MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 9
"Jun, kenapa diam disini?" tanya Anggitha .
Saat ini Jun tengah duduk di teras menatap ke jalan sekitar. Daerah tempat tinggal sang kakek memang terbilang asri. Walaupun jalan sudah beraspal tapi tidak ada kata akan macet. Kendaraan pun tidak sebanyak saat dikota besar. Jadi masih terkesan aman.
"Tidak, Ty. Jun hanya melihat-lihat saja" ucap Jun dengan menoleh kearah Gita yang sudah duduk di sebelahnya.
Ketika Anggitha ingin berbicara lagi, tapi suara seorang anak kecil memanggil nama Jun mengalihkan pandangannya.
"Jun " teriak Keano. Ia berteriak di sebelah ruang neneknya, orang tua dari ibunya.
"Keano" Jun kaget melihat Keano berada di sebelah rumah kakeknya. Ia mendekati pagar bambu yang menjadi pembatas.
"Ini rumah mu, Keano?" tanya Jun .
"Butan, ini lumah tatek. Kita main yuk!" ajak Keano. Ia memang belum pandai menyebut huruf R.
Jun melirik sang aunty yang juga memperhatikan mereka. "Boleh gak, Ty?" tanya Jun .
"Boleh, tapi jangan main kemana-mana. Main di rumah Keano saja ya?"
"Iya" dengan tersenyum senang Jun mengangguk. Ia langsung bergegas ke rumah kakek Keano yang mana rumah itu adalah rumah Fara.
Keano mengajak Jun masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah ada Fara, Kevin dan juga kedua orang tua Fara tengah duduk bercengkrama. Melihat kedatangan Jun dan Keano membuat mereka sedikit kaget, karena tak menyangka bila ada Jun datang.
"Loh, Jun sama siapa kesini ? Sama Dadda ?" tanya Fara.
"Tadi memang di antar Dadda, tapi sudah pulang. Jun tinggal dirumah kakek" jawab Jun .
"Ohh...." Fara mengerti sekarang. "Kalian mainlah kalau begitu "
"Ayo Jun, aku punya lobot-lobot didalam" Keano menarik tangan Jun kedalam kamarnya.
"Wahh...banyak juga mainanmu Keano " ucap Jun saat mereka sudah berada didalam kamar dan tengah membongkar mainan.
"Iya, itu dibeliin ibu sama bapak ku" Keano menunjukkan semua mainannya.
"Aku balu beli kapal Balu tadi. Bisa belenang loh di ail. Aku punya dua, kita lomba balap kapal yuk!" Keano memperlihatkan perahu yang dapat berjalan jika tuasnya di putar.
"Ayuk, tapi main dimana?"
"Emm...." Keano tengah berfikir. Kalau dikamar mandi pasti tidak bagus karena embernya kecil, terus bulat.
"Ahh...aku punya ide, ayo ikut aku!" Keano menarik tangan Jun keluar dengan memeluk kapalnya. Para orang dewasa yang melihat tingkah keduanya merasa heran. Apa lagi melihat Keano menarik Jun yang tampak kesusahan mengikuti langkahnya.
"Mau buat apa mereka?" ucap Fara.
"Mungkin mereka punya project. Biarkan saja mereka bermain" ucap papa Fara.
"Ada kolem itan punya tatek. Kita main sini aja" tenyata ide yang Keano maksud ada kolam ikan lele yang berada di halaman belakang rumah sang kakek.
"Kakek mu gak akan marah nanti ? Aku jadi takut. Airnya warna hitam lagi" Jun bergidik ngeri melihat kolam ikan yang berwarna hitam. Sepertinya memang belum dibersihkan oleh pemiliknya.
"Ndak pa-pa, ini cuma kolam itan. Itannya nda gigit, kok" Keano memutar tuas perahu beberapa kali, lalu meletakkannya di atas air.
"Tu....liat kan? nda pa-pa. Cubalah!" Keano membuktikan jika tidak terjadi masalah dengan kolamnya.
Jun dengan perasaan sedikit takut, meletakkan kapalnya di atas air dan berjalan dengan mulus. Melihat itu ia tersenyum. Mereka mulai bermain bersama, suara tawa nan heboh terdengar dari mulut mereka.
Sampai terdengar suara teriakan Keano memanggil kakeknya. "Tatek…tatek…" Keano berlari masuk menghampiri kakek yang masih asik duduk bersama istri dan putri serta menantunya.
"Ada apa?" kakek mengerutkan keningnya. Fara dan yang lainnya heran melihat Keano tampak panik.
"Itu, kapal Ano…dimatan… itan… lele" dengan susah payah Keano mengatakannya karena di iringi dengan nafas yang tidak teratur.
"Astaga, bagaimana bisa?" ucap Fara kaget.
