NovelToon NovelToon
Wijaya Kusuma

Wijaya Kusuma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Konflik etika / Epik Petualangan / Paksaan Terbalik / Penyelamat
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Minchio

Wijaya Kusuma adalah putra kepala desa dari sebuah desa terpencil di pegunungan, dia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia sebelum masa jabatannya selesai. Sesuai dengan peraturan adat, anak lelaki harus meneruskan jabatan orang tuanya yang belum selesai hingga akhir masa jabatan.

Masih muda dan belum berpengalaman, Wijaya Kusuma dihadapkan pada tantangan besar untuk menegakkan banyak peraturan desa dan menjaga kehidupan penduduk agar tetap setia pada adat istiadat para leluhur. Apakah Wijaya Kusuma mampu menjalankan amanah ini dan memimpin desanya dengan bijaksana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minchio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan Ajat

Sinar matahari sore menembus celah-celah daun, memberikan suasana hangat yang kontras dengan dinginnya perasaan bersalah Ajat. Selain mencuri harta peninggalan leluhur, Ajat juga sudah melakukan tindakan keji, membunuh Pak Arifin.

Ajat terdiam mengikuti langkah Wijaya Kusuma, sahabat kecilnya. Wijaya Kusuma juga terdiam membisu, kepergian Ajat beberapa jam yang lalu membuatnya terus diliputi rasa penasaran.

Nalurinya berkata, seperti ada sesuatu yang salah dengan Ajat. Namun Wijaya tidak tahu apa yang sudah dilakukan oleh Ajat. Kemudian, Ajat berhenti melangkah, Wijaya belum sadar jika sahabatnya tertinggal di belakang.

Saat Wijaya menoleh, tatapan wajah Ajat seolah menyiratkan sesuatu.

"Ajat, ada hal lain yang kamu sembunyikan dariku ya?"

"Kang, saya sudah berdosa..." mata Ajat berkaca-kaca, tubuhnya mendadak bergetar.

"Katakan saja Jat, aku tidak akan pernah marah padamu," pinta Wijaya.

"Saya sudah terlanjur berdosa, saya tidak bisa lagi tinggal di desa ini."

"Kenapa Jat?" Wijaya lalu berjalan mendekat, namun Ajat tiba-tiba mengarahkan sebuah pisau kecil ke arah Wijaya Kusuma.

"Ada apa denganmu? Turunkan pisau itu, ada masalah apa?" kata Wijaya lembut.

Ajat lalu melepas keranjang yang dia gendong, ketika keranjang itu tumpah, nampak buah anggur bercampur dengan benda-benda berkilauan. Saat itu Wijaya Kusuma benar-benar kaget dan tak percaya dengan yang dia lihat di atas tanah, harta karun berhamburan disana.

"Saya sudah mencuri harta karun dari dalam candi leluhur, saya melanggar peraturan adat masuk ke dalam hutan larangan!" tegas Ajat.

"Ajat, dari mana kamu tahu harta karun di candi itu?" tanya Wijaya Kusuma.

"Aku di kejar oleh Pak Arifin, dia berencana membunuhku. Pak Arifin adalah pelaku yang membunuh pemuda tanpa identitas! Dompet anak itu dibuang di dekat perkebunan arah ke rumah Pak Arifin!"

"Ajat!" Teriak Wijaya, Ajat pergi berlari meninggalkan Wijaya Kusuma.

Wijaya tidak bisa mengejar Ajat karena dia tidak mungkin meninggalkan harta karun yang berserakan di atas tanah, akhirnya Wijaya memilih memasukan semua emas dan perhiasan ke dalam keranjang.

Ajat pun menghilang dari pandangan Wijaya Kusuma, dia tidak menyangka, Ajat mencuri harta karun ini. Sekarang muncul lagi masalah-masalah baru yang harus diselesaikan.

Wijaya Kusuma ingin mencari dompet pemuda yang tewas di kolam ikan, namun sebelumnya dia pergi dahulu ke rumah Ki Dayat, menitipkan harta karun yang curi Ajat.

Sesampainya di rumah Ki Dayat, Wijaya pun menceritakan kronologinya.

"Jangankan Ajat, Pemilik sawah dan perkebunan juga pasti akan tergiur dengan harta karun ini," ucap Ki Dayat.

"Iya Ki, apalagi Ajat hidup sebatang kara. Tapi kenapa dia bisa tahu kunci untuk membuka pintu candi?"

"Semua itu hanya kebetulan, dia tidak tahu lokasi candi itu, apalagi kuncinya. Dan yang tahu kunci pintu candi hanya Aki dan bapakmu."

