Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Sudah selesai boleh ke luar kan, Bu?", tanya Aisha. Guru itu pun mempersilahkan. Sepeninggal Aisha, trio tampan itu pun menyusul menumpuk tugas mereka.
Ketiganya menatap Aisha yang berjalan menuju ke toilet. Entah kenapa mereka justru mengikuti Aisha.
Belum sampai lorong toilet, Aisha di tarik oleh orang lain.
"Ehhh....!", pekik Aisha. Ketiga remaja itu spontan mengejar Aisha.
"Ngapain main tarik-tarik sih?!", Aisha menepuk pakaiannya padahal tidak kotor sama sekali.
Empat orang siswi berdiri mengitari Aisha.
"Lo cantik! Tapi ngga jauh lebih cantik dari kita!"
Aisha memutar bola matanya malas. Aisha alias Asha mengenal mereka berempat. Bagaimana tidak? Ketiga gadis itu menyukai sahabat-sahabatnya. Hanya saja, ketiga sahabat Asha tak mau meresponnya. Dion, Nikala dan Visnu hanya fokus pada Asha seorang.
"Ngga usah kegatelan juga sok-sokan mau deketin Dion, Nikala juga Visnu!", lanjut yang lain.
Aisha menghela nafas berat.
"Udah?", tanya Aisha santai. Tiba-tiba kepalanya di toyor dari belakang.
"Woy! Kepala ini, jangan kurang ajar Lo!", pekik Aisha.
"Berani banget Lo anak baru, mentang-mentang cucunya pemilik yayasan.Curiga gue, dia cuma cenceman tuh aki-aki! Jadi ngakuin cucu nya cuma buat kamuflase!"
"Hah! Udah deh, gue mau ke toilet!", ujar Aisha. Tapi mengingat toilet, ia jadi teringat saat dirinya meregang nyawa tersengat aliran listrik tegangan tinggi.
Ada gemuruh dalam dadanya yang seketika itu ingin ia keluarkan.
Dan lagi-lagi sesuatu yang mengejutkan dirinya terjadi. Salah satu dari siswi itu menarik rambut panjangnya yang tertutup hijab.
Aisha reflek memberikan perlawanan seperti yang biasa Asha lakukan. Dia petarung bebas ,menghadapi remaja-remaja manja seperti mereka bukan hal sulit.
"Sialan Lo!", pekik salah satu dari mereka.
"Kalian tuh yang sialan! Jadi begini kalian sebenarnya hah?", tanya Aisha.
"Kita cuma mau Lo jauhin tuh tiga cowok!"
"Kalo mereka ngga mau sama kalian, ya udah dong terima kenyataan! Jangan malah cari kambing hitam!", pekik Aisha. Hanya ada seorang gadis yang terus menatap Aisha. Dan gadis itu sama sekali tidak mengucapkan apa pun apalagi bertindak seperti ketiga temannya.
"Lo....!!"
"Gigis!", teriak seseorang. Semua menoleh ke asal suara.
Nikala, Visnu dan Dion melerai Aisha dengan geng aneh itu.
"Di-on! Ini....ini....!", kata Gigis tergagap. Tanpa menunggu ucapan Gigis, Dion menyeret Aisha menjauh dari tempat semula.
"Gue bisa jalan sendiri Dion!", Aisha menghentakkan tangan Dion dari pergelangannya. Dion pun melepaskan tangan mungil itu.
"Kalian ngikutin gue?", tanya Aisha pada tugas sahabatnya.
"Lo kan yang mau beli si merah dari bang Adam?!", tanya Nikala.
"Oh...iya! Kenapa, kalian ngga ngijinin juga?"
"Motor itu sudah ada yang punya."
Aisha memijat pelipisnya. Adam memang benar-benar menghubungi mereka untuk urusan si merah.
"Terserah!", Aisha berlalu meninggalkan tugas sahabatnya yang terlihat asing di matanya. Nyatanya, mereka benar-benar tak bisa mengenali dirinya.
"Kita belom selesai ngomong!"
"Udah deh ,Nu! Gue kebelet! Gue mau cuci tangan juga! Ngga cuma tayamum!", kata Aisha yang melanjutkan langkahnya ke toilet.
Ketiga sahabat itu larut dalam pikirannya masing-masing.
Dari gaya bicaranya, sikapnya, tingkahnya mengingatkan mereka pada sosok Asha. Tapi kenyataannya mereka benar-benar sudah kehilangan Asha!
💜💜💜💜💜💜🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Langsung pulang?", tanya Fazal yang menjemput Aisha.
"Anterin ke pemakaman umum Linduaji!", kata Aisha.
"Ngapain?", tanya Fazal.
"Mau nganter apa aku pulang sendiri?", tanya Aisha yang terdengar seperti ancaman.
"Oke, aku antarkan!''
Suasana hening menyelimuti sepasang suami istri itu. Dan saat Aisha turun, Fazal mengekor di belakang gadis itu.
Aisha sebenarnya ragu, apa jasadnya di makamkan di tempat itu atau tidak. Tapi keraguannya usai setelah melihat makam baru yang ada di samping nisan mamanya.
Gadis itu menangis haru. Sedih dan pokoknya luar biasa tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
Fazal masih bingung, kenapa Aisha malah mengajak ke pemakaman itu.
"Ma....! Asha datang!", bisik Aisha. Hal yang sama pun ia lakukan pada gundukan makam baru.
Aku akan mencari tahu sendiri siapa yang membuatku seperti ini!
💜💜🌸💐🌸💐💜
terimakasih 🙏🙏
21.40