Kakek segar pergi ke belakang. Menghawatirkan ikan lelenya dan juga Jun yang tidak ikut dengan Keano.
"Jun" panggil kakek Keano.
Jun menoleh dengan mata yang ingin manangis. Nenek Keano menariknya dan memeluknya. "Gak pa-pa, jangan nangis"
"Kenapa kamu main di kolam ikan kakek, Keano ?" tanya Kevin.
"Talena mau main kapal-kapal, tapi nda ada ail besal, cuman di sini aja ada ail besalnya"
"Ini kapalnya " kakek memberikan 2 kapal yang sempat tenggelam di himpit oleh ikan lele.
"Telima tasih, tatek" Keano menerima 2 kapal itu dan satunya lagi memberikannya pada Jun. Jun menerimanya kembali.
"Jangan main disini lagi, nanti dimakan ikan lagi kapal mu" ucap Fara.
"Tulus main dimana, nda ada ail besal di dalam lumah" ucap Keano. Ia masih berniat melanjutkan permainannya.
"Enggak usah main kapal-kapal lagi, main yang lain aja. Main mobil-mobilan aja di depan. Ada pasirkan di depan" Fara tahu putranya itu sangat suka bermain mobil truck, apalagi jika ada pasir yang dia bisa angkut kesana kemari menggunakan mobilnya.
"Yaudah, ayok Jun main mobil tluk" dengan riang Keano menarik tangan Jun keluar. Para orang dewasa hanya bisa gelang-gelang melihat tingkah Keano.
Keano yang lebih muda dari Jun sudah terbiasa memanggil nama saja Tampa embel-embel kakak di belakangnya.
Keesokan paginya
Jun bangun dari tidurnya. Ia tidur bersama sang kakek. Awalnya Anggitha mengajaknya tidur bersama tapi Jun tidak mau, karena ia mengingat pesan Dadda untuk tidak tidur dengan perempuan selain nenek. Maka dari itu ia memilih tidur dengan kakek Joseph.
Jun juga terbiasa mandi sendiri, hanya pakaian saja yang disiapkan dan kadang di bantu. Seperti saat ini yang dibantu oleh aunty Gita.
"Sudah siapa" Gita melihat penampilan Jun yang sudah rapih.
"Ayo kita berangkat!" ajak ayah.
Ayah sendiri yang akan mengantar Jun ke sekolahnya, karena ia takut Anggitha nanti terlambat jika harus mengantar Jun lebih dulu.
"Ayo kakek!" Jun meraih tangan kakek dan berjalan keluar.
Motor Zup*** kakek pun dinyalakan menggunakan statar kaki dan melesat pergi. Jun memeluk erat pinggang sang kakek dengan raut bahagia.
"Kakek pernah antar bunda ke sekolah pakai motor ini, ga?" tanya Jun dibelakang.
"Iya, sering malah. Apalagi waktu masih seumur Jun , tiap hari kekek antar jemput bunda kamu "
"Tapi Jun jarang diantar Dadda kesekolahan. Lebih sering om Bin" Jun berubah sendu.
"Kan Dadda sibuk kerja, jadi om Bin yang antar Jun ke sekolah"
"Tapi kenapa teman-teman Jun gak seperti itu? Mereka selalu diantar setiap pagi, padahal papanya juga kerja"
Ayah diam, karena ia tidak tahu harus mengatakan apa. Memang benar kalau orang tua mereka selalu mengantarnya walaupun bekerja. Ia juga tidak bisa menyalahkan Elvin sepenuhnya yang jarang melungkan waktu pada Jun hingga ia merasa iri hati dengan teman-temannya.
"Karena mereka hanya punya orang tuanya saja. Tidak seperti Jun yang punya banyak" ayah akhirnya menemukan jawaban yang pas.
"Hmm...gitu ya kakek"
"Iya. Jadi Jun gak perlu sedih lagi. Jun bisa merasakan di antar oleh orang-orang yang berbeda-beda. Seperti sekarang yang giliran kakek yang antar Jun ke sekolah "
"Terima kasih kakek sudah mau antar Jun" Jun semakin mempererat pelukannya diatas motor hingga mereka tiba di sekolah.
.
.
.
.
.
"Dadda bohong!! Pokoknya Jun mau ikut" Jun menatap Dadda dengan marah. Ia menghentakkan kakinya saking marahnya pada Dadda.
.
.
NEXT
Sepi ya episode kemarin. Pada kemana ni? Heheh...maaf ya gak bisa kasi hadiah seperti novel-novel sebelah yang kasi hadiah ke para pembacanya. Aku belum bisa lakuin itu, belum punya itu nya....hihi
Semoga tambah rame ya...
smga Elvin menolak perjodohan nya.