NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 | Ancaman baru

"Gue bilang sekali lagi ya sama lo Do lepasin tangan lo dari tubuh gue, bngst!" bentak Naura. Kali ini dia benar-benar emosi, cengkraman tangan Aldo di tangannya membuat dia kesakitan. Naura diseret ke ruangan yang belum pernah dia masuki sebelumnya. Ruangan itu luas, tapi hanya ada beberapa kursi dan meja di dalam sana.

"Aaaarrghh, anj!" Aldo mengerang kesakitan saat tangannya tiba tiba dipelintir oleh Naura, kaki Naura juga menghantam keras perut Andre saat cowok itu ingin mendekati Naura. Andre terdorong ke belakang, tendangan Naura bisa dibilang kuat.

"Kalian semua udah ngerendahin harga diri gue sebagai perempuan tau gak. Kalian pikir kalian kayak gini itu hebat, hah?" Naura tidak bisa mengendalikan emosinya yang menggebu-gebu.

"Jangan dekatin dia," kata Arga menahan Rafi.

Rafi berencana untuk membantu Aldo yang merintih kesakitan. Naura berhasil mengunci kedua tangan Aldo di belakang tubuh cowok itu. Kini Aldo seperti tawanan, kalau Arga berani macam-macam dia akan mematahkan tangan Aldo detik ini juga.

Arga menyeringai, baru kali ini dia melihat cewek seperti Naura. Sangat berani, dia semakin tertarik dengan Naura.

"Nau lepasin tangan gue anj," pinta Aldo.

"Enggak, gue gak akan lepasin tangan lo sebelum kalian semua janji gak akan ganggu hidup gue lagi!" Naura sudah muak hidup diantara mereka semua, lelah dengan semua drama yang mengekang hidupnya. Hanya karena kecerobohannya, malah berakhir sengsara seperti ini.

"Naura, jangan paksa gue untuk pakai kekerasan ya," ucap Aldo lirih.

"Heh, lo gak sadar?lo yang mulai dulu. Lo yang nyeret gue di depan anak-anak, lo juga yang mencengkram lengan gue sampai gue kesakitan. Lo kira itu apa? Kelembutan hah?" Suara Naura meninggi.

"Itu salah lo sendiri gak mau di baikin, maunya dipaksa mulu." Aldo bersungut-sungut, kini tangannya mulai keram. Sebenarnya Aldo bisa saja menggunakan kakinya untuk melumpuhkan pertahanan Naura saat ini, tetapi dia tidak tega melakukan kekerasan seperti itu pada perempuan.

"Naura lo lepasin teman gue, kita ngomong baik-baik berdua aja gimana?" Arga mencoba melunak.

"Enggak, gue gak mau lagi ngomong atau berurusan sama kalian terutama sama lo Arga. Gue udah capek,udah muak hidup gue diatur mulu sama lo!" Urat-urat leher Naura menonjol. Dia sedang menahan gejolak di dalam dirinya.

Arga meminta semua temannya untuk keluar, biarkan dirinya, Naura dan Aldo saja yang ada di dalam ruangan. Berbicara dengan Naura itu butuh kesabaran tinggi, sedangkan dirinya tidak bisa menahan sabar. Arga cukup prihatin melihat Aldo yang dijadikan sandera, mau dilawan juga takut dibilang melakukan kekerasan, jadi serba salah.

"Terus lo mau apa Naura?" tanya Arga. 

"Gue gak mau lagi jadi asisten lo, gue gak mau lagi jadi ngikutin semua perintah lo,dan jangan larang gue untuk dekat sama siapa pun karena itu hak gue, dan jangan ganggu hidup gue lagi!"

"Oke kita balik di kesepakatan awal, lo bayar 500 juta dan masalah kita selesai." Arga menyunggingkan senyumannya. Dia akan senang hati melepaskan Naura kalau gadis itu membayar ganti rugi sesuai kesepakatan awal.

"Lo gila Arga!"

"Iya, gue gila. Gue cuman mau lo tanggung jawab gitu aja. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab. Setiap yang lo lakukan ada konsekuensinya."

Naura berdecak kesal, lagi-lagi pembahasan ke sana. Tampaknya Arga sengaja terus mengungkit masalah itu agar Naura terjebak dalam permainannya. Meskipun berasal dari keluarga berada, uang 500 juta itu bukanlah nominal yang kecil. Naura bisa di marahi kedua orang tuanya karena melakukan transaksi yang tidak wajar.

