NovelToon NovelToon
ONE NIGHT STAND With MY STEP BROTHER

ONE NIGHT STAND With MY STEP BROTHER

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kikan Selviani Putri

Ketika Regita pindah ke rumah baru, ia tak pernah menyangka akan tertarik pada Aksa, kakak tirinya yang penuh pesona dan memikat dalam caranya sendiri. Namun, Aksa tak hanya sekadar sosok pelindung—dia punya niat tersembunyi yang membuat Regita bertanya-tanya. Di tengah permainan rasa dan batas yang kian kabur, hadir Kevien, teman sekelas yang lembut dan perhatian, menawarkan pelarian dari gejolak hatinya.

Dengan godaan yang tak bisa dihindari dan perasaan yang tak terduga, Regita terjebak dalam pilihan sulit. Ikuti kisah penuh ketegangan ini—saat batas-batas dilewati dan hati dipertaruhkan, mana yang akan ia pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan Selviani Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERMAINAN AKSA

Detik demi detik berlalu, dan Regita masih tak bergerak, terpaku di tempatnya dengan jantung yang berdebar makin kencang. Dia menatap Aksa dengan mata lebar, belum sepenuhnya percaya dengan situasi yang ia alami.

Aksa perlahan mendekat, wajahnya hanya beberapa senti dari Regita, membuat napasnya semakin tertahan. "Gue nggak bakal ngelakuin apa-apa yang lo nggak mau, Git," ucap Aksa dengan nada rendah yang nyaris berbisik. Tapi dalam jarak sedekat ini, kata-katanya terasa lebih intens, menusuk langsung ke hatinya.

Regita menelan ludah, ingin mengatakan sesuatu tetapi lidahnya kelu. Tubuhnya terpaku di antara keinginan untuk mundur dan rasa penasaran yang begitu kuat.

Aksa tersenyum tipis, seolah menyadari keraguan di mata Regita. Dengan gerakan pelan namun pasti, ia menyentuh pipi Regita, ibu jarinya mengusap lembut di bawah mata, menimbulkan sensasi yang aneh dan membuat wajah Regita semakin memanas.

“Regita…” panggil Aksa pelan, membuatnya tak punya pilihan selain menatap ke arah mata Aksa yang dalam. "Kamu mau belajar atau nggak?"

Regita hampir tersenyum malu, merasa terperangkap oleh pesona kakak tirinya ini. Tapi sebelum dia sempat menjawab, Aksa sudah bergerak mendekat lagi, napasnya menyentuh wajah Regita, seolah-olah tak ada lagi ruang di antara mereka berdua.

Dalam hening yang semakin mendalam, Regita hanya bisa menatap Aksa, tak mampu berkata apa-apa. Jarak di antara mereka sudah nyaris tak ada, dan ia bisa merasakan hangat napas Aksa yang berhembus lembut di wajahnya. Rasa gugup bercampur dengan sesuatu yang lain—perasaan asing yang membuatnya semakin tak berdaya.

“Kalau lo nggak nyaman, bilang aja, gue bakal berhenti.” Suara Aksa terdengar begitu tenang, tapi ada kilatan di matanya yang penuh dengan intensitas, seolah menantang Regita untuk tetap berada di tempatnya.

Regita mencoba mengumpulkan keberanian untuk menjawab, namun hanya bisa menelan ludah. Sekali lagi, dia mencoba menarik napas dalam, namun hanya bisa terdiam, terjebak dalam tatapan mata Aksa yang begitu dalam. Perlahan, dia merasakan tangan Aksa yang hangat di pipinya, menelusuri setiap garis wajahnya dengan kelembutan yang tak disangka-sangka.

“Mata Lo cantik. Gue suka,” kata Aksa.

“Kak…” ucap Regita akhirnya, suaranya hampir berbisik. Ada begitu banyak pertanyaan yang berputar dalam pikirannya, tapi di saat yang sama, ia tak bisa menyangkal perasaan yang bergelora di dadanya.

Aksa tersenyum kecil, hampir seperti menyembunyikan sesuatu. "Iya, kenapa?" tanyanya, nadanya lembut tapi penuh tantangan. "Lo boleh pergi kapan aja, tapi… kayaknya lo masih di sini," lanjutnya, nadanya semakin menekan, seolah memberi isyarat bahwa Regita pun menginginkan momen ini sama seperti dirinya.

Wajah Regita semakin memerah, dan ia tahu bahwa Aksa benar. Dia tak beranjak sedikit pun, bahkan ia hampir tak berani bernapas, takut momen ini akan pecah jika ia melakukan gerakan yang salah.

Aksa memperlambat gerakannya, mendekatkan bibirnya ke pipi Regita, mengecupnya perlahan, namun cukup untuk membuat Regita merasakan getaran aneh yang menjalar dari pipi hingga ke hatinya.

“Kak… apa ini…” Regita hampir tak bisa mengeluarkan kata-kata dengan jelas. Pikirannya terasa kacau, antara ingin mengelak namun tubuhnya seakan terpaku di tempatnya.

