NovelToon NovelToon
Balas Dendam Sang CEO

Balas Dendam Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: PurpleLinaa

Pernikahan yang terjadi tiba-tiba antara Alvar CEO muda yang selama ini tak pernah menampakkan dirinya di khalayak umum bahkan orang-orang di kantor saja pun belum ada yang bertemu dengannya secara langsung. Tapi saat kedatangan Alvar untuk menikah dengan manager yang ada di kantornya membuat gempar seisi kantor.

Natala Mika Sherina—seorang manager yang dinikahi oleh CEO tanpa alasan yang jelas. Namun yang pasti diketahui oleh Natala bahwa Alvar menikahinya bukan karena cinta, melainkan karena dendam. Dendam atas kematian sang adik.

***

"Kamu menuduhku yang telah memb*nuh adikmu?"

"Ya. Tidak ada orang lain selain kamu di sana, Natala. Terimalah nasib kamu sekarang."

***

"Siapa dia?"

"Kekasih saya Shylla Qara Adiwana."

***

Apakah Natala akan bertahan dengan pernikahan yang dilatarbelakangi oleh dendam ini? Apa benar Natala adalah orang yang telah membunuh adik Alvar? Dan bagaimana cara Natala untuk tetap bertahan dengan perilaku menyakitkan yang Alvar berikan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PurpleLinaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Terburu-buru

Seperti biasa Natala bangun lebih dulu dari tidurnya. Dia berjalan keluar kamar untuk memeriksa keadaan rumah. Mata Natala masih sangat mengantuk sampai belum sepenuhnya terbuka hingga dia melihat pemandangan di depannya dan itu membuka lebar-lebar matanya.

"Pak Alvar beneran tidur di sini?"

Sosok Alvar yang tidur di sofa sambil menyelimuti tubuhnya membuat Natala terkejut bukan main. Dia sampai teringat akan kejadian kemarin malam setelah Alvar selesai makan malam.

"Natala, boleh saya berbicara sebentar?" tanya Alvar seakan mencegah Natala agar gadis itu tidak langsung masuk ke kamar.

"Apa, Pak?"

"Saya ingin bertanya, kita sudah menikah berapa lama?"

Natala mengerutkan keningnya. Apa maksud Alvar menanyakan ini padanya.

"Sudah satu minggu, Pak."

Seakan tak ingin ambil pusing, Natala langsung saja menjawab. Dia berharap Alvar akan menyudahi pembicaraan mereka dan dia bisa tidur sekarang.

"Nata, selama satu minggu kita menikah saya belum ada menyentuh kamu—"

"Adalah, Pak. Bapak nampar saya berkali-kali itu apa namanya kalau nggak nyentuh," potong Natala lantang.

Alvar memejamkan matanya sejenak, menghela napas setelah mendengar jawaban Natala yang sama sekali tidak sesuai dengan apa yang Alvar maksudkan.

"Bukan begitu, maksud saya Natala," ucap Alvar. "Maksud saya, kita belum melakukan apa yang selayaknya pasangan suami-istri lakukan."

"Lah, orang Bapak kok yang nggak mau dekat-dekat saya. Bapak juga yang nyuruh saya nggak tidur di kamar Bapak. Gimana mau nganu-nganu kalau tidur aja misah!"

"Berarti, kamu mau tidur di kamar saya?" tanya Alvar langsung membuat jantung Natala berdegup kencang.

"Maksud Bapak?" Natala bertanya sedikit gelagapan, bahkan dia menelan salivanya payah. Sungguh, Natala tidak pernah merasakan hawa aneh seperti ini sampai pertanyaan Alvar ia dengar.

"Ayo, Natala. Tidur di kamar saya. Saya akan memberikan hak seorang istri padamu malam ini. Hak yang akan menjadikan kamu istri saya sepenuhnya."

Alvar mencoba menyentuh pundak Natala namun langsung gadis itu hempas. Dia juga mundur beberapa langkah agar menciptakan jarak yang semakin jauh dengan Alvar.

"Bapak nggak usah gila ya! Saya nggak mau!" sentak Natala menolak ajakan Alvar mentah-mentah.

"Kamu sungguh tidak mau?" Alvar bertanya sekali lagi berharap bahwa kali ini jawaban dari gadis berpiyama merah di depannya adalah 'iya'.

"Enggak! Pokoknya saya enggak mau! Saya nggak mau ngelakuin hubungan kayak gitu sama orang yang nggak saya suka!"

Natala berbalik badan dia berjalan menuju kamarnya. Hingga saat tinggal selangkah lagi Natala memijak lantai kamar, suara Alvar menghentikan pergerakannya.

"Baiklah kalau kamu tidak mau. Saya akan tidur di sofa, menjagamu agar kamu baik-baik saja."

Natala memutar bola matanya malas. Semakin lama Alvar semakin banyak saja dramanya.

Tanpa berbalik badan, Natala menjawab, "Terserah!"

Setelah itu dia masuk kamar dan tidur di kasurnya tanpa tahu apakah Alvar benar-benar tidur di sofa atau tidak.

"Gila ya Pak Alvar. Aneh!"

Natala geleng-geleng kepala mengingat kejadian tadi malam dan juga Alvar yang masih tertidur di sofa.

Natala tidak ada niatan untuk membangunkan Alvar sampai suara dering telfon Alvar terdengar. Lelaki itu bahkan menaruh ponselnya di atas meja makan bukan berada di dekatnya. Pantas saja dia tidak mendengar.

"Palingan juga ceweknya. Mana mungkin mereka putus. Dadakan lagi."

