Ketika Mantan Kembali

Kevin sama sekali tak menyangka bahwa Brandon akan dengan gamblang mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan Runi yang mana selama ini Brandon sama sekali tak menunjukan gejala bahwa ia ingin menemui Runi. Selama ini Brandon nampak anteng saja bermain dengan Wikka dan Tasya, sama sekali tak menyebut Runi dan oleh sebab itu maka Kevin yakin bahwa Brandon sudah melupakan Runi namun kenyataannya ternyata salah.

"Aku mau bertemu mamaku."

"Papa tidak bisa membawa kamu ke sana."

"Kenapa tidak bisa?"

"Mama kamu sedang tak bisa diganggu, Papa kan sudah bilang mulai sekarang kamu tinggal di sini bersama Papa, mama Tasya dan juga kakak Wikka. Kami di sini baik padamu, jadi kenapa harus meminta tinggal dengan mama?"

Ucapan Kevin barusan membuat Brandon sedih dan anak itu mulai menangis, Kevin yang melihat itu jadi pusing sendiri, untung saja Tasya tanggap dan mengatakan ia akan mengurus semua ini dan meminta Kevin untuk segera pergi bekerja.

"Aku akan mengurus semua ini, pergilah."

"Tapi hari ini kamu juga harus kampanye."

"Tidak apa, masih ada 2 jam lagi."

Kevin menganggukan kepala dan ia sangat berterima kasih pada Tasya yang pengertian padanya. Kevin mencoba memeluk Brandon namun anak itu malah mengusirnya, Kevin menghela napasnya panjang sebelum akhirnya pergi keluar rumah setelah tadi sudah pamit dengan Wikka dan Tasya.

"Brandon sayang apa yang kamu inginkan?" tanya Tasya lembut.

"Aku mau mamaku."

"Mama Tasya tahu kalau kamu rindu mamamu, tapi sekarang belum saatnya kamu bertemu dengan mamamu, tunggu papa mengizinkan maka kamu bisa pergi menemui mama."

"Kenapa papa tidak mengizinkan aku bertemu mama?"

"Apa yang papa katakan padamu?"

"Papa bilang saat ini mama sedang sibuk dan tak bisa diganggu."

"Nah, kalau papa sudah mengatakan itu maka bukankah seharusnya kamu percaya pada papa?"

Brandon menatap lekat wajah Tasya yang tersenyum dan tatapan wanita itu begitu teduh hingga membuat Brandon menjadi tenang. Tasya memang tak pernah membedakan Brandon dan Wikka, dia menyayangi keduanya walau Brandon darah daging Kevin dan Runi.

****

Saat kampanye, Tasya akhirnya memutuskan meminta bantuan Desta menjaga Wikka dan Brandon. Ia mengambil inisiatif ini karena Wikka memintanya sendiri pada Kevin dan kalau Wikka yang sudah meminta maka Kevin tak bisa mengelak lagi walau sebenarnya pria itu tak suka dengan kedekatan mereka. Desta begitu sabar menemani Wikka dan Brandon ditemani juga oleh mbak Nia yang diutus Kevin untuk memantau Desta.

"Mas Desta ini sudah pernah menikah?" tanya mbak Nia.

"Belum Mbak, saya belum pernah menikah."

"Oh begitu, iya juga sih Mas kan masih 30 tahunan masih belum terlalu tua. Saya ada kenalan yang bisa saja Mas suka kalau Mas Desta mau saya akan mengenalkannya. Mas Desta pasti suka."

"Mbak Nia bilang usia saya masih 30 tahun?"

"Iya Mas, atau Mas belum sampai 30 tahun?" tanya mbak Nia heboh.

"Saya sudah kepala 4."

"Masa sih? Saya nggak percaya!" seru mbak Nia yang melihat Desta ini seperti pria usia 30 tahunan dan tak menyangka kalau usia Desta sudah kepala 4.

"Saya seusia dengan majikan kamu, Tasya."

"Ya ampun, saya tetap tak percaya. Mas Desta pasti bohong kan?"

