Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saudara Yang Disembunyikan.
❁ Happy Reading ❁
Paman Ren tersenyum bahagia melihat pemandangan ketiga anak kembar tersebut berpelukan untuk pertama kalinya, langkah kakinya mengarah ke keluarga EQUINOX membawa berkas buku.
"Ini adalah riwayat kelahirannya yang aku bukukan ulang dengan meminta bantuan dari bawahan kalian yang ada di Eropa untuk pergi ke rumah sakit London mencari data belasan tahun yang lalu ini. Dokter bahkan Perawat yang mengurus Lisha saat itu sedikit yang sudah pensiun semua jadinya bawahanmu bisa dengan mudah mencari data yang tersisa," tangannya mengulurkan buku dengan sampul biru itu, Paman Haoyu tersenyum menerimanya.
"Aku tidak tau bagaimana cara agar membalas semua yang sudah kau lakukan pada keluarga kami ini, Ren. Kita memang bukan saudara kandung tapi tidak pernah sama sekali aku menganggapmu seperti itu, aku selalu mengangapmu adalah adik kandungku," Paman Haoyu memeluk Paman Ren dengan erat dan berkali-kali mengucapkan terimakasih.
Mama FORDAMEN selaku sulung dari kembar tiga JIANQIANG pergi menghampiri keduanya dan mengelus punggung Paman Ren, sama halnya mengucapkan terimakasih lalu Paman Jiahao Ayah ACCENDIO ikutan bergabung dengan saudaranya.
Daxia mengelap setitik air matanya yang mengalir karena perasaan senang melihat pemandangan indah di hadapannya saat ini, Fangxi menyadari kalau bungsu baru saja menangis langsung bersiul kecil memanggil Guotin, Qinling, dan Wenhua. Keempatnya melihat wajah Daxia dan langsung merapatkan diri untuk memeluknya.
Guozi melihat hal itu dan membukakan kedua tangannya menyambut satu-satunya kembarannya, Qianfang. Walau awalnya enggan pria itu akhirnya menerima ajakan pelukan dari Guozi.
Bunda Aihan dari ACCENDIO berjalan menghampiri istri dari Paman Haoyu yaitu Mommy Lisha, keduanya saling menggenggam tangan melihat bagaimana suami serta anak-anak mereka yang kembar berpelukan dengan saudaranya. Papa FORDAMEN memangil adiknya yaitu Paman Jiang untuk dirangkul dan berterimakasih telah datan memberi bantuan.
Suasana yang hangat tersebut terpaksa bubar karena suara ketukan pintu dari luar, Fangxi memisahkan diri duluan karena yakin itu antara Zhaoyang atau Shenyang yang mengetuk. Saat pintu dibukanya memang benar kalau itu adalah mereka berdua.
"Kenapa?" tanyanya menyelidik.
"Keluarga kalian tidak ingin makan malam? Gua menyuruh pelayan untuk mempersiapkan makan malam sederhana, ya tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menyediakan makanan," jawab Zhaoyang memelankan volume bicaranya.
Fangxi terhenyak mendengar temannya itu sampai repot seperti itu, "Astaga gak masalah sampai menyiapkan makanan? Keluarga gua kayaknya hanya memesan kamar saja?"
"Ini salah satu keuntungan dari memesan beberapa kamar Fangxi, akan ada satu kali jam makan yang ditanggung penginapan walau kalian menginap tidak sampai satu hari satu malam," Shenyang menjelaskan tapi menurut Fangxi itu adalah kebohongan karena melihat ekspresi dari Zhaoyang.
"Baiklah baiklah gua memang gak pandai berbohong, gua menyediakan ini karena sebagai salah satu tanda terimakasih yang sangat tulus dari gua buat keluarga kalian. Apalagi mengingat bagaimana masa sulit waktu itu menghantui keluarga gua dan akhirnya keluarga lu bersedia mengulurkan tangannya membantu," Zhaoyang menjelaskan semuanya dengan cepat bagaikan kereta api menderu, Fangxi menggelengkan kepala karena temannya itu terus membahas kejadian yang sudah lama berlalu itu.
"Makasih banyak," tangannya menyentuh pundak Zhaoyang dan tersenyum hangat, setelahnya berbalik membuka pintu lebih lebar dan memberi tahu keluarga yang di dalam bahwa penginapan menyediakan makan malam.
Seluruh keluarga bersorak senang dan langsung berjalan keluar dari kamar besar tersebut menuju ke lantai dasar tempat di mana sebuah meja makan besar dengan berbagai hidangan yang ada di atasnya telah tersedia.
