NovelToon NovelToon
Tertawan Cinta Pria Pilihan

Tertawan Cinta Pria Pilihan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.

Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 - Diam

Mayra terpaksa bolak-balik ke kamar mandi mengeluarkan isi perutnya. Sejak sebulan berpisah dari Rayyan, sudah 3 hari ini Mayra selalu mual dan muntah.

"Mayra, apa kamu baik-baik saja?" tanya Ratih yang lagi sibuk memasak sarapan nasi goreng.

"Entahlah, Bu. Akhir-akhir ini perutku sering mual," jawab Mayra meraih teko air putih dan menuangkan isinya ke dalam gelas.

"Bagaimana jika kita periksa ke dokter saja?" saran Ratih.

Mayra mengangguk mengiyakan.

Selesai sarapan, Mayra dan ibunya berangkat ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di sana mereka harus menunggu lebih kurang 1 jam karena bergantian dengan pasien lainnya.

Begitu di ruang dokter dan dilakukan pemeriksaan, Mayra dan Ratih tampak terkejut, Mayra dinyatakan hamil.

Setelah dari rumah sakit, sepanjang jalan pulang Mayra lebih banyak diam. Mayra sangat bingung dengan kondisinya sekarang apalagi ia ingin berpisah.

Sesampainya di rumah, Mayra masuk ke kamarnya. Dia duduk termenung di ujung ranjang. Ratih yang paham dengan kegelisahan putrinya lantas menghampirinya dan duduk di sebelahnya. "Mayra, walaupun kamu membenci Rayyan tapi Ibu berharap kamu jangan membenci calon anaknya," ucap Ratih. Dirinya tak ingin Mayra memiliki niat untuk membuang calon cucunya.

"Aku sama sekali tidak memiliki niat buruk itu, Bu. Hanya saja yang aku takutkan ketika dia lahir, aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan siapa sosok ayah kandungnya," kata Mayra dengan nada suara menahan air matanya.

"Kamu harus jelaskan secara jujur dan terbuka jika memang waktunya tepat," ujar Ratih.

"Aku tidak mau bertemu dengannya lagi, Bu," kata Mayra lirih.

"Bagaimanapun dia adalah ayah dari calon anak kalian," ucap Ratih.

***

Hari-hari dilalui Mayra begitu bahagia apalagi usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan. Mayra rajin memeriksakan kesehatan calon buah hatinya bersama sang ibu dan tetangganya yang kini menjadi sahabatnya.

"Hai, Kak Mayra. Apa kita mulai saja jalan kakinya sekarang?" Lanny, sahabat baru Mayra.

"Tentunya!" Mayra begitu semangat.

Kedua wanita itu berjalan kaki mengelilingi komplek seputaran rumah mereka. Kebetulan hari Minggu jadi jalanan tak seramai hari-hari biasa yang dilalui para pengendara.

"Kak May, kita sudah bertetangga beberapa bulan ini. Aku belum pernah melihat suami kakak, apa dia tidak pulang saat kakak melahirkan?" tanya Lanny penasaran karena sejak mereka berkenalan dirinya sama sekali belum mendengar Mayra bercerita tentang suaminya.

"Kemungkinan tidak," jawab Mayra.

"Loh, kenapa begitu? Bukankah kakak akan melahirkan?" tanya Lanny lagi.

"Aku tidak berharap kedatangannya," jawab Mayra dengan santai.

"Kak May, sebelumnya aku minta maaf. Apa dia sudah menyakiti Kakak sehingga begitu membencinya?" Lanny sangat penasaran mengenai kehidupan wanita hamil disampingnya.

"Ya, begitulah!" ucap Mayra tersenyum singkat.

"Jika kehadirannya menyakitkan, memang lebih baik dia tidak berada di samping Kakak," kata Lanny.

"Lanny, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku sampaikan. Tapi, lain waktu saja aku bercerita," ucap Mayra.

"Tidak apa-apa, Kak. Jika Kakak memang ingin cerita aku siap mendengarkan," kata Lanny tersenyum.

Kurang lebih 20 menit berjalan kaki, keduanya lalu singgah ke pasar berbelanja bahan masakan. Setelah membeli aneka buah, sayur dan daging ayam mereka kembali ke rumah.

"Kak May, hari ini aku harus masuk kerja lebih awal. Jadi aku tidak bisa membantumu memasak, tidak apa-apa 'kan?" kata Lanny sebelum dirinya melangkah ke rumahnya.

"Tidak apa-apa, Lan!" ucap Mayra tersenyum.

"Kak Mayra nanti mau dibelikan apa?" tanya Lanny karena biasanya Mayra selalu menitipkan belanjaan baik makanan ataupun barang lainnya.

"Tidak ada, Lan." Jawab Mayra.

"Kalau aku belikan rujak, mau?" tawar Lanny.

"Boleh juga," kata Mayra.

"Baiklah, nanti aku belikan di tempat biasa!" ucap Lanny.

"Terima kasih, ya, Lan!" ujar Mayra.

"Iya, Kak. Sama-sama, aku masuk dulu, ya!" pamit Lanny.

Mayra mengangguk mengiyakan.

Lanny masuk ke rumahnya, begitu juga dengan Mayra. Hari ini Mayra harus memasak seorang diri karena sang ibu 2 hari ini sedang pulang kampung. Jadi, selama 2 malam juga Lanny yang menemani Mayra tidur.

Sore harinya, Lanny pulang dari kantornya. Dia membawa sebungkus rujak dan diberikannya kepada Mayra.

"Kita makan bersama, ya!" ajak Mayra.

"Bibi Ratih sudah pulang, Kak?" tanya Lanny.

"Sudah, dia bawa oleh-oleh buatmu!" jawab Mayra.

"Wah!" Lanny tampak senang.

"Sudah sana mandi, kita makan bersama. Aku tunggu!" kata Mayra.

Sejam kemudian, Lanny mendatangi kediaman Mayra yang posisinya tepat di sebelah rumah kontrakannya. Ketiganya menikmati makanan bersama.

Lagi asyik menikmati makanan yang dimasak Mayra tadi siang, terdengar suara ketukan pintu dan salam dari arah teras.

Ketiganya saling pandang karena selama Mayra dan ibunya pindah rumah tak ada tamu yang datang kecuali Radit itupun sudah lama tidak bertemu, terakhir beberapa bulan lalu.

"Biar Ibu saja yang buka!" Ratih lantas beranjak dari tempat duduknya.

Ratih lalu melangkah ke ruang tamu dan membuka pintu, sementara Mayra dan Lanny melanjutkan makannya.

"Kak, kenapa Bibi tidak balik ke sini? Terus kenapa tak ada suara orang yang bicara?" tanya Lanny curiga.

Tanpa menjawab, Mayra lantas berdiri dengan cepat meskipun perutnya terasa berat. Ia melangkah ke ruang tamu disusul Lanny dibelakangnya. Mayra terdiam, begitu mengetahui sosok tamu yang datang ke rumahnya.

Lanny yang tak tahu tamunya Mayra hanya berdiri bengong apalagi Mayra meneteskan air matanya.

1
Listya ning
Haiii....
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!