PARASIT

Dokter Andrew berniat untuk memberikan kejutan sebuah mobil untuk sang kekasih di hari ulangtahun nya.

Dia datang ke rumah Nirmala tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dokter Andrew akan mengajak Nirmala berjalan-jalan seharian penuh serta akan menuruti semua kemauan Nirmala.

Belum lagi sampai, Sang kekasih yang menjadi targetnya menelfon. Dokter Andrew tersenyum menahan tawa.

" Hallo ?"

Pria tampan itu berpura-pura biasa saja.

" Sayang ? Kamu dimana ?" Sapa manja sang kekasih membuat Dokter Andrew berbunga-bunga.

" Di rumah sakit sayang " Jawab Dokter Andrew bohong.

" Kamu lupa ya sayang hari ini hari apa? Kamu janji apa sama aku?" Terdengar suara Nirmala merajuk.

" Emang hari ini hari apa sayang ?" Balas Dokter Andrew mendalami kebohongannya.

" Uh masa harus diperingati terus sih" Nirmala semakin dongkol.

" Aku benar-benar lupa sayang, ya udah nanti malam aku datang ke rumah kamu ya.." Bujuk Dokter Andrew.

" Tau ah"

Nirmala menutup telfonnya secara sepihak, Dokter Andrew merasa perutnya digelitik. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa kebahagiaan Nirmala melihat dirinya yang tiba-tiba datang membawa kado idaman.

Dokter Andrew mempercepat laju mobilnya, dia tidak ingin Nirmala semakin lama merajuk.

Begitu sampai, ia melihat mobil Nirmala terparkir rapi. Syukurlah... Dia masih ada di rumah.

Tapi... Mobil siapa satunya ?

Terpaksa Dokter Andrew memarkir mobilnya di luar rumah, sebab garasi mobil hanya cukup untuk dua mobil saja.

Dokter Andrew masuk, ia memperhatikan dengan teliti mobil itu. Apakah Nirmala punya tamu?

Ataukah kedua orang tuanya pulang dari Australia ?

Mungkin saja, karena hari ini adalah hari spesial Nirmala.

Tapi tumben nyewa mobil ? Biasanya mereka hanya menggunakan jasa taxi saja. Tidak sampai menyewa mobil, sebab Nirmala sendiri sudah punya mobil.

Dokter Andrew masuk dengan hati-hati, kebetulan dia memiliki kunci cadangan rumah sang kekasih.

Terdengar tawa renyah gadis itu nampak riang sekali. Sedang bercanda dengan siapakah gerangan ?

Dokter Andrew naik ke lantai dua tempat kamar Nirmala berada. Jantung nya berdegup lebih kencang ketika dia mendengar suara seorang pria.

" Jadi hari ini kita bisa seharian bersenang-senang disini sayang, Tunangan mu telah melupakan hari kelahiran mu"

DEGH!!!

Tubuh Dokter Andrew seperti memanas, namun tidak bisa digerakkan. Karena pintu kamar tidak terkunci, Dokter Andrew bisa membuka sedikit celah untuk mengintip apa yang terjadi di dalam kamar itu.

Sontak bola mata Dokter Andrew melebar, dia melihat Nirmala sedang ditindih oleh seseorang. Karena posisi mereka memunggungi pintu, jadi Dokter Andrew tidak bisa melihat wajah si pria.

BRAK

Dokter Andrew menendang pintu hingga satu engsel pintu terlepas.

Nirmala kaget, begitu pula dengan pria diatasnya.

" Sa- sayang " Seketika wajah Nirmala memucat, dan pria yang ternyata adalah Marcell Siahaan pun tak bisa bergerak.

" Oh .. Jadi seperti ini sikap mu dibelakang ku Mala?"

Gemetar lutut Dokter Andrew ketika berjalan masuk ke dalam. Hampir saja ia roboh, tapi kedua tangannya mengepal memperkuat diri.

 Nirmala gugup, ia melirik Marcell Siahaan yang juga pucat pasi.

" Pantas Nona Celina membatalkan pernikahan kalian ? Mungkin dia tahu semuanya "

Nirmala menunduk menggigit bibir.

" Dan sekarang ?? Aku... " Dokter Andrew tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Hati yang sudah terlanjur cinta tak mampu untuk pergi. Namun apa yang dilakukan oleh Nirmala amat sangat menyakitkan.

Bola mata Dokter Andrew bergantian menatap dua tersangka. Emosi nya memuncak, bila ia ingat bagaimana usahanya untuk membelikan mobil idaman Nirmala.