Mata Naura memicing, menatap sinis Arga yang menyeringai. "Gue lihat motor kalian baik-baik aja, jadi gue gak akan pernah mau bayar denda sebanyak itu. Atau gue bakalan laporin ke pihak sekolah karena lo sudah berani memeras gue."

"Ya udah sana lapor ke sekolah Nau lapor, gue juga gak takut. Dari awal lo bisanya ngancem mulu, ayo buktiin sekarang Naura!" Arga balik menantang Naura.

"Nauu, sumpah gue udah capek banget kayak gini. Sorry ya gue udah nyeret lo tadi, sekarang tolong lepasin gue. Jangan paksa gue buat ngelakuin kekerasan sama lo," potong Aldo.

"Iya Nau, mending lo lepasin dulu Aldo." Arga menimpali.

"Kalian harus janji dulu sama gue untuk gak nyentuh gue lagi, meski pergelangan tangan sekali pun." Naura mau mereka menyepakatinya. Naura paling anti disentuh-sentuh.

Arga memutar malas manik matanya. "Iya."

"Janji?"

"Iya Janji Nau," ucap Arga.

Naura melepaskan kuncian tangan Aldo, cowok itu langsung bernapas lega. Bermenit-menit dengan posisi yang sama membuat tangannya kram. Baru kali ini dia lihat cewek seberani Naura. Makin takjub dengan gadis itu. Tidak mau ambil resiko lagi, Aldo memilih untuk keluar ruangan, meninggalkan Arga dan Naura berdua di ruangan itu.

Pintu ruangan tertutup sekaligus dikunci dari luar. Dengan amat terpaksa Naura harus bolos pelajaran. Arga menarik kursi yang ada di sana, lalu mendudukinya. Tatapan Naura memancarkan amarah.

"Mau lo itu apa sih, Ga?" tanya Naura, suaranya melemah. Kebanyakan marah membuat energi di dalam tubuhnya terkuras habis.

"Mau gue? Ya, lo harus ngelakuin apa yang gue perintah."

"Lo gak ada hak buat ngelarang gue, Arga!"

"Gue enggak ngelarang lo doang, Naura. Seluruh murid sekolah ini juga dilarang untuk dekat sama anak SMA Bhakti, karena lo bisa ditawan dan yang repot juga kita semua. Gimana sih caranya ngomong sama cewek bebal kayak lo ini, apa lo perlu ditawan terus dilecehkan sama mereka biar lo sadar?" Arga mendengus.

Naura terdiam sejenak. "Tapi Zaidan baik."

"Apa baik? Udah berapa kali lo ketemu sama dia? Udah sampai mana interaksi kalian?"

Naura langsung terdiam, pertemuan dirinya dengan Zaidan hanya beberapa kali dan dalam waktu singkat. Dari durasi pertemuan mereka, Naura belum bisa menyimpulkan bagaimana karakter Zaidan yang sesungguhnya. Bisa saja Zaidan hanya berpura-pura baik untuk menarik perhatiannya.

"Diam kan lo sekarang. Baru juga dijemput dan diantar satu kali," ledek Arga.

Naura mencebik. "Intinya gue gak mau di atur, titik!"

"Oh, lo masih mau dekat sama si brengsek itu?"

Naura memalingkan wajah ke sisi lain. "Itu bukan urusan lo!"

"Bagas Pradikta, anak SMA Ganesha." Arga menyeringai melihat Naura melotot, sebenarnya Arga tidak mau terburu-buru mengeluarkan kartu AS-nya, tetapi melihat kelakuan Naura yang semakin menyebalkan dengan amat terpaksa dia mengeluarkan ancaman baru.

"L-lo tahu dari mana?" tanya Naura panik.

Arga beranjak dari tempat duduknya, puas melihat Naura yang panik sendiri. "Valkyrie merupakan geng paling ditakuti di kota ini. Karena Valkyrie juga sekolah ini paling unggul dibandingkan SMA yang lain. Perlu lo ketahui ada cowok bernama Arga Setyawan Putra yang membuat Valkyrie makin jaya. Jadi bukan masalah besar bagi gue untuk melenyapkan mantan kesayangan lo itu !"

