Gadis Lumpuh Dan Mafia Dingin
Seorang gadis yang berpakaian seragam SMA berjalan berlenggok, roknya yang mini dan pakaian atasannya yang ketat hinga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat indah.
Gadis cantik dan seksi itu selalu menjadi pusat perhatian di sekolah selain cara berpakaiannya yang berbeda dari murid yang lain, dia juga murid yang orang tuanya adalah penyokong terbesar di sekolah tersebut.
Gadis cantik dan seksi itu berjalan ke sebuah meja kantin yang di tempati oleh beberapa orang siswa namun salah satunya adalah incaran gadis tersebut.
"Hai... Adam... boleh gabung nggak? " tanyanya dengan nada centil.
"Nggak" dengan tegas sahabat Adam yang menyahut.
"Heh gue bukan ngomong sama cowo jelek dekil dan miskin kaya elu ya Hus.. Hus... sana" gadis itu malah mengusir sahabat nya Adam.
"Heh yang harusnya Hus... Hus sana itu elu bukan gue manekin" ceplos sahabat Adam tersebut.
"Siapa yang elu bilang manekin sialan?! " gadis itu tak Terima.
"Ya elu masa orang lain" sahabat Adam sewot.
"Ow berarti elu mengakui kecantikan dan kemolekan diri gue dong hahaha" gadis itu tertawa meledek.
"Astaga dikatain patung pajangan senang banget lu dasar otak lu beneran dah ga waras Dam jangan mau sama dia cewek sinting" sahabat Adam semakin menghina gadis tersebut.
"Heh cowo jelek dekil dan miskin diem lu jangan pengaruhi kesayangan gue" gadis tersebut sewot.
"Heh tanpa gue pengaruhi juga si Adam kaga mau sama cewe yang bajunya kurang bahan dan tubuh nya di obral kemana-mana, yok Dam kita ke kelas ajah di kantin ada kuntil anak kurang baju hahaha" sahabat Adam dengan puasnya meledek gadis tersebut.
"Dasar orang miskin jelek, bau, dekil awas lu ya" ancam gadis tersebut kesal.
Dan saat waktunya pulang sekolah semua murid pun keluar dari kelasnya masing-masing, begitu pun dengan Adam dan sahabatnya mereka berjalan kearea parkir sekolah, dan saat sampai disana sahabat Adam langsung melihat ban sepeda ontelnya kempes pes pes pes.
"Lah... kenapa ban sepeda gue kempes begini Dam? " ucap nya.
"Ya iya ya... bocor kali Cup" Adam memanggil sahabatnya itu dengan nama panggilan kecilnya yang di berikan oleh neneknya, dan gara-gara Adam yang selalu memanggilnya Ucup semua teman-teman nya bahkan guru pun ikut memanggilnya Ucup padahal nama aslinya Ucup adalah Bara Pratama.
Saat Bara menatap ban sepeda nya dengan tatapan lesu ditengah teriknya mentari siang yang sedang bersemangat membagikan cahayanya, Tiba-tiba ada seseorang yang mengejeknya saat melintas di belakangnya.
"Emangnya enak mangkanya kesekolah tuh bawa motor atau mobil bukan sepeda butut kaya begitu hihi" ucap seorang gadis yang berpakaian seksi dan cantik itu meledeknya dan memandang rendah kepada Bara.
"Wah ini pasti perbuatan elu nih, tadi pagi ban sepeda kumbang gue nggak kenapa-kenapa nah ini tiba-tiba_"
"Udah Cup mending bawa sepeda elu ke bengkel jangan berdebat terus sama cewek" ucapan Adam.
"Jiah... elu kok malah belain belatung bunting dari pada sahabat elu sih Dam" Bara kesal dengan sahabat nya.
"Hehe gue nggak bela dia_"
"Adam bela gue karena Adam sayang sama gue wekk" gadis itu meledek Bara dan langsung pergi dari sana.
Dia pun langsung naik ke mobil jemputan nya dan mobil itu pun langsung berlalu dari area sekolah, tapi tak lama ada seseorang yang berjalan tertatih dari arah gerbang sekolah.
"Lah itu bukannya supirnya si Nika ya? " ucap Adam saat melihat seorang pria paruh baya memasuki gerbang sekolah dengan keadaan babak belur.
Adam dan teman-temannya yang lain menghampiri supir Nika dan bertanya padanya apa yang terjadi bukankah tadi mobil Nika baru saja meninggalkan area sekolah ucap mereka ramai.
"Tolong mobil itu bukan saya yang bawa, seperti nya orang itu mau menculik nona" ucap sang supir dengan susah payah.
"Hah... waduh gawat" ucap Teman-teman Nika.
Adam melihat kearah Bara tapi pemuda itu cuek saja.
"Hukum karma itu akibat selalu jahat sama gue" celetuk Bara yang melewati kerumunan siswa yang mengerumuni supir Nika dengan menggandeng sepeda ontelnya sambil berjalan santai.
Semua yang mendengar dan melihat itu hanya menggelengkan kepala mereka pelan saja. tapi tidak dengan Adam.
"Cup... jangan begitu Nika lagi dalam bahaya" ucap Adam mengingatkan.
"Ya udah lapor polisi ajah susah amat ngapain di pusingin jangan bilang elu demen sama dia sampe sekhawatir itu" Bara sewot.
"Ya nggak gitu juga Cup... kita kan kawannya dia"
"Siapa yang kawannya dia kaga ogah gue nggak mau berkawan sama tongkol goreng" Bara nyerocos.
