Wanita Bayaran

Selama Junior tinggal di rumah Jasmin, Junior lah yang selalu mengantar jemput Jasmin atau pun Ryan ke sekolah. Membuat semua orang mengira jika Jasmin dan Junior adalah sepasang suami istri, tanpa mereka tahu kenyataan bahwa mereka adalah sodara sepupu.

Dan tanpa sengaja, mata Dave menatap melihat kekompakan antara Junior Jasmin dan juga Ryan, saat mereka mengantar Ryan ke sekolah. Entah kenapa hati Dave merasa sesak melihat Jasmin tertawa lepas, jika bersama orang lain. Namun jika bersama dengan dirinya, Jasmin menjadi sebalinya.

"Uncle tidak mengantarku ke kelas?" tanya Mika membuat Dave sadar.

"Hhmm apa yang kau bilang sayang?"

"Uncle tidak ingin mengantarku ke kelas?" Ulang Mika.

"Maaf sayang, uncle sedang buru-buru ada pekerjaan yang penting yang harus uncle lakukan."

"Baiklah kalau begitu Mika pamit"

"Ya sayang, ingat belajar yang benar."

"Ya uncle"

Selepas Mika turun dari mobil dan masum ke sekolah, Dave tak langsunh pergi, ia masih sibuk melihat Jasmin dan Junior yang masih berbincang.

"Dasar wanita mura*han." Ucap Dave dengan sinis lalu melajukan mobilnya.

Ponsel Dave berdering, ia menjawab panggilan tersebut dengan raut wajah yang sangat bahagia. "Sebentar lagi." Gumam nya, saat sambungan terputus.

Lalu Dave menghubungi Ryan memintanya agar hari ini mereka kembali lagi.

Sebelum mereka kembali Rifqi terlebih dahulu mendatangi Jasmin yang berada di ruangan nya. "Hari ini aku akan pulang, aku harap kau bisa menungguku."

"Kau teman ku, pasti aku menunggu mu" jawab Jasmin dengan senyum.

"Aku harap kita bisa lebih dari teman" batin Rifqi.

"Jasmin, lo pacaran sama asisten nya bos." Nona mulai kepo.

"Ngak." Jawab Jasmin.

"Tapi itu, apa maksud nya pamit. Dan yang paling penting kata-katanya, 'aku harap kau bisa menungguku'. Apa maksud dari kata-kata itu Jasmin." Tanya Nona.

"Kenapa kamu kepo sih. Kamu tidak dengar tadi Jasmin jawab apa?" timpal Lisa.

"Hhm iya sih."

"Yah sudah, ayo kembali bekerja. Kurangi kepomu" Ucap Lisa.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

"Jadi kalian sudah menemukan anakku?" tanya Dave pada anak buah nya.

"Maaf tuan kami belum menemukan nya, hanya .."

"Braaankkkkk." Dave menggebrak meja yang ada di hadapan nya.

"Hanya saja apa? haaaa?" Teriak Dave marah. "Aku membayar mahal kalian, dan apa hasilnya? selalu saja gagal. Kalian bekerja apa tidak sih?"

"Maaf tuan."

"Maaf terus yang kalian bilang. Apa maaf bisa mengembalikan anak ku??

"Maaf tuan"

Dave begitu emosi, terlihat jelas dari caranya bernafas, dada bidang nya naik turun menarik nafas dengan kasar dan menghembuskan nya. Rifqi hanya bisa diam melihat Dave seperti itu. Ia hafal betul bagaimana sifat Dave.

"Anak tuan di asuh oleh seorang gadis." Ucap salah satu anggota nya, memberanikan diri untuk berbicara.

"Apa maksudmu?" tanya Dave lalu menarik kera baju pria yang tadi berbicara.

"Anak tuan di asuh oleh seorang wanita yang bernama Jasmin Lutfhi."

"Jasmin Lutfi? sepertinya aku pernah mendengar nama itu." Gumam Dave.

"Jasmin Lutfhi. Apa dia Jasmin yang aku cintai?" Batin Rifqi. "Jika ia, berarti Ryan? dan uang yang Jasmin gunakan saat itu untuk anak nya tuan Dave sendiri?" Batin Rifqi kembali.

"Apa kalian memiliki foto tentang gadis yang mengangkat anak tuan?" tanya Rifqi.

"Maaf tapi kami tidak memilikinya."

"Terus info apa yang kalian miliki selain nama dari gadis itu?" tanya Rifqi lagi.

"Yang kami tahu, gadis itu tinggal di kota A."

"Bukan kah itu kota tempat tinggal Jasmin?" Batin Rifqi.

"Astaga, ternyata selama ini aku dekat dengan anak ku, tapi aku tidak tahu." Ucap Dave. "Rifqi sekarang juga kita kembali kesana." Titah nya.

"Baik tuan."