"Cih! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku."
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar hutang ibu nya.
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.
Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIPAKSA BAYAR HUTANG
AREA 21+.....
Malam kian larut.
Suasana penuh ketegangan masih terjadi di dalam rumah yang di tempati Ridwan. Tepatnya di dalam kamar Ridwan.
Nisha tampak menggigil ketakutan ketika pria berperawakan tinggi dan kekar itu makin mendekati dirinya yang tersurut mundur ke dinding tembok kamar. Tatapan matanya tampak nyalang dengan rahang yang mengeras tegang.
"Kau pikir, kau siapa? Aku yang akan mengatur mu. Apapun keputusan ku kau harus mengikuti. Menikahi mu atau tidak, itu keputusanku." ucap Ridwan marah.
Ridwan tampak menakutkan dengan mata melotot ke arah Nisha yang gemetaran.
"Jika kau mau hutang-hutang mu lunas, kau harus melayani ku di tempat tidur." Pria setengah baya itu mendekatkan bibirnya ke telinga Nisha dan berbicara setengah berbisik.
Tubuh Nisha yang sudah mentok di dinding tembok nyaris merosot lunglai ke lantai seandainya tangan Ridwan tidak memegangi ke dua bahunya dengan kuat.
Pria itu mencengkram kedua lengan nya dan menatapnya dengan tatapan liar menelusuri setiap jengkal wajahnya yang cantik.
"Cih...! Aku tak kan pernah mau menikah dengan pria yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku!" Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan mulai memandangi kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Jakun-jakun pria setengah baya itu tampak mulai naik turun menatap dua gundukan milik Nisha yang terasa hangat menyentuh tubuhnya yang bertelanjang dada. Ia pun makin memepet tubuh gadis itu ke dinding kamar hingga nafas Nisha terasa sesak.
"Turuti keinginan ku, maka kau akan bebas dari hutang-hutang mu." Desak pria itu dengan nafas yang mulai memburu tak beraturan.
Tak ada jawaban yang terlontarkan dari mulut Nisha. Bibirnya tampak bergetar menahan airmata yang mulai menggenang disudut bola mata indahnya.
Hatinya ingin menolak dan memberontak tapi tak sedikitpun tenaga yang tersisa ditubuhnya. Ia hanya lemas dan pasrah saat tangan kekar Ridwan perlahan turun membuka satu persatu pakaian yang ia kenakan.
Rasa malu dan takut bersatu padu menjadi satu, ketika tubuhnya yang tak mengenakan sehelai benangpun di sentuh Ridwan dengan penuh nafsu.
Pria itu tampak buas dan beringas menciumi wajah dan bibir Nisha yang memejamkan mata dan mengatupkan bibirnya dengan rapat. Lidahnya terus memaksa Nisha untuk membuka mulut, membuat gadis itu merasa ingin muntah.
Seakan tak peduli dengan reaksi Nisha yang seperti patung. Ridwan beralih menciumi leher dan dada Nisha yang tampak menggoda. Gadis itu makin pasrah tak berdaya di beri ciuman bertubi-tubi dari pria yang sepertinya sudah ahli bermain cinta.
Tidak heran, mengingat umur Ridwan yang melebihi empat puluhan itu. Pria itu pasti sudah pernah tidur dengan perempuan lain selain diri Nisha. Terbukti dengan caranya memperlakukan Nisha, Ia sangat pintar membuat gadis yang lugu seperti Nisha jadi tak berkutik sama sekali.
Nisha yang sudah tak berdaya sama sekali, hanya bisa pasrah ketika pria itu menggendongnya ke atas ranjang besar yang ada di kamarnya.
Disana, pria itu makin menggila. Ia menciumi tubuh Nisha dari atas hingga bawah membuat gadis itu sedikit meronta. Namun tubuh Ridwan yang berat dengan tenaga nya yang kuat membuat Nisha tak bisa bergerak sama sekali.
Ada senyuman penuh seringai menjijikan yang terpampang di wajah Ridwan saat tubuh Nisha mulai sedikit menegang menikmati permainan lidahnya. Tanpa berlama-lama ia pun bersiap-siap menyerang gerbang Nisha dengan rudalnya. Dahinya berkerut heran, saat rudalnya menerobos gerbang itu dengan mudah.
Namun hawa nafsunya yang sudah memenuhi puncak syarafnya membuat ia tak menghentikan serangannya. Gempurannya makin kuat dan dahsyat seakan menyimpan dendam kesumat. Ia membuat Nisha merintih dan menjerit kesakitan karna hentakan rudalnya yang teramat kuat dan keras menghantam gerbang Nisha.
