Kebaikanmu Memisahkan Kita

     "bagus mas, ada berapa ruang?" tanyaku saat pertama masuk ke dalam rumah " ini ruang tamunya, di dalam ada ruang makan, ruang keluarga, dapur, kamar di atas ada dua yang dibawah ada 1 kamar tamu, belakang ada 2 kamar untuk irt, disamping kanan ada taman oh iya di belakang juga ada kolam renang" mas roy menjelaskan sambil menunjuk ke arah yang dimaksud, aku terkesima dengan rumah yang di pilih oleh mas roy. "aku suka mas, suka banget kelihatannya nyaman, sebagian sudah ada perabotannya ya?" kulihat tadi diruang tamu sudah ada sofa dan mejanya "iya sebagian sudah mas isi kamu tinggal nambahi yang kurang aja, kita ke atas ya lihat kamar utamanya" mas roy menggandeng tanganku menuju lantai atas.

"nah ini dia kamar utama yang akan menjadi kamar kita nanti setelah nikah, kamu bisa lihat terus bayangkan perabotan yang ingin kamu beli" kupandangi kamar utama yang akan aku tempati nanti, luas banget ternyata, ada kamar mandi, ruang ganti. "kamar sebelah rencananya dipakai siapa mas?" tanyaku penasaran

"rencananya buat kamar anak kita nanti tapi sementara dibuat ruang kerja disebelah suda mas isi lemari buku koleksi mas selama ini kamu bisa baca baca kalau bosan, atau kamu bisa nanam bunga ditaman samping lakukan apa aja yang kamu suka sayang, karena mas beli rumah ini atas nama kamu" mendengar ungkapan mas roy aku hanya terdiam seperti patung, syok mendengar kalau rumah ini atas namaku bukan atas nama mas roy

"mass...beneran yakin rumah ini di atas namakan aku? apa ibu mas gak protes nanti? Nanti ibu pikir aku cewe matre yang nerima mas karena isi atm mas, aku takut ibu nuduh yang enggak enggak kalau tahu mas" ungkapku khawatir

"kamu tenang aja ya, mas ikhlas lagian mas beli dari hasil tabungan mas selama ini, mas ingin nunjukan keseriusan mas, mas ingin kamu tahu kalau mas sangat mencintaimu" ungkap mas roy memegang kedua bahuku dan menatap mataku agar aku yakin dengan kesungguhannya.

"nah sekarang waktunya kita shoping sayang" mas roy menggandeng tanganku untuk turun dan menuju toko perlengkapan untuk melengkapi yang belum mas roy beli. Aku jadi tambah tersanjung dengan perlakuan mas roy, rasanya hati tambah meleleh.

"apa gak sebaiknya kita cicil aja mas buat ngisi perlengkapan rumah, kita beli yang penting penting aja ya jadi nanti tiap mas gajian kita tambah lagi" ungkapku sungkan kalau nanti tabungan mas roy habis hanya untuk belanja perabotan belum lagi buat pernikahan kami sebentar lagi.

"kamu tenang aja mas sudah kerja bertahun tahun dan alhamdulillah tabungan mas lebih dari cukup semua sudah mas rencanakan hanya untuk menyenangkan hati istri mas dan itu kamu, soal ibu kamu jangan khawatir ibu juga tiap bulan sudah mas transfer sebagai jatah bulanan untuk ibu, arya juga tiap bulan ngirimi buat ibu jadi ibu punya pegangan yang cukup buat diri ibu karena listrik, gaji pembantu dan kebutuhan rumah ditanggung mas dan arya" ungkap mas roy yang sedang menyetir menjelaskan soal keuangan mas roy yang sepertinya gajinya tinggi, iya sih mas roy kan pimpinan di divisi dipersonalia aku belum tau sih jabatannya apa.

"tapi tetap aja mas, mas tuh harus hemat jangan terlalu boros entar setelah nikah tabungannya malah nipis, belum juga buat resepsi nanti kan butuh biaya banyak mas" gak mau dong kalau nikah malah gak ada pegangannya gara gara habis untuk perlengkapan rumah.

"sebenarnya buat acara nikah sudah lunas semua, acaranya gak terlalu mewah kok jadi gak butuh biaya banyak, tapi terserah kamu aja, mas nurut sama istri mas ini" mas roy menoleh sekilas ke arahku dengan tersenyum. "masih calon kali mas" laratku "iya deh calon istri tapi bagi mas kamu dah mas anggap istri mas" colek mas roy.

