Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
(adegan warning!!)
Nara mengira jika dirinya akan aman ternyata malah Noah melakukan pagutan bibir dengan sedikit terburu-buru padanya. Hingga ponsel Nara jatuh dari tangan Noah, disaat sedang menikmati setiap pergerakan bibir Noah maka Nara langsung melempar ponselnya sembarang arah. Yang terpenting ia sudah berhasil mengalihkan Noah, aman untuk kali ini.
"Kau memancingku, Nara. Aku pastikan kau tidak akan lepas dariku malam ini.." Ucap Noah yang mana menidurkan Nara dibawah tubuhnya. Padahal bukan ini maksud Nara tadi, tapi ia tidak berani menolak keinginan Noah yang ia pancing sendiri.
Sembari membuka satu persatu kancing piyama Nara, Noah terus mengecup leher Nara tidak meninggalkan jejak karna tidak mau cepat ketahuan. Nara hanya bisa mendesah saja, ia memejamkan mata menikmati setiap perlakuan kasar Noah dalam menikmati tubuhnya.
"Kau sudah sangat ingin aku sentuh ternyata.." Ujar Noah disaat membelai liang Nara yang sudah sedikit basah, memasukkan satu jarinya kedalam liang tersebut secara kasar.
Nara menitikkan air mata karena rasa sakit yang luar biasa, tapi lama-lama ia rileks dengan semua hal yang dilakukan sang Kakak. Ia menikmati setiap hal yang dilakukan Noah, meskipun terkadang meringis merasakan sakit.
"Kak, aku mohon lakukan pelan-pelan ya.." Pinta Nara disaat Noah melumat inti dua bongkahan miliknya yang masih sangat sakit disentuh.
Tapi, bukan Noah namanya kalau mendengarkan setiap keinginan Nara. Ia tetap meremas dua bongkahan milik Nara secara kasar, sampai Nara meringis kesakitan. Semua setiap tubuhnya diperlakukan secara kasar terkadang pula lembut, sampai Nara bingung mendeskripsikan semua rasa sentuhan ini.
Tubuh Nara spontan terkejut disaat tiba-tiba saja Noah melumat dan menghisap liang miliknya. Menekan biji Nara hingga wanita itu menjerit kencang merasakan sesuatu yang sangat luar biasa.
"Kak, aku mau pipis.."
"Keluarkan saja, Nara!"
Nara sudah tidak tahan lagi, ia mengeluarkan rasa yang ingin meledak itu. Sampai tubuhnya menggelinjang dengan sangat dahsyat, bernapas ngos-ngosan mendapatkan pelepasan pertama. Ia menatap tidak berdaya Noah yang ada diatas tubuhnya, pria itu tersenyum sinis padanya.
JLEB
Sekali hentakan milik Noah masuk sepenuhnya kedalam liang Nara, sampai Nara menjerit kesakitan. Rasanya masih sangat sakit, sampai ia meneteskan air mata. Noah mengalihkan rasa sakit yang dirasakan Nara dengan melakukan pagutan bibir dan mengelus pucuk kepala Nara agar melupakan rasa sakit yang luar biasa.
Nara mulai terbiasa disaat Noah sudah bergerak maju mundur secara perlahan, tapi penuh hentakan hingga terasa masuk lebih dalam. Kedua tangan Nara dibawa oleh Noah untuk mengadah keatas, hingga bisa dilihat secara bebas oleh Noah.
"Ahhh.. kau sangat nikmat, Nara.." Noah semakin mempercepat gerakannya, membungkam bibir Nara dengan pagutan bibir agar tidak terdengar nanti.
Tubuh Nara menegang sempurna disaat mendapatkan pelepasan lagi, ia terlihat sedikit lelah. "Kak, aku lelah.." Nara mengadu, ia ingin semua ini selesai sudah.
Noah membalikkan tubuh Nara hingga menungging, menuntun tangan Nara untuk berpegangan pada kepala ranjang. "Lelah? jangan dulu, Nara. Aku belum mendapatkan pelepasan, masih panjang lagi kegiatan kita ini." Jawaban Noah membuat Nara hanya pasrah saja, apa lagi disaat senjata milik Noah kembali masuk.