AKHH

Dokter Andrew meluapkan emosi nya dengan menonjok dinding.

" Sayang.. "

Nirmala berusaha menahan.

" APA?!!!"

Bentak Dokter Andrew murka, Nirmala langsung tercekat. Dadanya yang hampir terbuka naik turun.

Rasanya ingin sekali Dokter Andrew menghancurkan wajah cantik itu, tubuh mulus tanpa cela yang hanya dipergunakan untuk mempermainkan hatinya. Tapi sebagai seorang Dokter yang terkenal, ia tidak ingin nama baiknya tercoreng.

Sebab tidak mudah untuk berada di posisi ini, perjuangan kedua orang tuanya yang tidak main-main. Membuat Dokter Andrew berupaya menenangkan diri.

Ia menjeling tajam, kemudian berbalik keluar dari kamar Nirmala tanpa mengatakan apapun lagi.

Nirmala bergegas merapikan pakaiannya, ia mengejar Dokter Andrew. Bagaimana pun juga Nirmala masih berpikir jika dia bersama dengan Marcell? tidak akan seberuntung ketika bersama dengan Dokter Andrew.

" Sayang... Tunggu "

Nirmala berhasil menyusul Dokter Andrew tepat di bawah tangga, namun pria itu menepis nya dan melanjutkan langkahnya tanpa ekspresi.

" Sayang.. Aku bisa jelasin " Pinta Nirmala, berharap Andrew akan mendengarkan alasannya.

Tetap saja Dokter Andrew tak bergeming, dia terus keluar dari kediaman Nirmala.

Gadis itu termangu melihat mobil yang dinaiki oleh Dokter Andrew, itu adalah mobil incaran nya. Meskipun Nirmala harus bekerja keras dan menabung. Tidak akan bisa mendapatkan mobil itu dalam waktu singkat.

" Sayang "

Nirmala langsung berdiri menghadang tepat di depan mobil.

" Sayang... Please.. Maafkan aku" Rengek Nirmala, begitu bodohnya ia. Kenapa harus ketahuan sekarang ? Runtuknya dalam hati.

Kilauan warna merah menyala semakin menggoda, Nirmala tidak ingin melepaskan mobil ini.

Dokter Andrew mundur kemudian memutar kemudi, ia pergi begitu saja. Membuat Nirmala melongo dalam sesal.

>>>

Sementara ditempat lain, Andara Pala dan Celina sama-sama diam seribu bahasa. Meskipun keduanya duduk berdampingan di bibir kasur, namun sepatah katapun tidak terucap.

Mereka sibuk memikirkan permintaan Opa, sekaligus kesepakatan dalam biduk rumah tangga mereka.

" Bagaimana ini?"

Akhirnya Celina mengeluarkan uneg-unegnya, Andara Pala menoleh.

" Sudah ku bilang, kita harus melakukan ritual pernikahan "

Wajah Celina langsung merona kemerahan.

" Kau sudah gila!!"

Celina membuang muka, wajahnya terasa panas sekali.

" Terus ?? Gimana ?? Apa kau bersedia bercerai sekarang ? Kalau aku sih?? Tidak masalah, paparazi pasti menilai jika aku menyesal menikah dengan mu dan masih mencintai Donna"

Sontak Celina langsung menoleh, wajah malunya berubah. Kedua rahangnya mengeras.

Meskipun ucapan Andara Pala benar, tapi tidak menutup kemungkinan harga dirinya terluka.

Memang dia yang meminta Andara Pala menikahinya. Namun jika disinggung, dirinya seperti tidak memiliki harga diri.

" Lagian itu tidak susah kan? Kamu sudah pernah melakukannya"

Untuk kesekian kalinya Celina dibuat marah.

" Apa maksud mu?" Pekiknya, Andara Pala tersenyum miring.

" Tidak perlu menutupi nya, kita feer-feeran aja. Meskipun aku belum pernah melakukannya, tapi karena kamu sudah pernah ? Jadi tidak perlu sungkan "

PLAK!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Andara Pala . Pria itu membeliak lebar.

Ambarita yang menguping sejak tadi spontan memegang pipinya sendiri.

" Andara ditampar " Bisiknya kepada Azka Boe, pria itu tersenyum tipis.

" Kamu tidak tahu siapa aku! Jadi jaga bicaramu baik-baik, sebelum ku robek!!" Celina kehilangan kendali, ia sudah tidak perduli lagi siapakah orang yang dihadapi nya.