Natala mengintip nama siapa yang menelepon Alvar pagi ini.

Bukan nama Shylla melainkan nama Keenan yang terlihat. Karena rasa kepo yang tinggi, Natala menjawab panggilan masuk dari Keenan.

"Halo, Al!"

Natala tidak menjawab, dia diam saja.

"Lo di mana sih? Buru! Bentar lagi klien bakal datang. Lo mau ngancurin bisnis lo sendiri? Lo yang sudah susah payah supaya bisa jalin kerja sama dengan klien ini. Malah lo yang nggak datang. Semuanya sudah pada datang, Alvar! Cepet datang!"

Intonasi Keenan tampak sangat marah sekaligus cemas. Sepertinya untuk masalah kali ini serius.

"Alvar lo denger gue nggak sih?!"

Natala langsung mematikan panggilannya. Segera dia membangunkan Alvar dari tidur nyenyaknya.

"Pak, bangun. Pak Alvar bangun." Natala menggoyangkan tubuh Alvar namun mata lelaki itu masih tertutup sempurna.

"Pak Alvar bangun, Pak!"

Natala bahkan sudah berteriak tapi Alvar seakan tenggelam dalam dunia mimpinya.

"Pak Alvar, bangun!"

Natala menyiram wajah Alvar dengan air dan itu langsung membuat Alvar terlonjak bangun dari tidurnya.

Dengan linglung, Alvar menatap Natala. Belum sempat Alvar berucap, Natala menarik tangan lelaki itu agar dia berdiri.

"Pak Alvar sekarang mandi! Bapak mau meeting!"

Bukannya Alvar tidak mendengar hanya saja dia masih bingung untuk merespon apa. Sampai Natala yang harus menariknya masuk ke kamar agar lelaki itu mau bersiap-siap.

Natala membuka pintu kamar Alvar. "Bapak mandi sekarang. Nggak usah mikirin apa-apa dulu, langsung mandi. Langsung bersih-bersih biar semuanya saya yang urus!"

"Buat apa saya mandi?" Dengan polosnya Alvar bertanya sampai Natala menepuk jidatnya sendiri melihat kelemotan Alvar pagi ini.

"Bapak mau meeting! Tadi Keenan nelpon sudah marah-marah!" ujar Natala.

"Meeting?" Alvar terdiam sejenak sebelum dia sadar bahwa sedang berada di masalah yang besar.

"Astaga. Saya lupa hari ini ada pertemuan dengan klien saya dari Belanda! Tamat sudah riwayat saya sekarang!"

Alvar berlari panik ke kamar mandi. Alvar mandi dengan terburu-buru karena dia terkejar waktu. Dan di sini, Natala membuka lemari Alvar menyiapkan pakaian lelaki itu.

Setelah itu, Natala langsung menuju dapur, memasak untuk sarapan Alvar. Semuanya serba terburu-buru. Mereka berdua panik. Alvar saking terburu-burunya sampai dasi yang ia pasang berantakan.

"Natala, tolong saya!"

Alvar keluar kamar sambil menunjukkan dasinya yang berantakan tak berbentuk.

"Duh, Bapak gimana sih?!" Natala merapikan dasi Alvar segera. Setelah itu dia memberikan sepiring roti untuk Alvar makan sebelum lelaki itu berangkat.

"Makasih!" ucap Alvar sembari memakan rotinya.

Alvar mengambil tasnya yang sudah ada di luar sejak tadi malam.

"Pak ponselnya!" teriak Natala memberikan ponsel itu ke pemiliknya.

"Saya duluan, Natala!"

Alvar keluar rumah membawa mobil silvernya pergi dari pekarangan rumah segera. Natala melihat dari kaca besar di rumahnya, dia lega saat Alvar sudah pergi sekarang.

"Semoga nggak telat ya, Pak."

Natala duduk di sofa. Dia meneguk segelas air, setelah dia terburu-buru membantu Alvar tadi. Natala menyenderkan tubuhnya, memejamkan mata sejenak sampai dia tersadar bahwa dia sudah begitu membantu Alvar pagi ini.

Mata Natala terbuka. Hal yang paling mengejutkan sudah terjadi.

"Buat apa gue bantu Pak Alvar tadi? Seharusnya biarin aja kan dia terlambat. Toh yang bakal rugi dia."

Natala merutuki diri sendiri.

"Ihhhhh bodoh banget sih gue?! Seharusnya gue biarin aja dia terlambat. Seharusnya gue biarin Pak Alvar bangkrut aja biar mampus sekalian! Aaarghhhh!"

...***...

Alvar sudah tiba di tempat dia akan melangsungkan pertemuan dengan klien ternama yang sudah Alvar kejar-kejar bahkan sejak lelaki itu berada di Kanada.

"Gila lo ya! Daritadi kita sudah panik nungguin baru datang lo sekarang!"

"Sorry ya, Nan. Gue nggak tahu lo nelfon sumpah!" balas Alvar.

"Nggak tahu gimana? Orang tadi lo angkat," jawab Keenan.

"Bukan gue yang angkat, tadi Natala yang angkat. Dia juga yang sudah bantuin gue sampai nggak telat."

Keenan menyunggingkan bibirnya mendengar informasi dari Alvar. "Dibantu Natala?"

"Iya."

Keenan tersenyum kecil sembari mendengus. Dia menepuk pundak Alvar.

"Awas baper lo."

1
Yusria Mumba
kasiang, natali, sabar
Emy S
jadi bingung SM alur ceritanya
Elok Pratiwi
buruk
Elok Pratiwi
cerita ga jelas ... judul cerita sama isi nya ga nyambung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!