"Ki, saya titip keranjang ini disini, saya ingin mencari barang bukti pembunuhan pemuda itu."

"Iya, simpan saja disini, nanti malam kita kembalikan harta ini ke dalam candi."

Wijaya mengangguk, setelah itu dia pamit pergi menuju dompet milik si pemuda yang katanya ada di dekat kebun. Setelah sampai di lokasi, Wijaya berusaha mencari dompet itu. Namun yang dia temukan hanya benda yang sudah gosong terbakar.

"Kang Wijaya!" teriak Arini, anak gadis Pak Arifin.

"Eh, Arini. Habis dari mana?" tanya Wijaya.

"Dari hutan larangan, tolong saya Kang."

"Kenapa kamu masuk ke hutan larangan?" tanya Wijaya kaget.

"Aku mencari bapak, dia menghilang dan aku diberitahu Ajat, ada harta karun di hutan itu."

"Arini, jangan masuk ke hutan larangan sendirian, sejak kapan bapakmu menghilang?"

"Sudah lama, awalnya dia pergi bersama Ajat namun dia tidak kembali lagi," Arini berusaha mengarang cerita.

Wijaya dengan perasaan berdebar lalu pergi ke hutan larangan ditemani Arini. Dia terpaksa membawa Arini, untuk menjadi saksi. Wijaya curiga, telah terjadi sesuatu antara Ajat dan Pak Arifin di hutan larangan.

"Kang, saya takut. Soalnya gak ada tanda-tanda kehadiran bapak di sana."

"Iya, ikuti saja aku. Kita cek di dekat candi," ucap Wijaya.

"Candi? Memangnya di hutan larangan ada candi?" tanya Arini penasaran.

1
Raidy Damaring
terlalu naif.... kalo udah bertindak jahat hukumnya lebih berat kalo ikut aturan adat...
Minchio: Ajat harus di adili dengan hukum negara, hehe.
total 1 replies
Was pray
sebenarnya wijaya itu polos apa bodoh sih? apa jangan-jangan malah polos dan bodoh
Minchio: Keduanya, wkwk.
total 1 replies
Was pray
emosimu membuat pikiranmu bodoh dan tolol wijaya
Minchio: Wkwkwk...
total 1 replies
Pino Kio
semangat Minchio.
Minchio: Makasi ya.
Minchio: terima kasih. ☺
total 2 replies
CenUniverse
lanjutkan min☕🗿
Minchio
hehe terima kasih kak udah ninggalin jejak 🙏
pendekar angin barat
keren thor
Minchio: Cerita ini bisa keren karena kehadiran kalian. Terima kasih ya udah ngikutin kisah ini hehe.
total 1 replies
Ejan Din
ingat itu semua adalah cobaan
Ejan Din
arini kmu bilang apa... nuntut bahawa ajat membunuh... bagaimana pula jika ajat yang dibunuh bapak mu... apa kamu akan diam saja Dan dibuang ke kolam ikan Lele... sedangkan kekasih juga bapa mu yang bunuh..
Minchio: Arini memang licik, kak. 🤧
total 1 replies
pendekar angin barat
pendek bgt Thor...
Minchio: besok sehari 2 bab ok. hehe
total 1 replies
anggita
Terus berkarya tulis, semoga lancar novelnya 👏Wijaya Kusuma👍.
Minchio: terima kasih udah ninggalin jejak, saya sangat senang membaca komentarnya, terima kasih atas dukungannya.
total 1 replies
anggita
lumayan oke👌👍
Minchio: terima kasih
total 1 replies
anggita
visual gambar dan tokohnya oke👌lah.
Minchio: Halo, makasi udah ninggalin jejak hehehe.
total 1 replies
Was pray
walau tidak menang dengan mudah paling tidak wijaya kusuma memberikan perlawanan terhadap lawan-lawannya dengan apik
Minchio
wkwkwk
Was pray
kirain wijaya ko'it dilumat sama mawangi si siluman cacing, untung ditolong sama siluman kucing garong. 😀😀😀
Minchio
kegoda gadis itu kayanya 🤧🤭
Was pray
tetap semangat menuntut ilmu kanuragan dan kebatinan wijaya kusuma, karena di pundakmu ada beban tanggung jawab besar sebagi pemimpin desa adat
Was pray
hahaha ..kepala desa adat kok cemen.... seharusnya anak kepala desa adat sudah dari kecil dilatih ilmu kanuragan dan ilmu kebathinan, karena di masa depan tanggung jawab berat yg harus dipikulnya sebagai penerus jabatan kepala desa adat. lanjut thor.
Minchio
sepertinya wijaya punya tapi dia belum menyadarinya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!