“Ini… cuma latihan,” jawab Aksa pelan sambil kembali menyentuh wajahnya. “Gue kan janji, bakal profesional." Dia tertawa pelan, namun senyum itu hanya menambah kebingungan Regita.

Regita menatapnya, masih tak bisa sepenuhnya memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tapi satu hal yang ia tahu pasti: momen ini, perasaan ini, dan tatapan dalam mata Aksa yang terfokus padanya, semua terasa begitu nyata, mengusik hatinya dengan cara yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Entah kenapa dia menyukai itu. Semua yang dilakukan Aksa padanya hari ini tidak membuat Regita merasa risih sama sekali.

Regita masih terdiam, wajahnya memanas, jantungnya berdegup semakin kencang. Kecupan Aksa yang singkat namun intens di pipinya tadi meninggalkan jejak tak kasatmata, seolah menghantui setiap sudut pikirannya. Ia mencoba meraih ketenangan, namun kehadiran Aksa yang begitu dekat justru membuatnya semakin gugup. Pelan-pelan Regita membasahi bibir bawahnya yang kering.

Aksa masih menatapnya dengan senyum tipis yang seolah memiliki makna tersirat. "Lo nggak perlu bingung, Git. Gue cuma… ngajarin lo, kan?" katanya, nada suaranya rendah namun penuh arti, sementara jemarinya dengan santai menyelipkan helaian rambut Regita ke belakang telinga.

Mata elangnya menatap fokus pada bibir Regita yang basah.

Regita menelan ludah, ingin mengatakan sesuatu namun tak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa menatap ke bawah, mencoba menghindari tatapan mata Aksa yang terasa begitu menusuk. "K-Kak, kayaknya aku harus…" Ia ingin mundur, ingin menarik diri dari perasaan yang membingungkan ini.

Namun, Aksa tak membiarkannya begitu saja. Dengan lembut, dia meraih dagu Regita, membuatnya kembali menatap ke arahnya. “Mau kabur lagi? Bukannya lo tadi nggak mau menjauh?” ucap Aksa, suaranya sedikit berbisik, namun tajam, membuat Regita tak bisa bergerak atau melawan.

Regita menggigit bibir, tubuhnya seakan membeku di tempat. "Aku… Aku nggak tahu harus gimana… Ini semua… aneh."

Aksa tertawa pelan, melihat wajah bingung Regita yang menurutnya begitu menggemaskan. “Gue ngerti,” katanya. “Tapi coba di sini, sama gue, lo bisa belajar gimana rasanya ada di dekat seseorang yang lo suka. Kalau emang lo nggak nyaman, gue bakal berhenti.”

Aksa sengaja mengatakan itu. Dalam satu waktu dia ingin membuat Regita bingung. Namun di satu waktu lainnya, dia ingin Regita berinisiatif untuk memulai lebih dulu.

Regita masih terdiam, namun ada sesuatu dalam dirinya yang ingin tinggal, ingin memahami lebih jauh perasaannya yang selama ini ia coba abaikan. Ia merasa hangat, bingung, namun di sisi lain, tak bisa memalingkan diri dari Aksa.

"Git, lo cuma perlu bilang… kalau lo memang nggak nyaman," lanjut Aksa, nadanya terdengar lebih lembut. Dan meski nada suaranya tenang, tatapan mata Aksa tetap tajam, memancarkan kesungguhan yang sulit diabaikan.

Perlahan, Regita menarik napas dalam, mencoba meredakan debaran di dadanya. "Kak Aksa… kenapa… kenapa ngelakuin ini ke aku?"

Aksa menatapnya dalam-dalam, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. "Mungkin gue juga penasaran sama lo, Git. Mungkin lebih dari itu."

Wajah Regita semakin merah, namun ia merasa tak sanggup lagi memalingkan wajah. Jarak di antara mereka semakin tipis, hanya tinggal beberapa inci lagi. Seolah tertarik dalam tarikan yang tak terjelaskan, ia hanya bisa berharap semua ini akan terjawab suatu saat, atau setidaknya, perasaannya sendiri akan menjadi lebih jelas.

Matanya terpejam perlahan. Seolah menanti kecupan Aksa di bibirnya. Aksa yang melihat itu kemudian mengulum senyum.

“Gue berhasil,” batinnya.

1
🐱Miko miaw🧚
semangat mama kikan
🐱Miko miaw🧚: kamu tapok dengan cinta dan kasih sayangmu
🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀: ku tabok..
total 2 replies
MacchiatoLatte
gw yakin sih si Aksa bakal jatuh cinta sama gita
MacchiatoLatte
sadar Aksaaa, dia adek tiri looooo
MacchiatoLatte
gw bacanya sampe tahan nafas giniiii, tanggung jawabbbb
MacchiatoLatte
wooiiiiiiiiiii 🤣🤣🤣
MacchiatoLatte
sukaa
MacchiatoLatte
jadi Regita sakit, jadi Aksa juga. Semoga yang terbaik buat mereka
Genda Dawangsha
kukira cerita novel, ternyata kisahku/Sob/
Genda Dawangsha
singkat bgt Thor /Cry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!