecak sebal dan melemparkan pena Jonathan pada pemiliknya.

"Sekarang biar aku yang bertanya, ada apa kamu ke sini?"

"Sama, aku juga sedang menjalankan sebuah misi" Xander seperti ingin membalas sang sepupu

"Ck, misi dalam mimpimu. Cepat katakan ada apa? Kalau tidak ada yang penting, keluar sana. Ganggu saja orang lagi sibuk" Jonathan tiba-tiba sewot membuat Xander yang kini tergelak. Dia tahu, sepupunya itu paling tidak sabar kalau sudah penasaran. Benar-benar mirip perempuan yang suka kepo dan gosip.

"Jangan kepo brother! Tapi baiklah. Biar aku pergi saja. Padahal tadi ada info penting soal Claire" Lagi-lagi Xander memantik kekesalan Jonathan. Dia pura-pura berdiri seolah mengikuti perkataan Jonathan untuk pergi dari sana.

Tapi dalam hati dia sudah menertawakan pria itu mati-matian. Karena info sekecil apapun tentang Claire pasti tidak bisa dia abaikan.

"Berhenti. Duduk kembali di tempatmu. Katakan ada apa dengan Claire?" Nah, benarkan dugaannya. Wajah penasaran dicampur kesal Jonathan menjadi hiburan untuk Xander saat ini.

"Apa imbalan untukku?" tanya Xander angkuh dan menatap Jonathan penuh kemenangan.

"Haishh. dasar saudara penuh perhitungan. Baiklah, apapun permintaan mu, akan aku kabulkan" Rasanya Jonathan ingin sekali mencakar wajah tampan Xander. Tapi, kabar tentang Claire tidak mungkin dia abaikan.

"Benarkah?" Xander lagi-lagi membuang waktu hingga kesabaran Jonathan sudah di ubun-ubun.

"Shitt.. iya monyet. Katakan, cepat!"

Xander tertawa hingga sakit perut melihat wajah penuh kegeraman pria di hadapannya. Tetapi, pada akhirnya dia memasang wajah serius.

"Claire menelepon ku semalam. Katanya dia patah hati. Dia sudah mencoba menunjukkan perasaan tetapi pria bodoh itu sangat tidak peka. Selama ini, Claire selalu mengambil peran pengganti atau pembantu dalam film laga atau pun series karena ingin menjaga perasaan pria itu. Tetapi, ternyata rasanya dia sudah membuang waktu. Saat ini, dia sedang casting untuk mengambil peran utama dalam film terbaru. Dia sempat menceritakan casting ini pada pria tersebut, tetapi hanya ditanggapi biasa saja. Katanya, dia akan berhenti berharap dan menutup rapat perasaan pada pria bodoh itu"

Jelas Xander mengingat curhatan Claire semalam. Padahal dia baru saja tiba di rumah dan hendak beristirahat. Namun, gadis itu menelepon dalam keadaan mabuk. Jadilah dia mendengar curhat dan rancauan Claire.

Jangan di tanya, apakah dia kepo siapa yang di maksud lelaki bodoh tersebut. Tentu dia tahu. Dari sekian sahabat Claire, Xander satu-satunya yang gadis itu beri tahu, siapa pria yang sangat dia cintai.

Jonathan tertegun sesaat, perasaannya menggelitik. Ada sebagian penjelasan Xander yang entah kenapa dia merasa, curhatan Claire ada hubungan dengan dirinya. Tapi, dia tidak mau terlalu berharap.

"Kamu tidak merasa, pria yang dimaksud Claire adalah kamu?" Jonathan malah bertanya seperti itu, meski dalam hati dia tidak sanggup menerima kenyataan, Xander adalah pria yang dicintai Claire

Tentu saja Xander langsung terkekeh dan menatap penuh kegemasan pada Jonathan.