"udah sampai silahkan nyonya roy pilih mana aja yang harus di beli, pilih aja gak usah lihat harganya oke sayang" ungkap mas roy saat membuka pintu mobil lalu mengandengku ke dalam toko. Kami memilih bersama dengan pertimbangkan ukuran,warna dan kebutuhan. Gak berasa sudah hampir dua jam kami berada di dalam toko, dari lemari baju,meja rias,tv,meja makan, perabotan dapur dan semua akan dikirim sore nanti ke alamat rumah baru kami.

" capek sayang?" tanya mas roy yang melihat wajah lelahku "lumayan mas walaupun capek tapi hati senang" ungkapku tersenyum ke arah mas roy "sekarang kita cari tempat makan ya mas dah lapar nih, sayang pengen makan apa?" tanya mas roy sebelum menyalakan mobilnya. "kenapa jadi sering manggil sayang?" tanyaku heran "kan dah anggap istri" jawab mas roy menaik turunkan alisnya. "hmmmm..."

"sayang pengen apa?" tanya mas roy lagi "apa aja deh mas aku gak pemilih kok orangnya" jawabku sambil bersandar di kursi mobil berusaha merilekskan badan mencari posisi senyaman mungkin. "ke tempat lesehan aja ya gapapakan?mas tau tempat lesehan ayam bakar di dekat sini" mas roy langsung menjalankan mobil menuju tempat lesehan ayam bakar.

"ini bukannya ke arah kampus ya mas" tanyaku karena jalan ini sering kulalui saat kuliah dulu dan aku gak pernah dengar kalau ada tempat lesehan ayam bakar. "yap, kamu anak kuliah tapi masa gak tahu kalau ada tempat makan yang digemari anak kosan?" tanya mas roy "yah kan aku tiap pulang kuliah langsung pulang mas, makan juga masak sendiri" ungkapku mengakui kalau aku memang anak rumahan yang jarang keluar kalau gak perlu.

"alhamdulillah kalau gitu" ucap syukur mas roy yang malah membuatku bingung "kenapa malah alhamdulillah mas?" tanyaku heran "yah kan bagus sayang berati istri mas ini gak suka keluyuran gak jelas seperti kebanyakan anak kuliah lainnya" ungkap mas roy. "Oooooo....kirain kenapa mas"

"kita udah sampai sayang" ucap mas roy yang selalu membukakan pintu mobil saat aku hendak turun "sepertinya aku pernah makan disini sama susan waktu kuliah siang, waktu itu aku lagi gak bawa bekal karena malas masak terus sama susan di traktir disini, ayam bakarnya enak loh mas" ungkapku yang jadi lapar karena keingat kelezatan ayam bakarnya.

"yuk kita cari tempat duduk yang nyaman" ajak mas roy yang sudah menggandeng tanganku mengajak masuk kedalam, ternyata suasananya lagi ramai kita kebagian tempat di belakang gak terlalu buruk sih. " mas kita pesan ayam bakarnya dua porsi, minumnya es jeruk" pesan mas roy ke pegawai yang tadi mengantar kami "ada yang perlu ditambah lagi menunya?mungkin mau coba menu plecing kangkung?" tanya pegawainya "gimana sayang mau gak?"

"boleh deh mas nambah plecing satu porsi ya" jawabku langsung ke arah pegawainya.

"jam berapa barangnya di antar mas?" tanyaku memastikan biar gak terlalu malam pulangnya. "nunggu dihubungi pihak tokonya, nanti kalau sudah mau di antar baru hubungi kita" jawab mas roy memeriksa hp nya takut kalau ada panggilan.

"silahkan menikmati pak bu" ungkap pegawainya yang sudah menata hidangannya lengkap dengan minumannya. "makasih mas" jawab mas roy. "selamat makan sayang" ungkap mas roy saat akan mulai makan, kunikmati makan ayam bakar dengan caraku makan seperti biasa tanpa ada rasa canggung di depan mas roy, lagian mau nikah juga gak perlu di kalem kalemi waktu makan haa...haa..haa..

"udah selesaikan makannya?kalau sudah kita langsung ke kasir ya, nih udah dihubungi katanya barang sudah mau di antar ke lokasi" ucap mas roy menunjukan isi pesan ke arahku "sudah mas, jadi gak sabar deh ngelihat penampakannya saat sudah ditata nanti" jawabku antusias kira kira cocok gak ya..