"Mbak Nia ini, kalau tak percaya ini lihat sendiri KTP saya."

****

Tasya melakukan kampanye di daerah lain di provinsi ini dan tentu saja setiap acara kampanye selalu berlangsung meriah karena diramaikan dengan konser band pop dan penyanyi dangdut untuk menarik warga datang belum lagi ditambah simpatisan partai pendukung dan massa bayaran yang dibayar oleh papa dan mertuanya untuk meramikan acara kampanye akbar ini. Tasya sudah mulai terbiasa untuk melakukan orasi di atas panggung memberikan berbagai janji politik untuk menuai simpati publik. Setelah acara kampanye hari ini selesai maka Tasya gegas kembali ke rumahnya karena sudah rindu dengan Wikka dan Brandon namun ketika ia baru saja hendak naik ke dalam mobil, ponselnya berdering dan ketika melihat siapakah gerangan yang menelpon rupanya sang mertua yang menghubunginya maka tentu saja Tasya tak bisa mengabaikannya.

"Halo, Pi?"

"Kamu sudah selesai kampanye kan?"

"Iya Pi, ada apa memangnya?"

"Datang ke rumah, ya? Kita makan malam bersama. Kamu tenang saja Wikka dan Brandon sudah ada di sini kok."

"Baiklah kalau begitu, aku akan segera ke sana."

Tasya langsung mematikan sambungan telepon dan masuk ke dalam mobilnya. Sopir sudah tahu ke mana tujuan mereka dan dengan pengawalan ketat, mobil Tasya pergi meninggalkan area kampanye menuju rumah mertuanya yang sudah menantikan kehadirannya di sana.

****

Runi sama sekali tak menyangka bahwa hidup akan membawanya ke dalam titik terendah yang tak pernah ia inginkan. Terbiasa hidup enak menjadi istri siri Kevin dengan segala fasilitas mewah, mobil mewah dan tinggal di rumah mewah yang mana Runi sama sekali tak perlu memikirkan apa pun kini justru malah sirna begitu saja. Ia memiliki banyak utang pada bank untuk membuka usaha restoran yang baru ia rintis, ia terlalu percaya diri membuka bisnis restoran tanpa memperhitungkannya dengan matang dan tidak sampai 2 bulan, restoran yang sebelumnya ketika pembukaan diwarnai dengan acara mewah namun justru tak ada pengunjung belakangan ini ditambah lagi manajer restoran kedapatan menggelapkan uang dan berakhir mereka gagal membayar kredit pada bank. Jika ia masih berstatus sebagai istri Kevin maka ia bisa seenaknya meminta Kevin melunasi utangnya dan tak berakhir menyedihkan seperti ini, rupanya ia sudah salah dalam menyusun strategi.

"Runi? Kenapa kamu ke sini?" tanya Suryani heran ketika melihat Runi datang ke rumah malam-malam begini.

"Aku diusir dari rumah!" jawab Runi kesal.

"Siapa yang mengusir kamu dari rumah kamu sendiri?"

Runi yang kesal dengan kejadian hari ini bertambah kesal dengan pertanyaan yang diajukan oleh sang mama, ia menerobos masuk ke dalam rumah dan menarik kopernya masuk ke dalam.

****

Tasya datang ke rumah besar keluarga suaminya dan di sana rupanya memang sudah ada Wikka dan Brandon serta suaminya yang menunggu. Kevin bersikap lembut dan penuh perhatian pada Tasya yang mana ada seseorang yang sangat membenci Kevin menatap ke arah mereka, siapa lagi kalau bukan Charlie yang merupakan kakak kandung Kevin. Charlie merasa bahwa Kevin selalu di atasnya dan Tama juga selalu menyanjung Kevin sebagai anak emasnya.

"Ada apa sayang?" tanya seorang wanita berwajah asing yang menghampiri Charlie, dia adalah istri Charlie saat ini.

"Aku membencinya," jawab Charlie menatap tajam Kevin yang tengah berbahagia bersama dengan kedua anak-anaknya dan juga Tasya.