NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sparing

Setelah mengantar Savinna pulang, Kavi langsung bergegas menuju sebuah cafe, karena sebelumnya ia sempat mengajak Alby untuk bicara empat mata di sana. Tentu saja Kavi ingin membahas soal Stefani yang telah melabrak Savinna dengan cara yang cukup brutal.

“Tumben banget lo ngajak gue ketemuan berdua kayak gini ... apa lo udah berubah pikiran soal tawaran dari gue buat gantiin posisi gue sebagai kapten futsal?” tanya Alby pada Kavi.

“Tapi sayangnya bukan itu tujuan gue ngajak lo kesini ...” ucap Kavi menggantung. “To the point aja ya, mulai detik ini, gue minta lo buat jauhin Savinna.”

Kening Alby seketika berkerut, “Kenapa lo jadi ngatur-ngatur hidup gue? Kalo emang lo suka sama dia, berarti lo udah harus siap buat bersaing sama gue karena gue karena gue juga suka sama dia.”

Kavi tertawa renyah sebelum ia berkata, “Bukannya gue gak mau bersaing nih, Al. Tapi apa lo tau kalo Stefani baru aja ngelabrak Savinna dengan cara yang gila? Dia bahkan buat Savinna sampai mimisan.”

“Hah? Serius lo?” tanya Alby tidak percaya.

“Lo bisa tanya Alvero karena dia yang pertama kali nemuin Savinna di toilet cewek dalam kondisi basah kuyup dan mimisan.”

Alby pun terdiam. Ia tidak pernah menyangka jika kelakuannya yang suka berganti pasangan akan berakibat buruk pada orang lain.

“Sekarang, apa gue salah kalo gue minta lo buat jauhin Savinna? Ini semua demi kebaikan dia juga ... karena gue gak mau Savinna jadi trauma dan mutusin buat pindah sekolah,” ucap Kavi penuh penekanan.

***

Beberapa hari setelah kejadian itu, hubungan Kavi dan Savinna pun semakin dekat. Semenjak Kavi tahu Savinna sempat menjadi bahan bully oleh Stefani dan teman-temannya, Kavi menjadi lebih protective dan selalu mengawasi gadis itu saat sedang berada di lingkungan sekolah. Tak hanya Kavi ... Nauval dan Alvero pun kerap ikut mengawasi Savinna mengingat betapa sayangnya Kavi pada gadis itu.

“Kak Fazriel, hari ini saya bawain Kak Fazriel roti panggang isi keju susu lho.”

“Wah, serius? Pasti enak banget deh,” dari nada bicara hingga ekspresi wajahnya bisa dipastikan jika Kavi benar-benar antusias dengan bekal buatan Savinna itu. Karena ketika Savinna membuka kotak bekalnya, Kavi langsung meminta izin pada gadis yang duduk di sebelahnya itu untuk memakan bekalnya.

“Tuh kan! Beneran enak!” seru Kavi sangat menikmati parutan keju yang telah bercampur dengan susu kental manis itu.

“Keju emang gak pernah salah ya, Kak."

“Bener banget, Savinna suka keju gak?” tanya Kavi disela aktivitas mengunyahnya.

“Suka banget, kayak Kak Fazriel juga ... suka cemilin keju entah itu yang slice atau yang batangan.”

Jawaban dari Savinna sontak membuat Kavi tertegun, “Savinna tau dari mana soal itu?”

Savinna lantas tersenyum kecil sembari mengambil rotinya dan ikut menikmatinya bersama Kavi, “Tau dari Erfan,” jawab Savinna singkat.

Kavi agak malu namun ia juga senang saat Savinna mengetahui kesukaannya walaupun dari orang lain. Karena dengan begitu, Kavi bisa mengukur tingkat antusiasme Savinna terhadap dirinya.

Berarti, selama ini diam-diam Savinna cari tau soal kesukaan gue dari orang lain? Kok gue jadi makin gemes ya? batin Kavi.

“Oh iya, Kak Fazriel, tadi kan sebelum istirahat ... saya sempat cek instagram ya, terus Kak Alby ngechat saya, dia minta maaf gitu soal kejadian tempo hari,” Savinna mulai mengalihkan topik pembicaraan mereka.

“Bagus dong?”

“Iya, bagus sih ... tapi saya ngerasa agak aneh aja, dia tau soal itu dari mana coba?” tanya Savinna heran.

Kavi tentu saja tidak tertarik untuk membahas Alby, alhasil ia pun memilih untuk mengalihkan pembicaraan mereka, “Daripada bahas Alby, lebih baik bahas soal sparing futsal Kak Fazriel nanti sore.”

“Loh, bukannya kemarin Kak Fazriel bilang gak mau ikut sparing ya?”

“Jadinya ikut, soalnya Kak Fazriel harus gantiin Alby jadi kapten.”

“Waaah, kalo Kak Fazriel ikut sparing futsal nanti sore, saya mau ikut nonton, boleh?” tanya Savinna penuh harap.