Dengan posisi itu membuat pergerakan Noah semakin brutal dan kasar, tubuh Nara terus terhuyung. Tidak mampu berpegangan pada kepala ranjang lagi, Noah membawa tubuh Nara untuk duduk tegak. Menopang tubuh Nara untuk bergerak keatas dan kebawah, sampai mendesah kenikmatan di telinga Nara.
"Kau luar biasa, Nara.."
"Pelan, Kak.. Pelan, aku mohon.. ahhhh.. rasanya sedikit sakit, aku lelah.." Banyak hal yang Nara keluhkan disetiap pergerakan Noah, tapi tetap saja pria itu tidak memedulikan apapun kecuali kenikmatan yang ia inginkan.
Hubungan panas terus terjadi dengan berbagai gaya, secara kasar tidak ada kelembutan sedikitpun. Meskipun Nara mendapatkan pelepasan tetap saja Noah menggempur tanpa ampun. Setiap desahan erangan dari Nara malah membuat semangat Noah semakin memuncak.
"Emmm.. Ahhhh..." Nara tidak berdaya, ia terus menatap Noah yang menggempurnya dari samping. Tangan Nara memegang wajah Noah, ia terus mendesah dengan kepala mendongak menikmati hujaman dari samping itu.
Merasa akan mendapatkan pelepasan Noah membawa tubuh Nara untuk ke posisi awal. Bergerak tanpa ampun hingga suara Nara tidak terkendali, ia memegang erat kain sprei hingga tidak terbentuk.
"Aku mau pipis lagi, Kak.. emmm.."
"Bersama, Nara.. ahhh, jika kau lebih dulu maka aku akan menghukummu nanti." Noah tetap menggempur semakin cepat, Bagaimana bisa Nara tetap menahannya.
"Tidak bisa, Kak.. Ahhhhh!" Nara mendapatkan pelepasan lebih dulu membuat Noah semakin kesal, ia semakin menambah kecepatannya hingga Nara semakin mendesah kencang.
"Ahhh.. sudah aku katakan bersama-sama, Nara!" Noah semakin kencang hingga Nara akan mendapatkan pelepasan lagi, dan pada akhirnya mereka berhasil pelepasan bersama.
Sampai Nara lemas tidak berdaya, ia kelelahan tapi masih merasakan hangat disaat milik Noah menyemburkan cairannya sepenuhnya. Seakan penuh itulah liang Nara sekarang, Noah keluar banyak sekali.
"Ahhh.." Noah tersenyum sinis karena merasa sangat puas, tapi disaat Nara bergerak sedikit saja malah miliknya menegang lagi. "Ohhh, shi*!" Noah langsung bergerak lagi dengan pergerakan cepat, padahal Nara sudah tidak berdaya tapi bagaimana lagi kalau Noah belum puas.
Tanpa diketahui oleh dua orang yang mengejar kenikmatan jika ada Rusli yang mengintip dari sela dinding. Ia menyaksikan sepenuhnya adegan yang Noah lakukan bersama Nara, bahkan Rusli memainkan senjata miliknya membayangkan juga menggempur tubuh Nara yang sangat menggoda.
"Ohhh.. emmmm.." Pergerakan tangan Rusli semakin cepat hingga mendapatkan pelepasannya. Ia terengah-engah sambil tersenyum sinis menatap cairan yang ia keluarkan karena melihat hubungan panas antara Noah dan Nara.
"Aku sudah menduga pasti Noah sudah mendapatkan tubuh Nara, dia memang pandai mencari kesempatan." Rusli masih mengintip Nara yang digempur oleh Noah untuk ronde kedua.
"Suara desahannya dan kenikmatan lubang Nara pasti sangat luar biasa, aku harus bisa merasakan tubuh Nara juga." Ucap Rusli lagi, menaikkan kembali celananya sambil berlalu pergi.
"Noah Noah.."
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??