NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 3

SKUAT INDIGO 3

Status: tamat
Genre:Horor / Action / Fantasi / Tamat / Epik Petualangan / Perperangan / Keluarga
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Akbar mendapatkan sebuah undangan dari Kerajaan Laut Selatan. Kali ini ia akan berpetualang dalam sebuah misi yang membawanya menjelajahi dalam luasnya lautan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 ATLANTIK

Setelah berhasil memenangkan main tawar dengan Kepala Sipir Penjara Kerajaan Samudra Pasifik Akbar pun bebas untuk melanjutkan perjalanan misinya. Tidak hanya dibebaskan dari kurungan yang mematikan itu berkat sikapnya yang disukai oleh Belut Listrik membuatnya diberikan petunjuk jalan yang bisa memastikannya keluar dari samudra biru itu tanpa harus takut tertangkap oleh para penjaga kerajaan.

Kini Akbar telah berada di Samudra Atlantik. Memasuki lautan yang menjadi biang dari semua masalah hingga ikut menyeretnya berada di petualangan misinya kali ini ia merasakan aura yang mencekam. Suasana kelam akan dimulainya peperangan mengabaikan keindahan alam bawah laut yang juga dibuatnya ketakutan.

Tugas Akbar dalam misinya di sana adalah untuk menemukan tempat dimana jiwa-jiwa yang dibelenggu sebagai bahan bakar kekuatan itu berada. Ia datang untuk membebaskan jiwa-jiwa yang dikurung tertahan menuju alam asal yang seharusnya dimana mereka berada setelah kematian.

Sepanjang perjalanan yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi itu Akbar melihat pasukan-pasukan Kerajaan Samudra Atlantik yang berbaris berjajar dalam jumlah yang sangat besar. Mereka bergerak serempak diiringi dengan tabuh-tabuhan genderang perang dan teriakan-teriakan yang menyulut semangat untuk menghancurkan. Pasukan Atlantik sudah mulai bergerak dalam jumlah yang besar menuju Samudra Pasifik. Itu artinya sebentar lagi perang akan pecah.

Melihat itu semua Akbar yang sedang dalam misi penting penyamarannya harus segera bergerak dan menuntaskan misi tersebut guna mencegah kehancuran yang lebih besar.

Akbar memasuki sebuah kedai makan yang terlihat ramai dari keributan percakapan yang terdengar hingga keluar dari tempat itu yang merupakan sebuah badan kapal tua yang tenggelam. Ia berada di sana untuk mencari petunjuk.

Rupanya kedai itu hanya berisi jin-jin laut tua yang wujudnya bahkan sudah tidak sempurna. Keadaan mereka yang sudah lemah dan tidak bisa banyak diharapkan membuat mereka terbebas dari wajib perang oleh peraturan kerajaan.

“Kau mau makan apa?”, tanya pemilik tempat itu yaitu sosok Lobster tua yang sudah kehilangan beberapa capitnya.

“Sama seperti mereka”, kata Akbar yang melihat semua makanan yang disajikan kepada para pengunjung di sana serupa semua.

“Aku bercanda. Kami hanya menjual satu menu saja. Aku melihatmu bukanlah dari bangsa kami”, tanya sang Lobster.

“Ya benar sekali. Aku hanya mencoba pergi sejauh mungkin”, jawab Akbar yang panik dengan pertanyaan Lobster itu.

“Semua juga sama. Beruntung yang sudah tidak berarti seperti kami. Tidak perlu berlari untuk menghindar”, sahut Lobster.

“Tunggu sebentar aku akan menyiapkan makananmu. Aku sudah tidak bisa secepat dulu”, kata Lobster itu sambil bergurau dengan menunjukkan lengan-lengan tangannya yang sudah putus.

Saat Lobster itu berbalik badan untuk mengambilkan pesanannya Akbar kembali dibuat bergidik melihat punggung cangkang siluman binatang laut itu sudah retak-retak bahkan terdapat lubang besar yang memperlihatkan isi tubuhnya yang sudah menghitam.

Tiba-tiba seisi ruangan tempat itu terdiam. Bongkahan kapal tua itu bergetar hingga seisi-isinya. Seketika mereka yang berada di dalamnya berlari keluar.