Kedua tangan Naura mengepal kuat saat ini. Nama cowok yang Arga sebut tadi adalah pacar pertama Naura, mereka harus putus karena kedua kakak Naura tidak merestui hubungan mereka. Sempat backstreet dan akhirnya hubungan itu harus kandas juga. Naura tidak rela Dikta kembali terluka karena dirinya. Beberapa bulan yang lalu Dikta juga babak belur karena dipukuli oleh Satya, tidak terima jika adiknya dipacari.

Arga tahu cowok itu dari investigasi yang Arga lakukan. Semua berawal dari kepenasaran Arga pada layar kunci Handphone Naura, foto Naura bersama cowok yang menarik perhatiannya. Setelah diselidiki ternyata cowok itu bernama Dikta. Mantan Naura di sekolah lamanya.

"Semua keputusan itu ada ditangan lo, Sayang." Arga tertawa remeh, kemudian berbalik badan meninggalkan Naura mematung.

"Ck, kenapa sihh gue harus berada di situasi yang rumit gini." Naura menghentakan kakinya, kesal karena Arga yang selalu menang.

**

"Gue rasanya pengen pindah sekolah, Fen. Gue gak sanggup hidup dikekang kayak gini terus, serba salah gue." Naura mengerang frustasi, mengacak kasar rambutnya.

Feni mengangguk menyetujui, dia juga tidak tega melihat Naura yang terus tersiksa oleh Arga dan Teman-temannya. "Ya coba aja deh lo minta sama bokap nyokap lo, pindah sekolah yang jauh. Kalau bisa yang Arga gak tahu dimana lo berada."

Naura menghelakan nafas berat. "Udah pernah gue minta buat pindah sekolah, tapi bokap gue nggak setuju. Katanya salah gue sendiri ngapain dari awal gue gak mau satu sekolah sama si Satya, gue harus terima konsekuensi atas pilihan gue sendiri."

Sekarang mereka berdua sedang berada di perpustakaan, duduk di meja paling pojok dan tersembunyi agar tidak mudah ditemui. Saat bel istirahat berbunyi Feni bergegas menarik Naura pergi dari kelas, jangan sampai dia keduluan oleh Arga dan membawa Naura pergi. Feni kasihan melihat teman barunya selalu di perintah oleh penguasa sekolah.

"Atau lo minta bantuan aja sama kakak lo, Nau."

Naura menggeleng pelan. "Kakak gue bukan anak geng, Fen. Pasti langsung kalah kalau ngelawan Arga dan teman-temannya. Yang ada nanti gue malah memperkeruh suasana."

"Hmm gimana kalau lo ikutin/nurut aja gitu, Nau?" Saran Feni untuk Naura

"Hah? gimana maksud lo Fen?

"Ya ikutin apa yang Arga mau. Sebenarnya maksud dia itu ada baiknya juga sih Nau. Bukan cuman lo doang kok yang dilarang dekat sama anak SMA Bhakti, tapi semua murid SMA ini. Semuanya itu demi keselamatan kita juga, biar gak keseret masalah. Sumpah, gak lucu kalau lo udah kejebak diantara dua geng besar itu."

Naura merebahkan kepalanya ke meja, merasa lelah dengan semua ini. "Gue nyesel banget pindah sekolah di sini, nyesel kenal sama Arga."

"Itu semua kan karena kelakuan lo juga, Naura. Lo sih gak mau dengerin apa kata gue, jadi anak itu yang kalem aja Naura. Tapi enggak di lo,lo malah makin bar-bar, mana gak ada kapok-kapoknya lagi ngelawan tuh si Arga." Feni ikutan sebal dengan tingkah Naura,dia akui kalau Naura itu memang bebal sekali.

"Gue itu gak suka diatur dan diperlakuin dengan gak baik. Gue bukan cewek yang cuman bisa pasrah saat ditindas," jelas Naura.

"Yaa nasi sudah jadi bubur, tapi bubur juga masih enak kok kalau lo mau menikmatinya. Jadi, nikmati aja ya Nau."

Naura mendengus mendengar kalimat Feni tadi. Bagaimana mungkin dia bisa menikmati aturan yang mengekang dirinya saat ini. Apalagi Arga punya ancaman baru yang membuat dirinya tidak bisa berkutik.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!