NovelToon NovelToon
Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Akademi Sihir / Harem / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Light Novel
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Seorang pengguna roh legendaris, yang sepanjang hidupnya hanya mengenal darah dan pertempuran, akhirnya merasa jenuh dengan peperangan tanpa akhir. Dengan hati yang hancur dan jiwa yang letih, ia memutuskan mengakhiri hidupnya, berharap menemukan kedamaian abadi. Namun, takdir justru mempermainkannya—ia terlahir kembali sebagai Ferisu Von Velmoria, pangeran ketiga Kerajaan Velmoria.

Di dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjalin kontrak dengan roh, Ferisu justru dikenal sebagai "Pangeran Sampah." Tidak ada roh yang mau menjawab panggilannya. Dipandang sebagai aib keluarga kerajaan, ia menjalani hidup dalam kemalasan dan menerima ejekan tanpa perlawanan.

Tetapi saat ia masuk ke Akademi Astralis, tempat di mana para ahli roh belajar tentang sihir, teknik, dan cara bertarung dengan roh, sebuah tempat terbaik untuk menciptakan para ahli. Di sana Ferisu mengalami serangkaian peristiwa hingga akhirnya ia menunjukkan siapa dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23 : Kenangan Masa Lalu Yang Muncul

Bulan telah berganti setelah acara pertandingan antar kelas.

Jam istirahat tiba, dan Ferisu, yang biasanya pergi ke kantin bersama dua tunangannya, Licia dan Erica, kali ini memutuskan untuk menyimpang dari rutinitasnya. Tanpa mengatakan apa-apa, dia berbelok ke arah perpustakaan akademi. Bukan karena keinginan untuk belajar, tetapi semata-mata untuk mencari tempat tenang agar bisa tidur tanpa gangguan.

"Aku rasa aku bisa tidur nyenyak di sini," gumamnya pelan, mengambil beberapa buku tebal dari rak. Buku-buku itu dengan santainya dia tumpuk di atas meja kosong untuk dijadikan bantal.

Perpustakaan kala itu sunyi, hanya ada segelintir siswa yang khusyuk membaca di sudut-sudut ruangan. Tidak ada yang memerhatikan kedatangan Ferisu, dan dia pun tidak tertarik untuk mencurI perhatian.

Ferisu duduk di salah satu meja di pojok ruangan. Dengan posisi nyaman, dia mulai memejamkan matanya. Sesekali dia bisa mendengar suara lembaran halaman yang dibalik oleh para siswa, menciptakan suasana yang semakin mendukung rasa kantuknya.

"Aku tahu tempat ini adalah pilihan yang tepat," bisiknya dalam hati, membenamkan wajahnya di antara tumpukan buku yang dijadikan bantal. Ia pun tenggelam dalam tidur ringan, menikmati kedamaian yang jarang ia dapatkan di tempat lain.

Langkah mendekat terdengar pelan, disusul suara buku-buku yang diletakkan di meja dengan tegas. Ferisu, yang tengah terlelap, membuka sedikit matanya, hanya untuk menemukan tumpukan buku baru tepat di depannya.

Seorang gadis berambut biru sepanjang bahu duduk di bangku seberang. Tanpa sepatah kata, dia mulai membuka salah satu buku, matanya yang tajam menyapu halaman-halaman dengan cepat. Ferisu mengamati sekilas sebelum memejamkan mata lagi, seolah kehadiran gadis itu tidak berarti apa-apa baginya.

Gadis itu melirik Ferisu dari balik buku yang sedang dibacanya, ekspresinya tetap dingin dan penuh ketidakpedulian. Namun, pikirannya menggerutu.

Apa yang dia lakukan di sini? Numpang tidur? Perpustakaan adalah tempat belajar, bukan tempat malas-malasan.

Namanya Noa Estonia, putri dari Duke Estonia, seorang bangsawan berpengaruh. Sifatnya cenderung dingin, jarang berbicara kecuali benar-benar perlu. Dia dikenal sangat menghargai ilmu pengetahuan, roh, dan sihir—hal-hal yang menurutnya merupakan puncak dari martabat seorang bangsawan. Wajahnya tak pernah menunjukkan emosi, tetapi kecantikannya tak dapat disangkal. Rambut birunya mengalir seperti langit musim semi, sementara matanya yang biru gelap memancarkan kedalaman seperti laut tanpa dasar.

