Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
" Kamu mau sarapan apa, Dir?"
Bram mencoba menawarkan sarapan pada Nadira. Nadira melihat ke arah Bram, yang kini sedang berjalan ke arah pintu.
" Terserah kamu aja."
Bram pun pergi meninggalkan Nadira yang masih setia duduk di samping tempat tidur Alby. Semetara Bram pergi mencari sarapan untuk mereka berdua.
Bram berjalan mencari warung makan terdekat. Pilihannya jatuh pada bubur ayam. Bram memesan dua porsi, untuk dirinya dan Nadira.
" Mang, buburnya 2 bungkus ya. Yang satu jangan pake kacang. "
Tak lama seorang wanita cantik pun datang memesan bubur.
" Mang, buburnya 2 ya."
Dan duduk bersebelahan dengan Bram. Bram memperhatikan wanita di sebelahnya dengan sangat intens.
" Cantik." gumam Bram, yang masih terdengar oleh wanita di sampingnya. Sontak sang wanita pun menoleh ke arahnya. Bram langsung membuang tatapannya ke arah lain. Dan sang wanita memutar malas matanya.
" Nih, pesanan nya udah siap."
Sang wanita langsung menyambar salah satu plastik. Dan berlalu pergi ke arah rumah sakit.
" Wah, si Eneng tadi belum bayar itu."
Bram pun langsung melihat ke arah wanita itu berjalan. Dia tersenyum.
"Berapa semua mang, sekalian punya cewek itu. Saya yang bayar."
Setelah membayar sejumlah uang yang di sebutkan. Bram pun mengambil plastik berisi pesanan bubur miliknya. Dan berjalan ke rumah sakit lagi. Saat memasuki kawasan rumah sakit, Bram melihat wanita yang di warung bubur tadi. Dia terpana, ternyata wanita itu adalah salah satu dokter di rumah sakit ini. Tanpa sadar, garis melengkung tercetak di bibirnya. Bram tersadar, saat ponselnya berdering. Tanda panggilan masuk dari papanya Alby.
" Assalamualaikum, Om."
" Waalaikumsalam, Bram. Bram, om minta tolong sama kamu, mungkin om dan Tante sedikit terlambat ke rumah sakit. Jadi selama om dan Tante belum ada disana, tolong kamu temani Nadira dulu ya. "
" Iya, om. Om tenang aja. Bram akan temani Nadira."
"Terima kasih, Bram. Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
Bram pun langsung menepuk keningnya. Karena terlalu terpana pada wanita yang di jumpai nya di warung bubur. Bram sampai lupa sarapan yang telah di belinya. Bram pun kembali menuju ruang perawatan Alby. Saat masuk ke ruangan, Bram melihat Nadira tengah membasuh tubuh Alby dengan tisu basah.
" Assalamualaikum, Dira. Maaf ya, sarapannya lama. Soalnya aku carinya sambil jalan kaki tadi. Ya hitung-hitung olah raga."
Bram memberikan penjelasan kepada Nadira. Nadira hanya tersenyum.
" Gak apa-apa, Bram. Lagian aku belum lapar."
" Tapi kamu harus tetap makan, Dira. Kamu harus jaga kesehatanmu."
Nadira hanya mengiyakan, dan masih terus membasuh tubuh Alby. Setelah selesai, Nadira mencuci tangan, dan mengambil seporsi bubur yang telah di belikan Bram untuknya. Saat makan pun, Nadira duduk di tepi ranjang Alby, sambil terus memperhatikan wajah Alby. Bram yang menyaksikan hanya mampu menghela nafasnya perlahan.
Meraka makan dalam diam. Namun dari matanya, Nadira tampak memperhatikan Bram yang sedikit kesal.
" Kamu kenapa, Bram. Ada apa di bubur kamu."
Nadira bertanya karena dirinya melihat Bram yang belum juga memakan buburnya. Hanya memilih sesuatu saja.
" Ni tukang bubur, udah gua bilangin juga, gak pake kacang, eh.. malah di kasih kacang. Kan ribet gue makannya. Mesti milihin kacang dulu. "
Bram menggerutu. Dan Nadira hanya tersenyum sambil mengerutkan keningnya. Bram pake kata " gue". Bram yang sadar akan ucapan nya, sedikit canggung.
" Maaf ya Dir. Aku pake kata "gua". Mungkin kamu gak nyaman ya."
Bram menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Gak apa-apa kok Bram. Santai aja. Bukannya sekarang kita teman. Mau pake Gua, kamu, elo, santai aja. Woles. "
Akhirnya Bram dan dan Dira tersenyum bersama. Tapi Bram masih menggerutu dengan buburnya. Dan seketika dia ingat.
" Bisa jadi, punya gua tertukar ama tu cewek."
Bram pun tersenyum sendiri. Membuat Nadira menggelengkan kepala dengan bingung.
salam kenal yah 🙏 🌹