"Tidak. Aku menyayangi Claire sebagai teman. Lagian baru-baru ini aku memiliki kekasih" jelas Xander seraya mengingat perjanjian konyol dengan Olivia beberapa hari lalu. Hingga kini, aktivitas panas di ranjang, selalu mereka lakukan. Tapi, sialnya. Kenapa malah selalu wajah polos Clarissa yang dia bayangkan. Aneh bukan.

"Kamu tidak merasa, Claire sedang menceritakan pria bodoh itu adalah kamu? Coba ingat sekali lagi, apa pembahasan terakhir kamu dengan dia?" lanjut Xander bertanya memancing ingatan Jonathan.

Tidak menunggu lama, pria itu mengumpat dan menjambak penuh sesal rambutnya sendiri.

"Shit.. bagaimana bisa aku melupakan itu. Ohh Ariana ku sayang. Tunggu aku baby" Jonathan segera berlari keluar ruangan tanpa pamit pada Xander. Sekarang dia paham siapa pria yang dimaksud Claire. semoga saja dia tidak terlambat.

Sementara, Xander yang ditinggal sendirian, tidak marah justru tersenyum lucu mengingat kebodohan sepupunya.

"Ahh.. cinta memang kadang membuat orang bucin bahkan bodoh" gumamnya seorang diri.

Karena, tidak ada lagi orang di sana, Xander juga memilih untuk pulang saja ke rumah. Karena esok dia harus kembali bertugas.

Sementara itu, di ruangan Clarissa, gadis itu sejak beberapa saat lalu merasa perutnya sangat keram dan sakit. Buliran keringat mulai membasahi dahi hingga pipinya. Dia mencoba menahan tetapi rasanya memang sakit. Wajahnya, mendadak pucat. Tetapi, dia masih fokus pada pekerjaan. Berkali-kali dia meremas perut bagian bawah.

Karena tidak tahan, dia memutuskan ke toilet. Dia memeriksa pakaian dalam bagian bawa karena terasa lengket. Mata Clarissa membola melihat cairan merah di dalam sana. Dia menepuk jidat, bisa-bisanya melupakan jadwal periode bulanan. Ternyata saat ini dia sedang datang bulan. Tapi, aneh sekali, beberapa bulan terakhir kalau sedang menstruasi apalagi hari pertama rasanya sangat sakit. Seperti saat ini.

Clarissa berdiri di depan westafel menatap wajahnya yang pucat. Dia terus berkeringat.

"Hei, Clarissa. Are you okey?" Entah sejak kapan, tapi Ms. Berta telah berdiri di samping Clarissa

"Muka, kamu pucat. Apakah kamu sakit?" lanjutnya bertanya

"Saya lupa kalau hari ini jadwal saya menstruasi" jawab Clarissa lemah

"Ouw, apakah sangat sakit? Kamu sampai pucat seperti itu"

"Ya, Ms. Berta. Perut saya Keram"

"Hmm..saya menyarankan kamu untuk pulang dan cek ke dokter" saran wanita dewasa tersebut.

"Tapi, pekerjaanku?" bimbing Clarissa.

"Jangan khawatir, saya akan meminta izin atas nama kamu. Soal pekerjaan, saya rasa kamu tidak akan fokus bekerja kalau sakit seperti ini. Sebaiknya, pulang dan beristirahatlah"

"Baik Ms. Berta. Terima kasih. Saya pamit duluan"

"Ya, hati-hati di jalan. Lekas pulih"

Clarissa yang memang kesakitan, hanya mengangguk. Dia segera kembali ke ruangan dan mengambil tas miliknya.

Dia turun ke Lobby sambil memegang perut yang sangat keram kemudian perlahan berjalan keluar.

Dia meminta tolong satpam untuk mencarikan dia sebuah taksi karena tidak sanggup berdiri lagi. Dia akan menunggu di post satpam sambil menanti adanya taksi. Untungnya, satpam tersebut memahami kondisi Clarissa. Dia pun beranjak melihat sekitar barang kali ada taksi.

Xander yang saat ini masih berada di parkiran perusahaan LogistikCorp, baru saja selesai menerima panggilan dari Olivia. Seperti biasa, wanita itu mengajak berkencan. Namun, kali ini dia menolak.