Noa mendesah pelan, matanya tertuju pada laki-laki yang terbaring santai di hadapannya.

"Hei... kalau mau tidur, jangan di sini," ucapnya akhirnya, dengan nada datar namun sedikit tajam.

Ferisu membuka sebelah matanya perlahan, memandangnya tanpa minat. "Abaikan saja aku," balasnya singkat, sebelum menutup mata lagi.

Noa menatapnya dengan tatapan yang seolah mengatakan "serius?" Ketidakpedulian Ferisu terhadap tata krama, apalagi terhadap buku-buku yang digunakan sebagai bantal, membuatnya semakin kesal. Namun, Noa menahan diri, hanya menghela napas pendek sebelum kembali membaca.

Bagaimana bisa seseorang yang begitu malas dan acuh seperti dia ada di akademi ini? batinnya, meski ia tahu bahwa Ferisu adalah seorang pangeran kerajaan tempatnya tinggal.

.

.

.

Waktu berlalu hingga bel tanda masuk kelas berbunyi. Suara itu menggema di seluruh ruangan perpustakaan, membuat beberapa siswa yang masih sibuk membaca segera beranjak. Noa, yang telah selesai membaca, mulai merapikan buku-buku dan hendak mengembalikannya ke rak. Namun, langkahnya terhenti saat matanya tertuju pada Ferisu, yang masih tertidur lelap di meja.

Ia mendesah pelan, ekspresi wajahnya tetap datar, tetapi ada sedikit kilatan jengkel di matanya. Dalam hati, ia bisa saja membiarkan Ferisu tertinggal dan mendapat teguran, tetapi sisi perhatian dalam dirinya tak mengizinkannya.

"Hei, Pangeran... bangunlah. Bel masuk sudah berbunyi," ujar Noa dengan nada enggan, sambil menggoyangkan bahu Ferisu perlahan.

Ferisu, yang merasa tubuhnya digerakkan, mulai terganggu. Perlahan ia membuka matanya, menatap wajah gadis berambut biru yang tengah berdiri di depannya. Namun, sekilas pandangnya menangkap bayangan seseorang dari masa lalunya.

"Laura...?" gumamnya tanpa sadar, suaranya samar.

Noa mengernyit, tak mengerti. "Hmm? Apa maksudmu?" tanyanya singkat, alisnya sedikit terangkat. "Oi... bangunlah, Pangeran," ucapnya lagi, kali ini dengan sedikit lebih tegas.

Tiba-tiba, sebuah kilatan memori pahit menghantam benak Ferisu. Kenangan itu begitu kuat hingga tubuhnya tersentak, membuatnya jatuh dari kursi.

"Awh! Sakit..." keluhnya pelan, memegangi punggungnya.

Noa menatapnya dengan ekspresi terkejut yang jarang ia tunjukkan, meski hanya sesaat. "Kenapa reaksimu seperti baru melihat hantu?" tanyanya datar, kembali menguasai dirinya.

Ferisu, yang masih terkejut, mencoba menjawab, "Tidak, bukan begitu... Laura—"

"Nama saya Noa. Noa Estonia. Saya bukan Laura," potong Noa tajam, matanya menyipit sedikit.

Ferisu mengedipkan matanya beberapa kali, akhirnya menyadari kesalahannya. "Ah, maaf. Kau terlihat mirip dengan seseorang yang kukenal," ujarnya dengan senyum canggung, jelas dipaksakan.

Noa memandangnya beberapa detik sebelum menghela napas panjang. "Bel masuk sudah berbunyi. Harap segera ke kelas Anda, Pangeran," ucapnya dengan nada formal sebelum ia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Ferisu yang masih merenung di tempatnya.

Ferisu mengembalikan buku-buku yang ia ambil ke rak dengan gerakan santai, lalu melangkah perlahan menuju ruang kelasnya. Ketika ia tiba, suasana kelas sudah seperti biasanya—ramai dengan suara bisikan dan diskusi kecil di antara para siswa. Namun, Ferisu tidak tertarik pada semua itu. Ia hanya berjalan menuju tempat duduknya dan menghempaskan tubuh ke kursi dengan sikap malas.

