Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
"Ada ji kah Kaprodi ?" tanya Jihan deg deg an saat mereka berdua berjalan menuju ruang Prodi.
"Iya semoga ada beliau di ruangan." doa Ifah tulus. "Permisi." ucap Ifah sambil tersenyum.
"Masuk Ifah." ucap pak Budi ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam di Pascasarjana.
"Terima kasih ayah. Mau ajukan judul a.n Andi Nur Jihan ayah." ucap Ifah sambil tersenyum. "Sekalian mau antar Tesis ku karena mau seminar hari Kamis ayah." imbuhnya menjelaskan.
"Iya ayah sudah tau, biar nanti ayah baca ulang nak. Kenapa Jihan baru ajukan judul?" tanyanya. Jihan dan Ifah saling pandang lalu Jihan menjawab.
"Maaf ayah." ucapnya lembut. "Mungkin dengan dipanggil ayah beliau akan luluh." batin Jihan.
"Ya sudah, sini judulnya ayah periksa dulu." ucap ayah Budi mengambil Map di depan Jihan untuk dibacanya. "Bagus judulnya, yang ini saja." ucapnya sambil melingkari judul Jihan nomor satu yang ter ACC.
"Yeee Alhamdulillah." sorak Jihan dalam hati. "Terima kasih Ifah." imbuhnya. "Iya ayah terima kasih." ucap Jihan semangat.
"Segera buatkan Proposalnya ya! Ini Ifah sudah mau maju seminar hasil, kenapa kamu terlambat?" tanyanya sambil tersenyum ramah.
"Iya karena kesibukan ayah, mengajar juga di MTs ayah." jawab Jihan jujur.
"Meski sibuk harus diusahakan untuk segera selesai karena ini juga merupakan tanggung jawab untuk menyelesaikan study." jawabnya sambil menunjuk mapnya.
"Terima kasih ayah. Kami pamit!" ucap Ifah ramah, lalu mereka keluar ruangan menuju pohon dengen.
"Alhamdulillah, terima kasih Ifah. Kalau sendiri k lagi menghadap belum acc, begitu juga jika aku pergi dengan Nima belum acc. Judulnya Nima juga belum Ifah, kasihan dia." ucap Jihan menjelaskan.
"Semoga aku bisa bantu. Sama sama Jihan, memang kita sebagai teman harus saling membantu." jawab Ifah lagi. "Aku mau setor ini undangan dan Tesis ke dosen yang lain ya?"
"Aku ikut." ujarnya lalu ikut berdiri menyamai Ifah berjalan menuju ruang dosen yang dicari.
Ifah seminar hasil tepat pada bulan Maret 2018, kemudian ujian tutup pada tanggal 19 April 2018.
Beberapa bulan kemudian usai Ifah menyelesaikan pendidikan magisternya kini saatnya untuk lamaran.
"Ifah dimana de?" chat dari Saddam.
"Di Kos kak. Kenapa kak?" balas Ifah.
"Ketemu yuk! Mau k traktir ki makan malam karena sudah magister mi calon isteriku."
"Ok kak. Nanti malam ya!" jawab Ifah antusias.
"Iya. Siap miki nanti ba'da maghrib kita jalan." ditutup percakapan mereka di chat siang tadi.
Malamnya mereka bersiap untuk makan malam berdua, Ifah juga bersiap memilih pakaian yang akan dia kenakan.
"Bajuku cocok untuk ke kampus, biar deh!" gumamnya.
"Mau kemana kak?" tanya Nisa sang adik heran karena kakaknya sibuk milih pakaian padahal belum ada acara ramah tamah mau pun wisuda.
"Mau makan malam sama kak Saddam dik." jawab Ifah tanpa menoleh sedikit pun. Nisa geleng kepala lalu melanjutkan belajarnya!
"Ah ini saja bagus kok." gumam Ifah lagi lalu bersiap berangkat. "Bagus kan de?" tanyanya setelah menggunakan baju yang dia pilih tadi.
"Bagus kak." jawab Nisa singkat.
"Terima kasih." jawab Ifah dengan senyum sumringah. "Aku berangkat ya de, mau tunggu diteras saja biar sejuk." ucap Ifah pamit lalu menuju teras rumah kosnya.
"Kak Saddam mana ya?" batinnya sambil melihat ponselnya yang masih berwarna hitam gelap karena tidak ada chat atau telfon yang masuk.
"Mau kemana kak?" tanya Suci penasaran saat keluar kamar menuju teras lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan Ifah.
"Jalan jalan Ci, masak kalian doang yang boleh jalan! Aku gak boleh gitu?" tanyanya sambil becanda.
"Sama siapa kak?"
"Kepooo. Sama anak bu kos gimana?" hahaha lalu mereka tertawa bersama sambil menunggu Hasyim.
Tin tin
"Ha? Itu jemputan ta kak??" tanya Suci heran. "Bermobil cuy." batinnya.
"Kayaknya, tapi kok bawa mobil ya?" tanya Ifah heran, lalu cek ponselnya.
Tring
"Aku di bawah, turun miki de." bunyi chat Saddam. Ifah hanya membuka ponselnya lalu membacanya tanpa membalasnya.
"Aku duluan Suci." pamit Ifah dan Suci hanya bengong saja.
"Loh beneran toh!" gumam Suci pelan.