naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
nyicil anak katanya
“Um, bunda mau teh? Nara buatkan” tawar nara dan bunda clara mengangguk.
Gadis itu bangkit lalu menuju dapur mini apartemen, tak lupa dia memberi kode pada naresh agar mengikutinya. Pria itu tampaknya mengerti kode yang di berikan nara. “Bunda, naresh permisi ke toilet” bunda clara mengangguk dan kembali menghidupkan tv.
Naresh segera menghampiri nara yang sudah menunggu di dapur. Di depan kompor gadis itu mondar mandir kebingungan.
“Ini gimana?” tanya nara pada naresh.
“Gimana lagi? Kita harus pindahin barang barang di kamar satu ke kamar yang satu lagi” jawab naresh santai.
Saking santai nya, cowok itu seolah tak keberatan kalau bunda clara melihat mereka pisah kamar. Tapi tidak dengan nara, dia sudah panik bukan main. “Yaudah, barang barang lo pindahin ke kamar gue. Tapi harus diam diam supaya bunda gak lihat” kata nara.
“Selama gue pindahin, lo harus alihkan perhatian bunda. Atau lo ajak jalan jalan keluar biar aman” naresh menyahuti. Nara cepat cepat menggangguk, segera dia sepakat dengan rencana mereka.
Dia menghampiri sang bunda di depan, yang anteng menonton tv. “Bunda, teh nya abis. Kayak nya nara harus beli ke supermarket di bawah, sekalian belanja buat kebutuhan yang lain. Bunda temani nara ya?” nara nemplok kepada sang bunda.
Bunda nara menatap putrinya dari samping, lalu menepuk dahi gadis itu dengan tangan kanan nya. “Kamu ini, masa belanja saja perlu di temani”
“Hehe, ini pertama kalinya bun nara gak tahu harus belanja apa buat kebutuhan rumah” nara beralasan.
Bunda clara mengerutkan keningnya, dengan sekali pencet tv yang menyala kini mati. Dia beralih menatap putrinya, “loh, terus biasa nya kamu belanja sama siapa? Kalian udah lumayan lama lho menikah”.
Nara mengurut lengan kirinya, lalu menggaruk tengkuknya bingung. Dia menggeleng pelan di barengi kekehan “ belum pernah bun. Biasanya pesen online aja” jawab nara cengengesan.
Bunda clara menggelengkan kepalanya tak habis pikir, dia segera bangkit dan merapikan pakaiannya. “Ya sudah ayo! Bunda ajarin kamu belanja” bunda clara menarik anaknya.
Nara segera mengikuti sang bunda, tak lupa mengambil dompetnya. Sebelum benar benar keluar dari apartemen, nara menyuruh naresh untuk segera melakukan bagiannya. Pria itu tampaknya segera bergegas membereskan kamarnya.
… .
Nara mendorong troli mengikuti bundanya, mereka berkeliling di bagian stand buah buahan. Bunda clara mengajari nara memilih buah yang bagus, dia mengambil semangka, apel, anggur dan pisang.
“Gimana hubungan kamu sama suami kamu?” tanya bunda clara. Mereka beralih menuju tempat minyak berada.
“Baik. Seperti biasa” jawab nara. Membantah dalam hatinya.
“Kalau gitu secepatnya kamu kasih cucu buat mama ya, mama gak sabar gendong anak kamu” tambah bunda clara.
Nara memalingkan wajahnya, meremas troli dengan kuat. Dalam hati dia ingin mengatakan jika dia masih gadis, jangan kan cucu hamil aja belom. Lagian mereka juga bakal berpisah, nara tak pernah berharap apapun dengan pernikahan mereka.
Perlu di ingat, kalau dia menikah dengan naresh karena terpaksa. Dia membenci pria itu, mereka juga sering berselisih. Naresh sudah memiliki calon istrinya, nara hanya perlu menyatukan mereka.
Membahas hal itu nara jadi ingat kesepakatan mereka. Dia harus membuat naresh dan vania bersatu dalam satu bulan, tapi satu rencana pun belum dia laksanakan. Dia harus segera memikirkan caranya.
“Nara masih sibuk kerja bun, belum kepikiran punya anak” sahut nara.
“Ya gak papa. Yang penting kalian sudah nyicil kan dari sekarang?”
Nyicil? Nara hampir memuntahkan isi perutnya. Oh ayolah, jangan bilang bunda nya berekspetasi tinggi tentang pernikahannya. “Hm, begitulah” jujur nara bingung harus menjawab apa.
“Sudah. Sekarang kamu bayar gih” titah bunda clara.
Nara mengangguk, dia mengantri di kasir. Ada satu orang wanita yang tengah membayar, nara yang tak memperhatikan apa saja yang bunda nya beli seketika melongo melihat total belanjaan mereka.
“Totalnya satu juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu tiga ratus rupiah”
Sungguh nara ngeri mendengar angkanya, dia pun menyodorkan kartu kredit miliknya. Sepertinya dia harus kembali berhemat, mengurangi jajan dan kembali menabung.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor