NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Rooftop.

Sean dan Fey sedang sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Kopi dingin di hadapan mereka sudah tersisa setengahnya. Siang itu memang panas sekali. Mereka jadi membayangkan bagaimana Naureen di ruang arsip yang tanpa pendingin ruangan itu.

"Naureen pasti..."

Belum sempat melanjutkan perkataannya, Sean kembali terdiam setelah Jeno datang menghampiri mereka.

"Pak Jeno." Sapa Fey.

Jeno tersenyum.

"Dimana Naureen?" Tanya Jeno langsung pada intinya.

Sean menghela nafas, sedangkan Fey mengalihkan pandangannya.

"Hm?" Jeno masih menunggu jawaban.

"Naureen masih di ruang arsip." Sahut Sean.

"Ruang arsip?" Jeno terkejut sekaligus bingung. Kenapa kekasihnya ada disana.

Sean mengangguk.

"Kenapa dia disana?" Tanya Jeno. Penasaran.

"Pagi tadi Bu Novi minta Naureen buat merapihkan ruang arsip, karena katanya akan ada kunjungan mendadak. Entah kapan." Ucap Sean.

"Jadi sampai sekarang Naureen masih disana. Masih ada setengahnya yang harus dia rapihkan." Jelas Sean.

"Kenapa Naureen? Ruang arsip ada penanggung jawabnya kan?" Tanya Jeno lagi. Dia masih belum mengerti dengan situasinya.

"Iya. Saya penanggung jawab ruang arsip. Saya sendiri bingung kenapa Naureen. Sekalipun Naureen datang lebih dulu dari saya, saya belum tahu alasan jelasnya." Ucap Sean. Ingin rasanya dia menyebut nama Mira. Tapi Sean tidak ingin Jeno jadi terbakar amarah.

Jeno terdiam. Ia sedang memikirkan alasan kepala tim Naureen melakukan hal itu kepadanya. Seketika pikirannya berhenti pada satu kemungkinan yang sangat besar. Mira.

Ya, siapa lagi kalau bukan Mira. Sebelumnya dia pernah mempermainkan Naureen menggunakan kuasanya. Kali ini bisa jadi ulahnya lagi kan? Meskipun belum tahu kebenarannya, tapi Jeno sangat yakin. Itu ulah si wanita licik itu.

"Naureen sudah makan?" Tanya Jeno. Kepada Fey yang duduk di hadapannya.

Fey menggeleng.

"Dia cuma minta kopi." Katanya.

Jeno menghela nafas kasar.

"Terimakasih ya. Saya mau temui Naureen dulu." Ucap Jeno. Lalu ia pergi untuk segera menemui kekasihnya.

"Kayaknya pak Jeno juga mikirin hal yang sama kayak kita." Ucap Sean sambil memandangi punggung Jeno yang semakin menjauh.

"Haaaa! Semoga hubungan mereka berdua baik-baik aja deh. Pernikahan-nya semakin dekat. Semoga enggak ada hal yang menjadi penghalang mereka." Seru Fey. Penuh harap.

___

"Sayang."

"Naureen."

Setelah meminta izin kepada beberapa staff yang sedang bersantai di ruangan. Jeno berhasil masuk ke ruang arsip dan mencari wanita-nya.

Di lorong pertama tidak ia temui, di lorong selanjutnya pun sama. Dan saat akan memanggilnya lagi, tiba-tiba Naureen menimbulkan kepalanya dari lorong paling akhir.

"Astaga!" Jeno terkejut. Tentu saja. Ruangan itu sangat senyap. berkali-kali memanggil Naureen pun tidak ada jawaban. Lalu tiba-tiba saja Naureen menampakkan setengah tubuhnya. Jelas saja Jeno terkejut. Nasib baik ia tidak pingsan.

Naureen tertawa melihat kekasihnya hampir tidak sadarkan diri.

"Kenapa kesini?" Tanya Naureen. Mereka sudah berhadapan.

"Makan dulu yuk." Kata Jeno sambil menunjukkan makanan yang ia bawa.

Naureen menghela nafas. Ia terdiam lalu tersenyum menatap lelaki-nya.

"Itu cuma buat aku? Kalau iya, taruh di meja aja sayang. Sebentar lagi aku selesai." Ucap Naureen.

Jeno menggeleng.

"Aku kesini karena mau makan bareng. Ayo makan dulu." Ucapnya.

"Tapi tinggal sedikit lagi, tanggung banget." Kata Naureen. Dia bersikeras untuk menyelesaikan pekerjaan dulu sebelum beristirahat. Memang sih dia juga sudah laper, tapi dia takut orang-orang yang akan melakukan kunjungan datang sementara ruang arsip masih belum selesai. Kalau seperti itu kan nanti dia juga yang kena marah. Dia tidak mau. Jadi lebih baik tahan saja.

"Hm." Jeno menghela nafas kasar. Ia menatap Naureen lekat-lekat. Lalu memijat pelipisnya sebentar.

"Aku enggak tahu kenapa ini bisa jadi tanggung jawab kamu." Ucap Jeno.

"Dan betul kamu harus bersiap karena kunjungan itu benar-benar mendadak. Tapi..."

"Kamu udah merapihkan semuanya dari pagi dan kamu belum makan."

"Makan dulu sebentar, toh yang tersisa tinggal sedikit kan?"

Jeno berusaha keras membujuk Naureen untuk makan. Lelaki itu sangat khawatir jika Naureen sampai melewatkan makan siangnya. Hanya segelas kopi dingin? itu tidak cukup. Sementara pagi tadi dia tidak sempat sarapan. Bagaimana Jeno tidak khawatir.

"Aku juga belum makan." Sambung Jeno sambil melihat jam yang melingkar di lengannya.

"Sebentar lagi jam istirahat selesai. Aku harus langsung kerja sampai sore. Haruskah aku tahan sampai sore? Sore pun belum tentu aku bisa selesai tepat waktu, dan entah akan ada meeting dadakan juga atau apa. Haruskah aku tahan?"

Ini jurus terakhir Jeno untuk membujuk Naureen. Dia tidak ingin Naureen menahan rasa laparnya sampai sakit hanya karena pekerjaan yang alasannya saja tidak jelas.

Kali ini Naureen yang menghela nafas.

"Kalau jurus kamu sudah keluar, aku mana bisa nolak?" Ucap Naureen. Lalu tersenyum. Dia tidak marah dengan cara membujuk Jeno yang hampir seperti mengancam. Naureen hanya semakin gemas dengan calon suaminya itu.

Jeno kalau soal meluluhkan hati Naureen, dia memang juara.

"Ayo ke rooftop." Ajak Naureen.

Jeno tersenyum bangga setelah triknya berhasil. Lalu mereka pun bergegas ke rooftop untuk makan bersama. Disana masih ada Sean dan Fey, mereka pun bergabung.

"Ish! Sakit rasanya hati gue. Tadi gue maksa-maksa sampai kesal, buat nyuruh Lo makan. Lo tetap keras kepala dan cuma mau kopi!" Gumam Fey setelah Naureen dan Jeno bergabung.

"Iya betul. Bahkan gue ancam dengan bilang gue enggak akan makan sampai Lo juga makan." Seru Sean.

"Tapi Lo tetap enggak mau!" Sambungnya.

"Karena akhirnya Lo tetap makan." Celetuk Naureen. Dia tertawa.

Bukan cuma dia, tapi Jeno dan Fey juga Sean yang sedang bersikap lebay itu juga tertawa.

"The power of love lah, Sen." Ucap Fey.

"Lo cuma temannya. Mau di ancam kayak gimana pun dia enggak akan nurut sama lo." Sambungnya.

"Dan jelas dia harus nurut sama calon suaminya. Kalau enggak, sama aja dia mendorong diri untuk selangkah lebih dekat dengan julukan istri durhaka."

Fey tidak habis-habisnya bergumam. Naureen yang sedang menjadi topik utama pembicaraan mereka hanya tertawa.

Berada di samping calon suaminya, dan menyaksikan tingkah konyol kedua temannya membuat rasa lelah yang ia rasa, hilang. Dan yang tersisa hanyalah tawa.

...***...

1
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!