Elora percaya bahwa cinta adalah segalanya, dan ia telah memberikan hatinya sepenuhnya kepada Nolan, pria penuh pesona yang telah memenangkan hatinya dengan kehangatan dan perhatian. Hidup mereka terasa sempurna, hingga suatu hari, Nolan memperkenalkan seorang teman lamanya, kepada Elora. Dari pertemuan itu, segalanya mulai berubah.
Ada sesuatu yang berbeda dalam cara mereka bersikap. Perhatian yang terlalu berlebihan, dan senyuman yang terasa ganjil. Perlahan, Elora mulai mempertanyakan kebenaran hubungan mereka.
Apakah cinta Nolan kepadanya tulus, atau ada rahasia yang ia sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Skyler, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Mungkinkah dia cemburu
Elora duduk bersandar pada tubuh kekasihnya, merasakan hangatnya pelukan sang kekasih yang membuatnya merasa nyaman. Sementara jari jemari Nolan, membelai rambutnya dengan lembut.
"Aku suka saat seperti ini," bisik El, nyaris tak terdengar.
Nolan hanya tersenyum, ia lantas menunduk dan mencium puncak kepala sang kekasih. Seolah membisikkan tanpa kata bahwa ia merasakan hal yang sama. Dia semakin mengeratkan pelukannya, lalu mencium pipi kekasihnya dengan lembut.
El menoleh, dan menatap mata kekasihnya dengan hangat, diiringi dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Dengan hati-hati, Nolan menyentuh dagunya, mengangkatnya sedikit hingga mata mereka benar-benar bertemu. Ujung jarinya mengusap bibir yang merah dan begitu menggoda.
Perlahan, Nolan semakin mendekat. Bibirnya akhirnya menyentuh bibir Elora, melumatnya dengan lembut. Elora memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut bibir sang kekasih, yang penuh kehangatan dan gairah.
Brak..
Mereka terlonjak kaget saat tiba-tiba terdengar suara pintu ditutup dengan keras. Begitu pula dengan ciuman penuh gairah yang harus berakhir detik itu juga. Mereka saling berpandangan dalam kebingungan.
"Siapa kak?"
Nolan lantas menggeleng, "entahlah,"
"Nggak mungkin kan kalau itu tetangga sebelah," di tengah kebingungan keduanya. Tiba-tiba, Alden muncul dari arah pintu masuk. Dengan tatapan membunuhnya
"Ck, dia lagi. Ngapain sih dia balik lagi, bukannya udah pulang? Dan lagi, kenapa dia yang kelihatannya kesel, harusnya kan gue?" Batin El sambil menatap Al dengan penuh kekesalan
Nolan melepaskan pelukannya, dan langsung menghampiri Alden. "Aku pikir kau sudah pulang. Dari mana saja?"
Alden menyerahkan bungkusan yang dia bawa, "aku hanya membeli makan, dan juga obat buatmu,"
Nolan langsung tersenyum, "makasih, aku siapkan dulu makanannya. Oh ya, lebih baik kamu mandi dulu sana," Alden hanya mengangguk lalu pergi ke kamar Nolan
Elora tertegun dengan apa yang disaksikannya, melihat kedekatan kedua pria itu. Dia lantas berpikir, apakah kedekatan semacam ini wajar? Bahkan, saat Al datang, Nolan langsung bangkit dan menghampirinya. Dan, raut wajah Alden yang kesal saat melihat mereka berdua tengah bermesraan, seperti seseorang yang tengah cemburu.
Prasangka negatif terus berkecamuk dalam pikirannya. Dia gelisah. "Apakah ini alasannya, selama ini Alden benci sama gue? Mungkinkah ini semacam cemburu?"
El tenggelam dalam pikirannya, hingga dia tidak menyadari panggilan dari kekasihnya.
Nolan menyentuh pipi sang kekasih dengan ujung jarinya, hingga membuatnya terkejut. "Kenapa kak?"
"Aku sudah berulang kali memanggilmu, tapi kau tidak dengar. Apa yang sedang kau pikirkan El..?" Tanyanya seraya berjongkok di hadapan El
"Nggak ada kok kak, aku cuma lagi mikir, enaknya nanti kita jalan kemana ya?" Jawabnya sekenanya
Nolan langsung tersenyum, "dasar, aku pikir kau sedang ada masalah sampai melamun seperti itu. Kamu katakan saja, hari ini kemanapun kau ingin pergi, akan aku temani," El hanya mengangguk, dan mengikuti kekasihnya ke meja makan
Sambil menunggu Alden, Nolan menyajikan sepotong cake coklat untuknya. Lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Nolan.
"Tadi aku juga sudah terlanjur memesan makanan, dan sekarang sudah sampai di bawah. Aku turun dulu ya, ambil makanannya,"
Setelah Nolan keluar, El langsung menyantap Cake itu sambil menunggunya kembali. Dan tiba-tiba, Alden muncul, dia sudah berpakaian dengan rapi, sangat kontras dengan penampilan sebelumnya.
