Terjerat Cinta CEO Kejam

"angkat telpon mu rio, itu berisik sekali" ucap damian saat ia dan rio sedang perjalanan menuju apartemen

"maap tuan" rio pun mengangkat telpon tersebut

{ halo}

{ halo pak rio ini aku chika}

{ ya ada apa?}

{ saya setuju dengan pembicaraan anda tadi, tapi bisakah saya terima uangnya} ucap chika dengan keadaan panik

{baik aku akan membawa uang nya, dimana kamu sekarang}

{saya di....} belum selesai bicara telpon chika di ambil oleh bu retno

{ bawa uangnya ke club bintang saya tunggu anda disana}

{tut}

{halo}

"siapa?" tanya damian

"nona chika tuan"

"dia setuju dengan apa yang tuan inginkan"

"hmmm, dimana dia sekarang"

"dia di club bintang tuan, para renternir itu membawa nona chika kesana"

"cepat rio, jangan sampai dia menodai chika" ujar damian

Rio pun membawa mobil dengan kecepatan penuh menuju club bintang.

...****************...

Sementara aku dan ka sasa di bawa oleh retno ke club bintang.

"turun" ucap bu retno pada ku dan ka sasa saat kami sampai di club, kami pun berdua pun turun sambil bergandengan tangan

"jangan menyentuh ku aku bisa berjalan sendiri" ucap ku pada pengawal bu retno saat mereka hendak menyentuhku

"tunggu ini kan" ucap ku menoleh pada ka sasa, karena club ini adalah tempat dimana ka sasa bekerja tentu,

"cepat jalan kalian lelet sekali" ucap bu retno pada ku dan ka sasa karena kami berhenti di depan club. Saat kami ingin masuk seseorang menyapa

"sasa tumben sekali kamu datang sore" ucap penjaga di sana

"aku di bawa sama mereka ke mari" ucap sasa enteng pada penjaga club

"kamu kenal dia?" tanya bu retno pada penjaga club

"tentu saja dia karyawan club ini" ucap nya

"oh pantas kamu tak berkutik saat kami bawa kemari" ucap bu retno pada ka sasa tapi ka sasa hanya membalas nya dengan senyuman

"duduk disana " ucap bu retno pada ku dan ka sasa

kami pun duduk di sebuah meja di pojok club

"apa suasana club sepi saat jam segini?" tanya ku sambil berbisik

"tentu saja, mereka akan membereskan barang barang terlebih dahulu," jawab sasa

"oh" ucap chika, chika banyak bertanya pada sasa masalah club karena bu retno sedang pergi entah kemana ia di tinggalkan dengan chika berdua.

Tak lama bu retno datang dengan seseorang wanita yang sama dengan seusianya wanita itu juga modis

"sasa sedang apa kamu disana, bukannya bantu beres beres" ucap wanita itu saat melihat sasa duduk bersama

"maap mami, tapi aku datang sedang tak bekerja,"

"apa maksudmu kamu itu tak mengambil libur sekarang "

"mami tanya kan saja pada wanita di samping mami" wanita itu langsung menoleh pada bu retno

"retno apa kamu menangkap bawahanku?"

"bukan begitu jeung ayu, aku tidak tau dia bawahan mu aku kesini hanya ingin memperkenalkan teman yang satu lagi" ucap bu retno

"benar kah?" tanya wanita tersebut yang bernama ayu

"tentu, dia cantikan"

"hmmm ya, apa dia perawan" tanya bu ayu, aku seketika merasa takut dengan tatapan dari bu ayu

"mami sepertinya ini salah paham, temanku tidak mau menjadi wanita seperti itu" bela ka sasa

"jangan ikut campur, dia tak bisa membayar hutangnya padaku, jadi tentu saja dia harus mau di ju*l olehku kalau dia tidak mau maka bayar uangnya" ucap bu retno

"aku yang akan membayarnya" ucap tuan damian saat masuk ke club bersama dengan rio dan seorang pria yang tak ku kenal

"oh tuan damian dan tuan renald selamat datang di club bintang " ucap mami ayu pada ketiga pria yang baru datang

"apa ada jual beli manusia di club ku" ucap seorang pria bernama renald tersebut

"bu bukan begitu tuan renald" ucap bu retno yang terlihat takut

"lalu apa?"

"aku hanya sedang berdiskusi dengan jeung ayu tentang wanita itu bukan sedang menjualnya" jelas bu retno

"bukan kah kamu tadi menawarkan dia padaku," ucap mami ayu

"tadinya ia, sekarang tak lagi" ucap bu retno yang salah tingkah

"kalau kamu mau memperkenalkan wanita, wanita itu harus datang dengan suka rela bukan malah terpaksa seperti itu, kamu ngerti retno" ucap bernama renald

"iyah tuan, maafkan saya"

...****************...

"ini uang yang kamu minta 200 juta cash" ucap tuan damian pada bu retno

Bu retno pun mengambil uang tersebut dan melihatnya

"kamu bisa menghitungnya bila mau" ucap tuan damian

"tak perlu tuan, aku yakin ini cukup" ucap bu retno

" pergilah" usir tuan damian pada bu retno

"ba baik tuan, ayo kita pergi"

bu retno pun pergi.

"terima kasih tuan" ujarku pada tuan damian

"hmmmm" tak ada jawaban yang berarti keluar dari mulut tuan damian, ia malah langsung pergi meninggalkan club

" pak rio" tanya ku pada pak rio

"ayo aku antar kamu pulang" jawab pak rio dan aku hanya mengagguk

"ka sasa"

"pulang lah terlebih dahulu, aku harus bekerja dulu, "

"tapi ka"

"tak apa, ini tempat kerjaku, hubungi aku bila terjadi sesuatu"

"baiklah"

Aku pun akhirnya pergi pulang bersama dengan tuan damian dan pak rio.

Tak ada obrolan antara kami entah kenapa mobil rasanya hening sekali. Pak rio bahkan hanya bertanya alamat rumah ku saja dan kita semua sama sama diam.

"kita bicarakan semuanya besok chika, istirahatlah" ucap pak rio saat aku ingin keluar dari mobil

"baik pak, terima kasih pak rio dan tuan damian" ujarku lalu keluar dari mobil

...****************...

Aku kembali ke kontrakan lama ku di bandingkan ke kontrakan ka chika,

Aku merenung di kamar ini dengan semua yang telah aku lakukan hari ini apa salah atau tidak, aku juga tak berani bercerita dengan siapa pun dengan semua ini,

'apa aku cerita dengan ka sasa saja yah, tapi ka sasa sedang bekerja hari ini, sudah lah besok saja'

Aku memilih istirahat saja, jujur saja otak ku pusing memikirkan keputusan yang aku buat tadi.

...****************...

Pov author

Di perjalanan pulang

"buat perjanjian antara aku dan chika"

"baik tuan"

"aku akan kirimkan apa saja persyaratan yang harus dia penuhi"

"baik tuan" ujar rio

Damian kembali menatap jalan saat menuju ke apartemen nya.

Suara telpon terdengar kemudian

{ sayang kenapa kamu jarang menghubungi ku akhir akhir ini } ucap si penelepon

{ aku sibuk }

{ apa kamu marah soal pembicaraan kita kemarin, maap kan aku oke, tunggu aku satu tahun lagi }

{ tak perlu kejar saja mimpi mu itu, jangan hubungi aku lagi keren, aku sudah muak. Dengan penolakan mu, cukup aku bersabar karena mu}

{ tapi sayang }

{ tut }

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah mau membaca ceritaku, semoga kalian suka yah

Mohon like, komen dan vote yah biar author semangat menulisnya

😊😊😍😍