“Ayo apa yang kau lakukan?”, ucap sang Lobster yang juga ikut meninggalkan tempatnya berjualan.

“Keluar”, ajak Lobster kepada Akbar.

Penduduk lautan Atlantik itu begitu riuh larut dalam semangat kebanggaan memberikan dukungan kepada kompatriotnya yang hendak berangkat berjuang. Mereka rela untuk sejenak meninggalkan santap malam mereka demi menyaksikan iring-iringan pasukan kerajaan yang hendak pergi berperang melewati tempat mereka. Dan yang utama tentu saja mereka ingin melihat makhluk kebanggaan Kerajaan Samudra Atlantik yang menjadi maskot mereka sekaligus senjata utama mereka yang sangat diandalkan. Makhluk itu adalah Monster Laut. Getaran yang berhasil menggoyahkan kapal tua yang tertanam dalam pasir lautan itu berasal dari pergerakan sang monster yang hendak berangkat menuju medan tempur.

“Habisi mereka…. kalian pasti menang”,

“Untuk Atlantik…”,

“Untuk Atlantik…”,

“Kuasai seluruh lautan”,

Teriakan semangat disuarakan oleh penduduk Atlantik yang tidak ikut berangkat ke medan laga. Tentu saja mereka adalah bekas prajurit kerajaan.

Monster Laut. Gurita Raksasa yang teramat menyeramkan. Tentakel-tentakel yang dimilikinya besar dan panjang terlihat sangat kuat. Mulut monster itu berlapis taring-taring. Akbar melihat kengerian itu dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana mungkin kerajaan yang lain bisa bertahan apalagi menang menghadapi monster laut yang sangat besar dan mengerikan itu. Aura kegelapan terpancar sangat kuat dari makhluk itu.

“Bagaimana menurutmu? Krok pasti dengan mudah memenangkan peperangan untuk kami”,

Lobster pemilik kedai kapal tua itu menepuk pundak Akbar. Ia menyiratkan rasa kepercayaan dirinya sebagai penduduk Atlantik akan kemenangan pasti pihaknya dalam peperangan ini. Krok nama monster laut itu dipanggil. Rupanya Lobster itu dulunya juga merupakan seorang prajurit kerajaan Samudra Atlantik.

“Ayo masuk kembali. Akan kubuatkan makananmu. Gratis untuk kemenangan Atlantik”, ucap Lobster kepada Akbar.

Krok si monster laut Gurita Raksasa tinggal di dalam palung terdalam Atlantik yaitu Palung Merana yang terletak di titik koordinat Segitiga Berhantu. Pusaran air itu dijuluki demikian karena sering kali arus lautannya memakan korban berupa jiwa-jiwa manusia yang berlayar melewatinya atau yang hanya sekedar melintas di wilayah tersebut. Tidak hanya penumpang kapal Segitiga Berhantu juga kerap memakan pesawat-pesawat yang dibutakan oleh cuaca gelap dan awan hitam yang terbang di atas titik koordinat mereka.

Jiwa-jiwa manusia yang mati masuk ke dalam Palung Merana melalui mulut menganga Segitiga Berhantu akan terkurung di penjara gelap sampai hari akhir nanti. Jiwa-jiwa itulah yang menjadi sumber kekuatan untuk sang monster laut yang sudah tinggal berdiam diri di sana jauh-jauh masa sebelumnya.

Keputusan Akbar untuk datang ke kedai yang dikelola oleh Lobster itu sangat tepat. Bahkan ia tidak perlu mencari tahu dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disamarkan. Ia mendengar dari para veteran prajurit kerajaan Atlantik itu tentang sesumbar mereka berkoar tentang kisah-kisah masa lalunya yang sekaligus membuka tabir rahasia yang disembunyikan.

“Waktu aku masih muda dulu Krok belumlah sebesar sekarang”,

“Dulu aku sering menjumpainya ketika aku ditugaskan di Palung Merana”,

“Aku yakin pasti kita menang dengan telak”,

“Atlantik akan kembali menjadi satu-satunya yang berkuasa”,

Tanpa perlu berpamitan Akbar pun meninggalkan kedai itu untuk melanjutkan misinya. Kini ia sudah tahu pasti kemana tempat tujuannya selanjutnya. Demi keselamatan dua dunia ia harus bergegas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!