Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Pagi ini Elvin dan Felix keluar dari kantor polisi dengan Hunter yang menjemput mereka dengan mobil. Hunter mengantar Felix pulang ke rumahnya. Di sana sudah ada ketiga temannya yang menunggu kedatangan mereka.
"Apa yang terjadi?" tanya salah satu dari ketiganya kepada Felix yang baru saja turun dari mobil.
"Nanti gua ceritain" ucap Felix.
"Gua balik dulu" ucap Elvin masih di dalam mobil dengan menurunkan kaca mobil.
"Oke. Thanks El" ucap Felix dan Elvin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Sekarang kita ke mana El?" tanya Hunter.
"Kita ke H.G!"
Mendengar perkataan Elvin, Hunter membawa mobil sesuai perkataannya. Satu setengah jam mereka berada di jalan, mereka akhirnya sampai di H.G.
H.G adalah sebuah rumah kayu dengan dua lantai mendominasi warna coklat. Berbeda di tanah luas dengan sebuah lapangan bola di depan rumah tersebut. Di sisi kirinya terdapat sebuah kolam kecil terbuka. H.G berada di tengah hutan.
NOTE: H.G dibaca dengan menggunakan bahasa Inggris ya!
Elvin dan Hunter turun, berjalan masuk ke dalam rumah. Saat berada di ruang tengah Elvin dan Hunter berpisah, Elvin kearah kiri dan Hunter ke kanan.
El menaiki tangga menuju sebuah ruangan yaitu kamar yang berada di lantai 2 untuk menemui seseorang. Ia membuka pintu dan melihat seorang pria tengah duduk di depan jendela menatap keluar.
Pria tersebut menyadari ada seseorang masuk ke dalam kamarnya, ia pun menoleh. Ia sungguh kaget kala melihat siapa yang berdiri di depannya saat ini. Ia langsung berdiri dan berjalan dengan sangat pelan ke arah Elvin.
Elvin hanya diam di tempatnya dengan tatapan datar.
"Jadi lo?" tanya pria tersebut.
"Ya...itu gua. Why? Lo nggak setuju....Hayden?" Elvin menjeda ucapanya dan melanjutkan menyebut nama Hayden.
Yah, pria tersebut adalah Hayden. Kaka dari teman sekelasnya, Gama.
"Thanks El, thanks..." ucap Hayden tiba-tiba dengan langsung memeluk kaki Elvin.
Flashback on
Di saat suara sirine mobil polisi terdengar, tim Gama dan Hayden segera meninggalkan lokasi. Elvin dan Felix membawa Gama yang pingsan ke rumah sakit meninggalkan Hayden yakin tergelatak dengan keadaan tengkurap di atas tanah seorang diri. Walaupun ada beberapa temannya yang dalam keadaan pingsan
Di saat semua teman-temannya meninggalkannya, ada dua orang pria datang dan membawanya pergi dari sana. Salah satu dari 2 pria itu adalah Owen. Owen Membiarkan beberapa teman Hayden di bawa oleh polisi.
Owen membawa Hayden ke H.G, sesampainya di sana ia membawa Hayden ke ruang perawatan khusus untuk mengeluarkan peluru yang ia tembakkan ke bahunya.
Setelah selesai, ada 2 orang pria yang bertugas merawat Hayden. 3 jama Hayden pingsan dan pengaruh obat bius, ia pun bangun.
"Di mana gua?" ucap Hayden saat tidak mengenali di mana ia sekarang.
Ceklek ....pintu terbuka
"Siapa Kau?" tanya Hayden saat melihat Owen.
"Saya Owen"
"Apa kau yang membawa gua ke sini?"
"Ya" Owen benar-benar menjawab seadanya.
"Ini atas perintah tuan kami"
"Apa hubungannya denganku?"
"Kau akan mengetahuinya besok. Dia akan menemuimu. Dan yang perlu kau ketahui, dia tahu siapa kau dan siapa ayahmu"
Mata Hayden membulat kaget, "apa yang dia ketahui tentang papa?" batin Hayden
"Apa yang kau ketahui tentang papa ku?"
"Dia yang akan mengatakannya, tapi yang perlu kau tahu, kami akan membantumu" ucap Owen, lalu meninggalkan Hayden yang masih kaget.