Entah kenapa, El jadi kesal saat melihatnya, dia yang memakai pakaian kekasihnya, juga parfumnya. Dan mungkin, semua milik kekasihnya.
Alden mengambil kursi di sebelah El. "Dimana Nolan?"
"Turun", jawab El datar
"Ngapain?"
"Ambil makanan,"
Belum sempat Alden membuka mulutnya, El langsung menyela, "jangan tanya-tanya, kalau mau tahu, susul aja," pungkasnya dengan kesal
Alden berdecak kesal, dia pun merebut cake coklat dari tangan Elora.
"Apaan sih,?" El ingin merebut kembali, namun Alden sudah terlanjur memakannya. El memelototinya dengan tatapan membunuh, namun Al sama sekali tidak peduli.
"Kak Nolan tadi ngasih itu buatku, seenaknya aja main rebut. Kenapa nggak ambil sendiri sih,?" Ujar El, dengan nada yang meninggi
"Jangan kekanakan, tinggal ambil lagi kan bisa," balas Al dengan santai
El mengepalkan tangannya, ia begitu kesal, ingin sekali memukul wajahnya yang menyebalkan itu.
"El.. ada apa?" Tanya Nolan, begitu ia kembali
Elora langsung merengek pada kekasihnya, "kak, temenmu tuh nyebelin banget sih, seenaknya aja dia ngrebut cake aku," ucapnya sembari menunjuk-nunjuk pada Alden
Nolan sontak terkekeh pelan, dia mengelus puncak kepala kekasihnya. "Sudah-sudah, aku ambilkan lagi ya buat kamu," Nolan membuka kulkas, dan mengambil sepotong kue untuk sang kekasih. "Ayo makanlah, ini sama dengan yang tadi," tuturnya dengan lembut
El terdiam tidak menyahutnya, karena bukan ini maksudnya. Yang dia inginkan adalah pembelaan dari kekasihnya, dia ingin agar Nolan memarahi Alden, atau bahkan mengusirnya. Namun sayangnya, sikap Nolan tidak sesuai yang ia harapkan.
Kedua pria itu menyantap makanan, sambil terus mengobrol, bahkan terkadang tertawa dengan keras. Elora sudah tidak bersemangat, ia bahkan kehilangan selera makannya.
"Kamu tidak suka makanannya El?" Tanya Nolan, karena melihat El hanya membolak-balikan makanan di piringnya.
"Aku belum laper kak,"
"Baiklah, nanti kita makan di luar ya. Kamu bilang aja ingin makan dimana, aku pasti temenin,"
"Makan di Bali,"
Nolan terkejut mendengar perkataan kekasihnya, ia ingin memastikan. "Bali? Maksudnya makanan khas Bali, atau.."
"Nggak, kita pergi ke Bali dan makan disana, bisa nggak?" Tanya nya dengan nada datar. Sebenarnya, dia hanya asal mengucapkan karena ingin menguji kekasihnya
Alden tertawa pelan, "nggak kurang jauh?"
"Jangan ikut campur, ini urusanku dan pacarku," balasnya penuh penekanan
"Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan. Setelah makan kita berangkat ya, tapi kamu jangan cemberut lagi," bujuk Nolan dengan penuh kelembutan
El tidak menyangka, Nolan akan menurutinya semudah itu. "Benarkah?"
"Tentu saja El, aku sudah berjanji kan, seharian ini akan menemanimu kemana pun kamu mau."
"Seharian ini? Bagaimana dengan esok?"
"Besok aku harus menemani papa pergi ke jepang, dan mungkin seminggu baru akan kembali,"
Lagi-lagi El merasa kecewa, "jadi kalau seandainya kita ke Bali, hari ini juga langsung balik?" Nolan lantas membalasnya dengan anggukan.
"Pacarmu ini sangat sibuk, jadi maklumi saja," sahut Alden
Setelah selesai makan, Nolan menghubungi seseorang untuk menyiapkan tiket ke Bali. Namun dengan cepat El langsung melarangnya, karena dia membatalkan keinginannya.
"Bukankah kau ingin ke sana El?" Tanya Nolan yang terlihat kebingungan
"Iya tadinya, tapi sekarang sudah nggak ingin lagi,"
"Kenapa?"
"Jangan heran, pacarmu ini kan masih labil, moodnya seperti anak kecil suka berubah-ubah," sahut Alden dengan tersenyum miring
El sudah sangat kesal, ditambah dengan melihat wajah bosnya yang super nyebelin. Akhirnya dia memutuskan untuk beranjak pergi.
Nolan langsung mengejarnya, dan menahannya. "Kenapa tiba-tiba pergi El? Kamu marah?"
"Nggak kok, kak Nolan kan mau ke luar negeri. Jadi lebih baik istirahat saja biar nggak capek," ucapnya dengan senyuman yang dipaksakan
"Aku nggak masalah, dan nggak akan capek. Jadi.."
"Kak Nolan istirahat saja." Potong Elora. "Feby barusan chat, katanya ada urusan penting dan butuh bantuanku. Jadi aku harus segera kerumahnya," Elora langsung berbalik dan pergi.
*
*