“Boleh dong, justru Kak Fazriel mau ajak Savinna pergi kesana sama-sama ... gimana kalo sore nanti Kak Fazriel jemput Savinna?” raut wajah Savinna berubah ragu, gadis itu tentu saja panik saat mengingat Reza yang mungkin sudah pulang dari kantornya sore nanti. “Savinna tenang aja, Kak Fazriel yang bakal izin langsung sama orang tuanya Savinna kok,” ujar Kavi menenangkan Savinna.

Namun bukannya tenang, Savinna malah terlihat semakin panik, “Saya malah takut kalo Kak Fazriel mau nemuin orang tua saya.”

“Tapi, sebagai laki-laki Kak Fazriel harus izin dulu sebelum bawa Savinna pergi.”

“Pakai cara yang biasanya aja lah, Kak ... gak perlu izin ke rumah saya, nanti biar dua sahabat saya aja yang izin ke orang rumah,” ucap Savinna yang lebih memilih jalan pintas tanpa resiko.

“Yaudah deh, gimana baiknya aja.”

***

Singkat cerita, sore hari pun tiba. Sekitar pukul 14.30 Kavi sudah stand by di samping pagar rumah Savinna. Kalau biasanya Kavi memilih untuk menunggu Savinna di depan pagar rumah Danio, tetangga Savinna, kini pria itu tampak lebih berani menunjukkan dirinya. Tak sampai disitu, Kavi juga nekat menghampiri Mira, wanita paruh baya yang kerap Savinna panggil dengan sebutan "Mama".

Saat itu, Mira terlihat sibuk menyirami tanamannya yang berada di sekitaran pekarangan rumahnya. Wajah ramah mira seolah mendorong Kavi untuk menghampirinya.

“Assalamualaikum, Tante,” salam Kavi sembari memberikan tangannya hendak bersalaman dengan Mira.

Mira pun segera mengelap tangannya yang basah karena selang air yang sejak tadi ia genggam sebelum berjabatan tangan dengan Kavi, “Eh, iya ... cari siapa ya?” senyuman tulus dari Mira membuat Kavi yakin kalau ia akan diberikan izin oleh wanita paruh baya ini.

“Saya Kavi, Kakak kelasnya Savinna ... tujuan saya kesini mau ajak Savinna pergi nonton sparing futsal, Tante.”

“Oh, jadi Savinna mau pergi sama kamu?” tanya Mira yang langsung dibalas anggukan oleh Kavi.

“Iya, Tante ... boleh gak?” tutur lembut Kavi seolah melarang Mira untuk tidak memperbolehkan anak gadisnya dibawa pergi oleh Kavi.

Mira menatap Kavi dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya, sepertinya dia anak baik-baik, batinnya. Mira pun mengangguk memperbolehkan, “Tunggu sebentar ya, tante panggilin Savinna dulu.”

Laki-laki berusia 16 tahun itu pun mengangguk antusias dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya,Seandainya gue tau nyokapnya sebaik ini, ngapain gue selalu sembunyi-sembunyi? batin Kavi.

Saat memasuki rumahnya, Mira berpapasan langsung dengan anak gadisnya yang sudah terlihat rapi dan siap untuk berangkat.

“Ma, Vinna mau pergi sama Cherry dan Kylie dulu ya?” pamit Savinna pada Mamanya.

“Sejak kapan anak gadis Mama ini suka bohong?” tanya Mira setelah Savinna selesai mencium punggung tangannya.

Savinna pun gugup seketika. Bagaimana ia tidak gugup? Jelas-jelas mamanya tahu kalau dirinya sedang berbohong saat itu, “M-maksud Mama apa ya?” tanya Savinna pura-pura tidak tahu.

“Di luar ada yang cari kamu, namanya Kavi ... kamu mau jalan sama dia kan?”

Degh..

Savinna pun bergegas keluar untuk memastikan semuanya. Dan benar saja, Kavi sudah ada disana dengan senyum tanpa dosanya sambil melambaikan tangan ke arah Savinna.

Gila! Nih cowok nekat banget!

***

Setelah menghabiskan waktu sekitar 20 menit dalam perjalanan, akhirnya Kavi dan Savinna pun tiba di tempat tujuan mereka yakni di sebuah lapangan futsal.

Savinna pun langsung turun dari motor Kavi lalu melepas helmnya, “Lain kali jangan kayak gitu dong, Kak. Saya panik tau ... untungnya Papa saya sama Mas Reza belum pulang,” protes Savinna dengan wajah cemberut.

Kavi pun terkekeh gemas melihatnya, “Gapapa, Sav. Sekali-sekali kita keluar dari zona nyaman.”

Bisa-bisanya dia ngomong begitu, belum aja dia ketemu sama Mas Reza atau Papa..

Baru beberapa detik Kavi dan Savinna memasuki area penonton, mereka berdua langsung disambut meriah oleh Alvero.

“ANJAAAY! Makin lengket aja nih!” goda Alvero membuat kedua pipi Savinna menghangat.

“Lengket-lengket, lo kira permen karet?” sahut Kavi ketus membuat Alvero semakin tertawa.