Adam hanya menepuk dahinya saja saat mendengar julukan baru lagi dari Bara untuk Nika.
"Tadi belatung bunting sekarang tongkol goreng, ada ajah nanti apa lagi ckckck emang agak beda temen gue ini"gumam Adam.
"Dah sekarang elu ke kantor polisi sana sama pak supir ini gue mau ke bengkel benerin sepeda gue" Bara masih mendorong-dorong sepeda nya menuju bengkel yang ada dekat sekolahnya.
Di siang hari saat mentari sedang terik-teriknya, Bara mendorong sepedanya menuju ke bengkel sepeda deket dengan sekolah, saat sedang menunggu ban sepeda yang sedang di tambal oleh tukang bengkel, Bara membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dia lalu mengutak-atik sebuah benda pipih berbentuk kotak, dan tak lama dirinya menjentikan jarinya.
"Dapat" gumamnya.
"Keluar Lu" bentak Bara saat dirinya menyadari ada seseorang yang mengikutinya sejak tadi.
Dan ada seseorang yang keluar dari balik semak yang ada di dekat bengkel tersebut.
"Mana kunci motor lu sini" pinta Bara.
Dan orang itu pun memberikan kunci motor pada Bara.
"Gue pinjem dulu elu jagain sepeda gue dan bayarin ongkos perbaikannya" dengan enteng nya Bara menyuruh orang yang lebih dewasa darinya yang selalu mengikutinya.
Bara langsung mengendari motor sport yang dia pinjam tersebut dengan kecepatan kilat bak pembalap di arena sirkuit saja.
"Itu anak siapanya abang? " tanya tukang bengkel pada orang yang baru saja di perintah Bara menunggui sepeda ontelnya yang sedang di perbaiki.
"Itu majikan saya" jawab pria itu.
"Hah~~~" si tukang bengkel bingung.
Majikan memakai sepeda ontel dan pelayanannya memakai motor sport yang harganya ratusan juta sulit di percaya.
"Abang nggak percaya tapi begitu lah kenyataan nya, abang bakalan lebih kaget lagi kalo tau tuan muda itu siapa sebenarnya, tapi nggak usah tahu lah ya udah kerjain ajah tuh sepeda tuan muda" ucap pria tersebut santai sambil memainkan pisau lipat yang selalu dia bawa di kantung celananya.
Tukang bengkel yang sedang memperbaiki sepeda Bara melihat itu langsung menurut saja tak banyak bertanya saat merasakan aura negatif dari orang yang sedang menunggu sepeda ini.
Sementara itu Bara terus mengikuti titik yang berjalan di layar ponselnya dan titik tersebut berhenti di sebuah gedung tua.
Tanpa rasa takut Bara memasuki gedung tua tersebut di tambah lagi mobil yang dia lihat di depan gedung tersebut membuat dirinya yakin sesuatu yang dia cari ada di dalam sana.
Dan benar saja dia mendengar jeritan seorang gadis dia pun langsung mencari asal suara jeritan tersebut namun langkahnya tak semulus itu dirinya harus berhadapan dengan beberapa orang penjaga tapi dengan mudahnya dirinya melumpuhkan lawan-lawannya dan akhirnya dirinya sampai juga di sebuah ruangan yang tidak tahunya disana Nika sudah tidak sadarkan diri terlihat luka di tangan Nika yang seperti nya terkena sayatan pisau.
"Heuh ada cecunguk rupanya habisi dia, gue mau main-main sama nih cewe dulu" ucap seorang pria yang seperti nya ketua dari kelompok ini.
Bara yang di anggap remeh hanya tersenyum miring saja dan tanpa menunggu waktu lama semua anggota itu langsung di kalahkan oleh Bara dengan mudahnya delapan lawan satu Bara yang menang itu semua karena Bara biasa berlatih bukan dengan belasan dan puluhan orang sudah biasa menjadi lawan sparingnya.
Sang ketua geng yang melihat aksi Bara yang bagai iblis itu langsung ketakutan dan langsung berlari tunggang langgang meninggalkan gedung tersebut.
Nika yang nampaknya juga terkena obat bius pun masih tak sadarkan diri hingga Bara mengangkat tubuh nya membawanya ke mobil, tapi saat dirinya melihat luka di tangan Nika cukup parah dia pun mengeluarkan sapu tangan slayernya dari kantung celananya dia robek menjadi dua slayer itu dan membalut luka Nika dengan slayer tersebut untuk menghentikan darah yang mengalir di tangan Nika.
Bara membawa Nika kerumah sakit dengan mobil Nika, dan langsung memberi tahu Adam keberadaan Nika melalui pesan pada ponselnya.
Adam langsung kebingungan bagaimana Bara bisa menemukan Nika secepat ini padahal dirinya saja baru melaporkan ke kantor polisi dengan supirnya.
Adam mengantarkan sang supir ke rumah sakit tempat Nika di rawat, tapi saat Adam berada disana tak lama Nika sadar dan dia fikir Adam lah yang menolong nya, Adam melihat kain yang membalut luka Nika dia mengenali kain tersebut.
Bara siapa kau sebenarnya.
Batin Adam yang menaruh curiga pada sahabatnya itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Riina Dijee
semangat selalu kak
2024-08-14
1
Elvani Yunita
semangat thor, jangan lupa mampir juga di novel ku yaa/Grin/
2024-08-11
2