Fangxi menganga kaget melihat berbagai menu makanan yang disediakan padahal seingatnya Zhaoyang bilang hanya menyediakan makan malam sederhana, pandangannya mencari keberadaan temannya tersebut dan pria itu hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri kursi yang ada di tengah sebrang sana.
Shenyang tertawa puas melihat ekspresi bingungnya dan mengamankan diri dengan duduk di samping Zhaoyang, Fangxi ingin menghampiri keduanya tapi Guotin menarik tangannya untuk duduk di dekat Papa.
"Wah Zhaoyang usaha penginapan milikmu sudah sangat sukses ya," Mommy Lisha tersenyum hangat menatap ke pria itu, Zhaoyang mengangguk mengiyakan dan mempersilahkan mereka untuk duduk.
Makan malam berlangsung dengan sangat hangat, kebersamaan yang tercipta di antara para keluarga membuat siapapun betah untuk berbicara lama-lama di sana. Paman Ren sempat memberitahu bagaimana kabar Kakek dan Nenek setelah dari tempat disekap, keduanya baik-baik saja dan sekarang berada di rumahnya yang berada di Hongkong.
"Bagaimana dengan rumah Kakek dan Nenek yang diledakkan? Aku punya firasat kalau media dan polisi mungkin akan datang mengerumuni tempat itu .... Ledakan malam itu suaranya sangat besar," Guotin menyeletuk tiba-tiba, pandangan semua orang tua langsung terarah padanya.
"Ledakan? Rumah Kakek dan Nenek? Apa maksudnya ini jangan-jangan ...." Mama Annchi menghentikan tangannya yang hendak menyuap beralih menatap lurus ke anak keduanya yang duduk di depannya.
".... Iya, Ma. Rumah Kakek dan Nenek diledakkan," Fangxi yang menjawabnya karena yakin kalau tadi Guotin sebenarnya keceplosan.
"Ren." Mama Annchi melirik ke Paman Ren, pria itu langsung tersedak melihat bagaimana Mama menatapnya dengan tajam. Tatapan dari Bunda Aihan dan Mommy Lisha juga seakan meminta penjelasan padanya.
"Aku memang menjalankan perintah kalian untuk menjemput mereka sebelum bom itu meledak tapi saat aku sampai di sana mereka sudah keluar dengan pakaian dan rambut yang berubah putih karena debu, jangan salahkan aku kalau aku telat karena aku sendiri tidak tau jam berapa alarm dari bom itu meledak," Paman Ren mengelak dan menjelaskan semuanya, Papa menghela nafas panjang.
"Sudahlah, yang terpenting sekarang adalah keadaan anak-anak kita juga sudah baik-baik saja. Urusan rumah Kakek dan Nenek akan kita bicarakan terpisah nanti, lalu media dan polisi siapkan saja beberapa ide untuk menyangkal berita yang beredar jika jauh melenceng dari cerita yang sebenarnya," ucapan Papa membuat suasana yang tadinya sempat tegang menjadi cair kembali.
"Aku merasa bagaimana kalau Ayah dan Ibu tinggal sementara bersama denganku? Aku tiba-tiba merasa tidak yakin keamanan mereka tidak akan terjamin jika mereka tidak bersama kita, aku khawatir akan ada yang lebih parah dari pada ini." Paman Jiahao — Ayah ACCENDIO berujar, Papa dan Daddy lagi-lagi hampir tersedak mendengarnya.
"Ini sebenarnya yang dari tadi aku pikirkan!" Bunda Aihan memukulkan tangannya yang mengepal ke meja, beberapa wadah makanan dari mereka bergetar.
"Bunda." Qianfang menegur pelan menatap ke Bundanya yang seakan terlalu banyak energi membuatnya terlihat selalu bersemangat dengan sesuatu.
"Sebenarnya ini ada benarnya juga sih, aku juga merasa setelah kejadian ini keluarga kita jangan berpencar lagi. Tetaplah berdekatan agar tidak ada lagi celah mereka untuk melakukan sesuatu pada keluarga JIANQIANG," Papa Huanrang setuju dengan ide dari istri adik iparnya tersebut.
Setelah melakukan diskusi ringan tentang persetujuan dan pendapat yang lain bersangkutan dengan Kakek Nenek pendiri JIANQIANG keputusan akhir yang di dapat adalah Kakek Nenek yang akan tinggal sementara bersama dengan keluarga ACCENDIO. Guozi dan Qianfang setuju saja tidak keberatan.