"Apa dia tahu pekerjaan papa yang sebenarnya?" gumam Hayden.
flashback off
"Lo jangan seperti ini" ucap Elvin dengan menarik Hayden untuk berdiri.
"Apa rencana Lo sekarang?" tanya Elvin.
Hayden menarik nafas dan membuangnya perlahan. "Gua ingin menjauhkan Gama dari papa gua" ucap Hayden dengan membelakangi Elvin.
"Tapi tidak dengan membunuhnya" timpal Elvin. "Apa tidak ada jalan lain selain membunuh adik Lo sendiri? apa yang ada di otak Lo sebenarnya" Elvin sungguh tak habis fikir dengan jalan pikiran Hayden.
"Karena seberapa jauh gua menyembunyikannya, dia pasti akan mendapatkan kami" Hayden berbalik menatap Elvin yang tengah duduk di pinggir kasur.
"Sebenarnya apa yang lo ketahui tentang papaku? dan seberapa banyak yang lo tahu?"
"Semuanya. Puk…" Elvin melempar setumpuk kertas yang di klip jadi satu.
Hayden mengambilnya dan membacanya. Semua informasi tentang keluarganya ada di kertas itu. Tentang perkerjaan sang papa jadi seorang ilmuwan, namun memiliki niat yang sangat buruk. Sejak awal meniatkan putra kedua (Gama) untuk menjadi bahan eksperimen miliknya bersama satu orang ilmuan lainnya. Yang bahkan lebih hebat dari sang papa.
Ada pula tentang dirinya. Ia tahu niat sang papa setelah mamanya meninggal. Ia keluar dari rumah dan membuat sekutunya sendiri selama bertahun-tahun untuk melawan sang papa. Ia selalu berusaha membawa Gama tanpa sepengetahuan papanya, namun selalu saja menemukan keberadaannya. Hal itu membuat ia marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa melawan sang papa
Sampai satu tahu belakang ini, rencananya berubah. Ia ingin membunuh adiknya agar papanya tidak bisa melakukan eksperimennya.
Ia juga terlibat dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang. Bahkan pernah sekali ia menyelundupkan obat terlarang tersebut untuk di kirim ke kota berbeda.
Hayden membuang nafas kasar setelah membaca isinya. Ia bingung, benar-benar bingung.
"Gua nggak tahu apa yang harus gua lakukan. Gua nggak punya rencana apapun lagi" ucap Hayden.
"Kita harus menghentikan aksi gila bokap Lo"
"Tapi gua nggak TAHU CARANYA!!!" Hayden benar-benar frustasi.
"Maka dari itu gua ajak Lo di sini. Kita bekerja sama, gua akan bantu Lo"
"Seberapa yakin lo bisa ngalahin bokap gua? dan apa yang lo punya untuk menghentikannya?"
"90%. Lo akan tahu nanti, yang terpenting lo setuju dan percaya sama gua"
Hayden diam. Ia sungguh bimbang apakah harus mempercayai Elvin, sedangkan ia baru mengenalnya dan bagaimana kalau Elvin adalah musuh.
"Lo nggak perlu khawatir gua akan berkhianat. Gua benar-benar niat membantu. Gama teman gua. Gua nggak mungkin diam ajak liat teman gua dalam bahaya" Elvin tahu isi pikiran Hayden.
"Baiklah gua setuju" ucap Hayden dengan mengulurkan tangannya.
"Deal" ucap Elvin, Hayden bersamaan seraya berjabat tangan.
"Di mana Gama sekarang dan bagaimana keadaannya?" tanya Hayden.
"Rumah sakit. Gua kurang tahu. Cuman kemarin malam gua melihatnya"
"Siapa yang menjaganya di sana?"
"Bibi Faye"
"Dia memang ART yang sangat baik pada kami" ucap Hayden dengan mengingat bagaimana bibi Faye selama ini bersama mereka.
"Gua mau melihatnya" ucap Hayden.
"Gua dan Felix juga mau ke sana nanti siang" ucap Elvin.
"Baiklah" ucap Hayden.
"Nanti paman Owen yang mengantarmu ke rumah sakit, kita bertemu di sana saja"
"Oke"
.
.
NEXT