Seperti kebiasaannya, ia mengabaikan penjelasan instruktur di depan kelas. Matanya tertuju ke luar jendela, menatap langit biru yang membentang luas. Awan-awan bergerak perlahan, membentuk pola yang sulit ditebak, memberikan sensasi damai yang sulit dijelaskan. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya mulai melayang ke masa yang jauh di belakangnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sudah kubilang jangan tidur di sofa!" Sebuah suara lembut namun tegas terdengar, membangunkan seorang pria yang tertidur di sofa panjang.

Ferisu di masa lalu membuka matanya perlahan, melihat seorang gadis berdiri di depannya. Wajahnya dihiasi senyum kecil yang penuh kehangatan. Rambut panjangnya bergelombang, menyelimuti bahunya dengan indah.

"Maaf, Laura... Sepertinya aku tertidur," jawab Ferisu sambil mengusap wajahnya untuk mengusir rasa kantuk.

"Apa kau sedang menyusun strategi untuk perang selanjutnya?" tanya gadis itu—Laura—sambil mendekat dan duduk di sampingnya.

Ferisu mengangguk, matanya serius namun lembut. "Ya... Kita sudah berada di dekat pusat markas musuh. Ini akan menjadi pertarungan yang cukup sulit."

Laura tersenyum ceria, memberikan aura tenang yang seolah mampu mengusir segala kekhawatiran. "Tenang saja, aku akan selalu berada di sisimu," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Ferisu menatapnya dalam diam sejenak, sebelum akhirnya membalas dengan senyum kecil. "Ya... Terima kasih."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ferisu-sama! Ferisu-sama!" Suara nyaring Licia menggema, membuyarkan ingatan Ferisu yang membawanya jauh ke masa lalu. Ia tersentak, pandangannya kembali ke realitas.

"Ah, maaf. Aku sedang melamun. Ada apa?" tanyanya, suaranya tetap datar meskipun ia baru saja dikejutkan.

"Bell pulang sudah berbunyi. Apa kamu gak mau pulang?" tanya Licia, sedikit heran dengan sikap Ferisu yang terlihat aneh.

"Eh? Ah, begitu ya..." jawab Ferisu, sedikit terkejut meski ekspresi wajahnya tetap tenang seperti biasa. Ia merapikan barang-barangnya perlahan, seolah tidak ada hal mendesak yang perlu ia lakukan.

Licia memandangnya sesaat, lalu tersenyum kecil. "Ayo, Erica sudah menunggumu," ujarnya sebelum berjalan keluar kelas lebih dulu, meninggalkan Ferisu yang perlahan berdiri dan mengikuti dari belakang. Namun, pikirannya masih tersisa di potongan kenangan yang tiba-tiba muncul begitu jelas.

Kenapa aku mengingat hal itu...? batin Ferisu bertanya-tanya.

1
Anton Setiawan
Pangeran yg Smart..
Saryono Raharjo
Luar biasa
Buang Sengketa
saya malah suka mc tipe pemalas dengan segala prinsipnya.. tentunya diselingi gangguan ratusan kecantikan 😁
Frando Wijaya
btw next Thor 😃
Frando Wijaya
yg buat Laura jd feminim jls yg pembuat cerita...tpi spa ya itu??
Z Uli
kalo di dunia nyata sifat si Laura mirip kayak gadis tomboy
Ipung Umam
bagus cerita. lanjutkan 👍👍
Ipung Umam
Luar biasa
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
nunggu noa balik
Frando Wijaya
next Thor 😃
Frando Wijaya
cpt atau lmbt Dunia bkl mengetahuiny eh....heh 😏😈❄️....gw mlh gk yakin...jika dh ketahui apa yg klian lakukan?
Frando Wijaya
eh buset! bner bch keras kepala 🤦💢
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
soal itu mah suka2 authornya🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
kupikir bakalan cerita apaan kek🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊: agak kecewa ringan
Katsumi: 🤣🤣 beliau males
total 2 replies
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
minum paramek aja
Protocetus
Haduh MC
Frando Wijaya
btw next Thor 😃
Frando Wijaya
Thor...menurut lo MC bkl sikap acuh trs?
Frando Wijaya: hmm...gw harap begitu
Katsumi: ngga, nanti ada masanya dia sadar dan berubah
total 2 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃
Frando Wijaya
klo pokemon mlh type petir klh lwn type tanah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!