Makan malam yang hangat telah selesai dan satu persatu dari mereka mulai meninggalkan meja makan kembali menuju ke kamar, tidak dengan ZIANJIAXI yang memilih berkumpul dadakan bersembilan, Jiayi tadi sudah mengajak Chengsin tapi ia memilih untuk berbicara dengan Daddy dan Mommy dahulu.
Dan di sinilah mereka di ruang pribadi Zhaoyang bersama dengan teman-teman Fangxi yang lainnya. Guotin melihat keadaan France yang baru saja pulih dari obat bius tadi siang. Guanyu sudah memberikan obat penetral hanya tinggal menunggu reaksi obat tersebut.
"Lu ya, gua gak nyangka lu sampai serepot ini buat masak dan menyediakan makan malam," Fangxi berjalan ke arah meja Zhaoyang, pria itu menurunkan kakinya yang selunjuran di atas meja berusaha kabur melihat sahabatnya mendekat.
"Chill, dude. Gua lakuin ini juga ikhlas kok, kalau butuh apapun lagi hubungi aja kita-kita. Gua bisa pastikan kalau kita semua siap buat mengulurkan tangan ngebantu lu dan keluarga lu," Zhaoyang bangkit sambil melebarkan tangannya menepuk punggung Fangxi, keduanya berpeluk singkat dan tertawa.
"Jadi ini beneran ZIANJIAXI nambah satu anggota?" Qianfang menyeletuk, Changrui langsung melirik ke arah Jiayi.
"Kok kalian bisa tiba-tiba nambah? Orang tua kalian ada yang hamil lagi?" pertanyaan dari Lingyun membuat tangan Guotin reflek melemparkannya sebuah pot tanaman plastik yang berukuran kecil.
"Bukan gitu, gimana ya jelasinnya agak panjang dan rumit soal ...."
"Pendekkan." suara France yang tiba-tiba menyahut memotong ucapan Guotin membuat mereka menoleh terheran ke arahnya, Guanyu dan Shenyang langsung berjalan menghampirinya.
"Jiayi Changrui menurut kalian sebenarnya bagaimana?" Daxia berjalan mendekat ke arah mereka berdua yang duduk di dekat jendela, Jiayi melirik ke arahnya dengan wajah yang pasrah.
"Sejujurnya gua sebenarnya gak mengerti kenapa bisa tiba-tiba gua sama Changrui ada kembaran lagi .... Tapi, waktu gua meluk dia itu memang terasa ada ikatan batin yang sangat kuat mengikat gua, dia, dan Changrui." hanya itu ucapan yang dikatakan oleh Jiayi dengan nada lirihnya.
"Gua juga sama dengan Jiayi, kerasa banget ikatan batin itu sangat kuat. Bukannya gak mau menerima, gua terima kok terima banget malah. Tapi bisakah gua sama Jiayi terbiasa dengan kehadirannya? Gua terlalu terbiasa berdua doang dengan Jiayi, hal ini terlalu lama terungkapnya saat kita sudah remaja begini, kalau terungkapnya saat masih kecil mungkin kita bisa menyesuaikan ...."
".... Masalahnya ini karena udah remaja gini itu artinya gua harus selalu melibatkan dia dengan segalanya agar dia bisa terbiasa dan nyaman dengan lingkungannya yang baru," Jiayi menyahut meneruskan isi pikiran Changrui yang sama dengannya.
"Yaa gua tau ini mungkin gak bakalan semudah itu, orang asing yang tiba-tiba datang ke kehidupan kita ternyata adalah kembaran yang diculik setelah belasan tahun. Kembalinya yang secara tidak disangka, tapi yakinkan diri kalian masing-masing untuk mempercayakan waktu yang berjalan hubungan kalian dan Chengsin akan baik-baik aja," Wenhua menghampiri dan memegang bahu Changrui lalu mengusapnya perlahan.
"Come on, bro. Mana Zhang Changrui yang terkenal nakal sebagai best partnernya Qinling masa murung hanya karena ini? Ayolah semua akan baik-baik saja," Qinling bersorak menyemangati sepupunya yang murung tersebut. Daxia juga melakukan hal demikian sehingga Jiayi tersenyum tipis.
Melihat senyuman telah terukir kembali di wajah Changrui dan Jiayi mereka yang ada di sana bersorak karena Daxia Qinling berhasil menghibur keduanya. Tanpa mereka sadari orang yang menjadi topik utama pembicaraan mereka mendengar segalanya dari luar, pintu yang tidak tertutup rapat membuat suara mereka bocor keluar.
❁ See You In The Next Part ❁