Cinta segitiga yang hampir saja menghancurkan hubungan persaudaraan.
Ketika cinta sudah bicara apapun bisa terjadi.
Bagaimana kisah mereka?
Simak dan temukan jawabannya hanya di novel terbaruku 🙏🌹, jangan lupa like, subscribe, vote,follow dan komen ya ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Adelia
Raka sangat terpukul dengan meninggalnya Adelia. Setelah urusan dengan polisi selesai karena memang Adelia memiliki riwayat penyakit asma yang bisa kambuh kapan saja dan ketika sedang kelelahan.
Dan fakta baru menemukan bahwa saat di pulau Dewata Adelia tidak hanya menemani Mr . Valentino saja tapi banyak turis asing yang mengajaknya berkencan dengan iming iming bayaran yang lumayan tinggi.
Dan saat tugas utamanya melayani Mr. Valentino itulah asmanya kambuh dan akhirnya meninggal karena kekurangan oksigen. Faktor kelelahan yang menjadi penyebab utamanya.
Dan karena semuanya sudah jelas serta mengingat Adelia yang tidak memiliki siapa siapa lagi selain adiknya yang masih berumur 12 tahun jadi kasusnya ditutup agar jiwanya tenang dan Raka akan bertanggungjawab membesarkan adik Adelia dan menganggapnya seperti adiknya sendiri.
Hari itu di pemakaman.
Arka nampak sangat sedih dengan kepergian Adelia, dia duduk termenung di atas pusaranya dengan Aldo di sampingnya yang juga duduk dengan sedih dan sesekali mengusap air matanya.
Nayra yang juga teman satu kampusnya pun datang untuk menghadiri pemakaman Adelia.
Saat semua orang sudah pergi , Raka masih tetap diam di sana . Nayra yang melihatnya pun ikut terdiam dan tidak beranjak dari sana .
Perlahan Nayra mengusap bahu Raka
" ikhlaskan dia Raka , biarkan dia pergi dengan tenang ".
Raka membuka kacamata hitamnya dan menoleh ke arah Nayra dengan tetesan air mata, Nayra sungguh terkejut melihat laki laki seperti Raka ternyata memiliki jiwa yang lembut " Nay , Adelia sudah pergi Nay, dia pergi dan tidak akan kembali lagi hiks hiks hiks ".
Nayra mengusap bahu Raka untuk menenangkannya dan tanpa sadar Raka sudah berada di dalam dekapannya tepatnya di dadanya.
Raka menangis sesenggukan sangat menyesali kepergian Adelia kalau saja dia tidak memintanya menemani Mr.Valentino pasti Adel masih ada sampai saat ini .
Nayra mengusap kepala Raka sedangkan Raka terus saja menangis sesenggukan di dadanya persis seperti anak kecil yang sedang manja dengan ibunya. Dan tanpa sadar dada Nayra basah oleh air mata Raka yang terus saja mengalir.
Nayra sama sekali tidak menyadarinya dan menganggap kalau Raka sangat mencintai Adelia, meskipun dia seorang wanita malam tapi sangat beruntung dicintai oleh Raka sedalam ini , Nayra bermonolog sendiri di dalam hatinya sambil terus mengelus rambut Raka.
Tiba tiba saja seseorang berteriak karena Aldo pingsan saat perjalanan pulang . Tentu saja semua orang panik termasuk Raka dan Nayra.
Raka segera membawa tubuh Aldo ke rumah sakit .
Di sana Raka sempat tercengang dan lemas seketika mendengar penuturan dokter kalau Aldo menderita leukimia sejak kecil dan dia hanya tinggal bersama kakaknya yang setiap hari menemaninya dan membiayainya.
" Pak Raka, saya turut berdukacita atas meninggalnya mbak Adelia, dia sungguh gadis yang baik di dalam keterbatasan nya dia masih menyelesaikan kuliahnya dan membiayai perawatan adiknya yang tidak murah " Mendengar kata kata dari dokter tubuh dan pikiran Raka membeku seketika.
" Adelia, kamu melakukan pekerjaan itu untuk biaya hidupmu dan pengobatan adikmu, kenapa kamu tidak pernah mengatakannya padaku Del" Batin Raka.
" kakak kakak " Aldo mengigau memanggil manggil kakaknya membuat hati Raka seakan teriris . Raka mendekati Aldo dan memeluknya " Sayang ini kak Raka, kak Raka adalah teman kak Adel mulai sekarang kamu tinggal bersama kak Raka ya".
Mendengar ucapan lembut Raka, Aldo terdiam sejenak kemudian mengusap hidungnya yang berdarah " Kak Raka tidak akan kuat kalau menjadi kakaknya Aldo hanya kak Adel yang bisa karena dia kakak yang hebat ".
Raka mengusap kepala Aldo dengan berkaca-kaca " Iya Aldo, kak Adel wanita paling hebat dan sangat menyayangi Aldo tapi yang kak Adel butuhkan sekarang adalah doa kita , kita doakan kak Adel semoga Alloh mengampuni semua dosanya dan di tempatkan di tempat terindah di sisi Alloh ".
Aldo mengangguk .