Ridwan tak mempedulikan teriakan dan jeritan Nisha yang tampak kesakitan. Tubuh nya yang besar menghimpit Nisha dan menembakkan rudalnya dengan keras.
Nisha pikir, pertempuran itu akan usai begitu saja, namun Ridwan seolah ingin menyiksanya. Ia membolak balikan tubuh Nisha seenaknya untuk memuaskan nafsu setannya yang mulai meraja lela.
"Ini hukuman mu, aku sudah tertipu. Kupikir kau masih perawan. Nyatanya aku membeli telur yang sudah retak !" Umpat Ridwan seraya membalikkan tubuh Nisha dan menyerangnya lagi dari belakang.
Nisha tampak lelah dan menggigil. Pria itu begitu kuat dan seperti orang kesetanan. Airmatanya pun perlahan jatuh di atas kedua pipinya menangisi nasib yang teramat buruk yang selalu menimpanya.
Bruk!
Menghabiskan waktu yang cukup lama bagi Ridwan untuk menyelesaikan pertempurannya. Ia pun akhirnya ambruk disamping tubuh Nisha yang sudah terkulai lemas sedari tadi.
Gadis itu tampak menangis dengan bibir tak mengeluarkan suara sama sekali. Hanya ada airmata yang tampak merembes dari kedua belah pipinya.
"Siapa lelaki itu?" Tiba-tiba Ridwan sudah bangkit kembali dan menatap Nisha dengan mata mendelik marah.
Nisha yang masih terkapar lemas, tak menjawab sama sekali. Ia hanya menarik selimut yang ada di atas ranjang dan menutupi tubuh bugilnya dan berbalik memunggungi Ridwan. Ia tak ingin menatap wajah pria itu. Nisha sangat membencinya.
"Apa pacarmu itu yang melakukannya?" Desak Ridwan dengan nada gusar.
Ia terlihat sangat marah dan jengkel saat mengetahui keadaan Nisha yang sudah tak perawan lagi.
Ridwan merasa sangat tertipu dan dirugikan oleh Nisha. Pengorbanan nya seakan tak sebanding dengan yang ia dapatkan.
"Apa kau bisu heh?" Bentak nya marah.
Deg!
Mendadak suara bentakan Ridwan mengejutkan Nisha yang seketika tersentak kaget.
Tangis Nisha pun tak terbendung lagi, Ia pun akhirnya menjerit keras dan menangis sesegukan seperti orang gila.
Gadis yang masih tak berbaju itu pun melompat turun dari ranjang dan meringkuk di sudut kamar Ridwan. Ia pun menarik rambutnya dan memukul-mukul dadanya dengan keras.
Ridwan yang menyaksikan keadaan Nisha yang seperti orang tak waras itupun sejenak termenung.
Ada rasa iba dan kasihan menyelinap dihatinya. Sebenarnya, ia tak berniat menyakiti gadis itu. Hanya saja, rasa cemburu buta dan takut tak bisa memiliki membuat nya terpaksa bertindak jahat pada Nisha.
Ridwan hanya terdiam membiarkan Nisha melepaskan kemarahan dan kesedihannya di sudut tembok kamar. Perlahan, Ia pun mengenakan kembali celana boxer yang tadi ia lepaskan di samping ranjang.
Dengan langkah gontai, pria itu pun menyambar handuk yang tergantung di gantungan handuk dan beranjak pergi meninggalkan Nisha sendirian di dalam kamar.
Bunyi pintu yang ditutup pelan membuat Nisha mengangkat kepalanya yang tertunduk. Matanya yang merah dan sembab karna menangis berubah seketika.
Pancaran sinar matanya tampak berkilat-kilat memancarkan kemarahan dan dendam yang membara. Hatinya sungguh tak rela, karna tubuhnya terpaksa di tukar sebagai alat bayar hutang pada lelaki yang sudah pantas ia panggil Bapak!.
Tapi apa di kata, nasi telah menjadi bubur. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk mengembalikan keadaan hidupnya seperti semula.
Mau tak mau, Nisha hanya bisa menangis lagi, menyesali perbuatan Farel dan perlakuan Ridwan padanya.
Kedua pria itu adalah orang yang saat ini, menjadi dalang kehancuran hidupnya.
Apa yang akan di lakukan Nisha dengan hidupnya ?
Simak terus kelanjutan kisahnya yang menyedihkan dan memilukan 🥺😥😢
.
.
.
Mohon maaf jika author sedikit melenceng 🙏
"