Kalau boleh jujur, rasanya sangat tidak nyaman, ketika dia mengagahi Olivia, namun yang dia bayangkan justru Clarissa. Perasaan Xander selalu berkecamuk. Karena itu, dia berencana, malam ini hanya ingin sendiri tanpa melakukan apapun, selain beristirahat.

Xander segera menyalakan mesin mobil dan berkendara keluar parkiran. Saat akan berbelok menuju jalan raya, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang dia kenal sedang meringis kesakitan di pos satpam. Mobilnya berhenti dan menatap penuh tanya gadis sana.

Tidak mau banyak berpikir, Xander turun dan segera menghampiri Clarissa.

"Kamu sakit?" langsung bertanya

Clarissa yang tadi menutup mata dan mencoba bersandar di kursi. Segera membuka mata begitu mendengar suara yang cukup dia kenal.

Rupanya, itu adalah pria yang beberapa jam lalu membuatnya kesal.

Pertanyaan Xander tadi dia hanya menjawab dengan anggukan karena lemas.

"Ayo, saya hantar pulang " Xander menawarkan tetapi Clarissa seperti berpikir menimbang-nimbang.

"Jangan lama berpikir. Kamu bisa pingsan di sini"

Tanpa menunggu persetujuan Clarissa, dia langsung menggendong gadis itu menuju mobil.

"Tolong jangan seperti ini. Saya malu di lihat orang " Tentu Clarissa takut kalau di lihat orang, bisa-bisa ada gosip baru.

"Jangan pikirkan omongan orang. Cukup perhatikan dirimu yang sedang sakit" Jawab Xander tidak mau dibantah.

Begitu memastikan Clarissa duduk dengan nyaman dan terpasang seatbelt. Xander segera duduk di kursi kemudi.

"Tolong jangan bawa saya ke rumah sakit. pulang saja " pintanya lirih seperti mengetahui arah jalan mobil Xander saat ini.

"Kamu sakit. Jadi butuh dokter" Nada suara Xander terdengar khawatir

"Tidak. saya hanya datang bulan. Hanya perlu beristirahat " Sebenarnya, Clarissa malu kalau harus bicara jujur. Tapi, mau bagaimana lagi, saat ini dia hanya ingin pulang.

Xander tidak menjawab, tetapi menoleh menatap Clarissa sekilas. Dia merasa heran, kalau cuma datang bulan kenapa harus sampai kesakitan seperti itu. Tapi, ya sudahlah. Mungkin memang seperti itu rasanya.

"Baiklah "

Sesekali, dia menatap Clarissa yang sedang meremas perut menahan keram. Cara duduk gadis itu bukan lagi lurus ke depan, melainkan miring ke arahnya.

"Duduklah yang benar, kamu bisa makin kesakitan "

Gadis itu menggeleng. "Tidak, saya takut mengotori mobil kak Xander"

Xander paham maksud gadis di sampingnya. Tapi, bukankah kalau hanya bekas darah bisa di bersihkan. Jadi tidak masalah sama sekali.

"Jangan khawatir. Mobil ini bisa dibersihkan. Duduk yang benar supaya kamu nyaman " Xander mengambil tisu, sambil menyetir, dia membersihkan keringat di dahi Clarissa. Dia merasa tidak tega melihat wajah pucatnya.

Tidak sampai dua puluh menit, mereka sampai di halaman rumah keluarga Wilson. Karena tidak mau di gendong lagi, Clarissa turun lebih dulu sebelum Xander datang membantu.

"Terima kasih banyak kak. Saya masuk dulu"

"Ya, sama-sama. Masuklah dan segera beristirahat "

Xander menatap tidak tega Clarissa yang jalan perlahan ke dalam rumah.

Dia memutuskan untuk menghubungi Mirabella.

1
RUDW
Hallo semua, Karya baru saya sudah launching. Jangan lupa dukung ya. Like, koment, vote yang banyak. Terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!