Raka sangat terpukul dan rapuh saat ini, dia keluar dari ruang perawatan Aldo dan duduk di lobi dengan semua kesedihannya " Adel, kenapa kamu harus sembunyikan semua ini , kenapa kamu tidak terus terang saja kenapa Del ? Aku ini sahabatmu sangat berdosa rasanya sudah membiarkanmu memilih jalan ini , aku punya uang aku pasti akan membantumu Del, kenapa " Raka tertunduk lemas dengan air matanya yang tiba-tiba mengalir deras. Dan di saat itu sebuah tangan menepuk pundaknya.
Raka menoleh " Nay ".
Nayra tersenyum dan ikut duduk di samping Raka " Kamu harus kuat Ka , Adel sudah tenang di sana ".
Raka tidak menjawabnya dan menyandarkan kepalanya di pundak Nayra yang membuat dadanya berdebar kencang " Nay , bisakah aku pinjam pundakmu " Bisik Raka.
Dengan senang hati Nayra mengiyakan dan Raka mulai bersandar di pundak Nayra.
Mereka sama sama terdiam dengan pikirannya masing masing, dan sesekali mata Nayra tertuju pada wajah tampan Raka yang terlihat dari samping dan sialnya tambah keliatan tampan " Aduh Ka , kamu ganteng banget " Batin Nayra.
" Seandainya aku yang kamu cintai sedalam ini betapa aku sangat bahagia ka " Nayra masih bermonolog sendiri sambil memiringkan wajahnya untuk melihat wajah tampan pujaan hatinya.
Raka mengangkat sedikit kepalanya membuat keduanya saling berhadapan dengan jarak sangat dekat. Raka dan Nayra terus pertatapan hingga tanpa sadar jarak mereka semakin mendekat .
Dret ( Saat nyaris saja bibir mereka bertemu, ponsel Nayra berdering membuat keduanya terkejut dan sama sama menunduk karena malu).
" Raka , sepertinya aku harus segera kembali ke kantor , bye " Nayra beranjak pergi meninggalkan Raka .
Sesampainya di depan rumah sakit , Nayra mengangkat panggilan dari bosnya
" Iya iya pak Rangga, aku kan sudah bilang kalau pergi cuma dua jam saja ".
Kamu sudah mulai berani ya , sekarang kamu lihat jam di lenganmu, bukan hanya dua jam kamu pergi Nayra, tapi empat jam !
" Hah masasih , o iya ya maaf ya pak ".
Sekarang juga kamu balik ke kantor ada hukuman untuk karyawan yang tidak patuh sepertimu
Jleg
Pikiran Nayra menjadi tidak enak dan segera bergegas untuk kembali ke kantor.
Nayra berjalan cepat agar bisa cepat sampai di tempat kerjanya.
Begitu mau duduk di kursinya, Rangga memintanya untuk masuk dan menyelesaikan hukumannya.
" Ayo masuk ke ruangan ku secepatnya!"
Nayra mendengus kesal dan berjalan masuk ke ruangan bosnya itu .
" Sekarang aku mau tanya sama kamu , ke mana saja kamu empat jam ini , terus kenapa bajumu bisa basah !" Gertak Rangga.
Nayra sangat malas untuk menjelaskan dan memilih untuk diam , namun Rangga tahu kalau ada yang disembunyikan oleh Nayra darinya.
Dengan kasar Rangga menarik lengan Nayra dan melemparkan tubuhnya ke dinding yang dingin .
"Au , ampun pak Rangga, au sakit " Rengek Nayra sambil meringis kesakitan.
Rangga hanya tersenyum tipis kemudian mengunci tubuh Nayra dengan kedua lengannya.
" Kamu jangan pernah bermain main denganku Nay, bukankah sudah aku peringatkan untuk menjadi wanitaku yang patuh " Bisik Rangga yang membuat Nayra tercengang dan terdiam seketika.
" Pak Rangga, kenapa kamu selalu memaksakan keinginanmu , bukankah sudah aku katakan aku tidak bisa menjadi"
Cup
Belum selesai Nayra dengan kata katanya, Rangga mendaratkan ciumannya di bibir Nayra yang membuatnya terdiam seketika sekaligus membeku.
Rangga terus menekan tubuh Nayra hingga gadis itu tidak bisa berbuat apa apa lagi selain pasrah dengan perlakuan kasar bosnya itu.
Setelah cukup puas dengan hukuman yang dia berikan, Rangga melepaskan pagutannya.
Keduanya sama sama tersengal sengal dengan nafas yang memburu.
Nayra menunduk dan berusaha mengatur nafasnya kemudian memberanikan diri menatap Rangga untuk meminta penjelasan darinya " Pak , apa sih maksudnya semua ini !".
Rangga menatapnya tajam " jangan banyak bertanya atau aku tambah hukumanmu , sekarang keluarlah dan kembali bekerja ".
Nayra sangat kesal dan berjalan ke luar ruangan dengan semua umpatan sambil mengusap bibirnya yang basah oleh saliva Rangga yang masih tertinggal di sana.
" Nay , kamu kenapa?" Tanya Meira yang membuat Nayra terkejut dan bingung harus mengatakan apa, bosnya memang sudah gila.