“Savinna, tolong pegangin tas Kak Fazriel dulu ya ... Kak Fazriel mau ganti baju,” ucap Kavi sambil menitipkan tasnya pada Savinna. “Tolong jagain Savinna bentar, Ver. Awas aja kalo sampai digodain,” ancam Kavi sebelum ia pergi ke ruang ganti.

"Santai, cewek lo aman sama gue."

Hanya dengan mendengar percakapan mereka saja, Savinna sudah salah tingkah dibuatnya.

“Congrats ya, lo udah berhasil buat tuh anak jadi bucin.”

“Maksudnya, Kak?” tanya Savinna bingung namun Alvero tak kunjung menjawab kebingungannya itu. Alvero malah mengalihkan pembicaraan mereka ke topik pembicaraan yang lain.

“Gimana kondisi kaki lo? Apa udah sembuh?”

“Alhamdulillah udah, Kak.”

“Sorry ya, gue udah gak becus jadi pembina lo waktu itu,” ucap Alvero penuh penyesalan.

“Eh, ini bukan salahnya Kak Vero kok. Namanya juga musibah, Kak. Semuanya diluar kendali kita.”

Alvero lantas mengangguk pelan, “Gak salah si Kavi pilih lo.”

Maksudnya apa sih? Kenapa omongannya dia dari tadi ambigu terus? Seolah-olah Kak Fazriel juga suka sama gue, batin Savinna.

Savinna pun tak ingin ambil pusing dengan semua itu. Savinna mengira jika mungkin saja Alvero memang sedang menggodanya saja karena pria itu tahu Savinna menyukai Kavi, sahabatnya.

“Wah! Udah pada datang ternyata,” sapa Nauval yang sudah siap dengan jersey kebanggaannya.

“Eh, Kak Nauval ikut juga?”

“Ikut lah, dimana ada sparing futsal disitu ada gue.”

“Tengil lo, sini adu skill sama gue,” tantang Alvero.

“Dih? Anak basket gak diajak ya,” sindir Nauval membuat Alvero semakin jengkel.

Ditengah perdebatan mereka, Savinna hanya bisa tertawa karena gadis itu tahu perdebatan mereka hanya sebuah candaan saja.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, sparing futsal antara SMK Catorce melawan SMK Lexian sudah berlangsung sekitar lima belas menit. Pertandingan berjalan cukup panas karena para anggota futsal SMK Laxian kerap kali berbuat curang dengan melakukan sliding tackle hingga membuat beberapa anggota futsal dari SMK Catorce terjatuh. Alhasil karena permainan curang itu, SMK Catorce tertinggal satu poin. Tapi walaupun begitu, Savinna dan beberapa murid SMK Catorce yang ada disana tetap menyemangati tim futsal yang dikapteni oleh Kavi itu agar mereka bisa mengejar ketertinggalan.

“SEMANGAT, KAK FAZRIEL!” teriak Savinna dari pinggir lapangan.

Alvero pun bersiul lalu berteriak heboh, “Ayo, kejar poinnya! Udah disemangatin ayang nih!”

Savinna pun menoleh ke arah Alvero lalu menatap laki-laki itu dengan tatapan heran.

A-ayang? Apa maksudnya?

BRUGH!

“Kavi!” teriakan dari Alvero sontak membuat Savinna kembali menoleh ke arah lapangan. Entah apa yang sudah terjadi sampai-sampai Kavi sudah berbaring di atas lapangan sambil meringis kesakitan seperti itu.

“Kak Fazriel?!” Savinna semakin panik saat melihat darah yang mengalir dari kening Kavi yang sudah mengenai tangannya. Tanpa pikir panjang, Savinna pun bergegas menghampiri Kavi untuk memeriksa keadaannya. Ya, Savinna nekat memasuki area lapangan hanya untuk memeriksa kondisi Kavi. Tidak peduli seberapa banyak orang yang tengah menatap kepanikannya saat itu, saking ia khawatirnya dengan kondisi Kavi.

“Akhh! Sakit!” ringisan Kavi baru terdengar saat Savinna tiba di dekatnya.

“Kak Fazriel, tahan ya, Kak ... kita ke rumah sakit sekarang,” ucap Savinna sambil menangis tak tega melihat kondisi Kavi. Gadis itu lantas melirik Nauval yang kebetulan sedang berdiri tak jauh dari keberadaan Kavi, “Kak Nauval! Kenapa diam aja?! Sini bantuin gue angkat Kak Fazriel!” geram Savinna karena tak ada satu pun dari mereka yang mau menolongnya untuk mengangkat Kavi. Bahkan setelah ditegur pun Nauval masih mematung disana begitu pula dengan yang lainnya. “KENAPA KALIAN SEMUA DIAM AJA SIH?! TOLONG BANTUIN GUE LAH!”

Di tengah kepanikannya itu, tiba-tiba Kavi bangkit dan berjalan menjauhi Savinna beberapa langkah.

“Kak Fazriel?” panggil Savinna heran, “Kak Fazriel udah gak sakit?” tanya gadis itu setengah menangis.

Kavi tersenyum lalu menyentuh bercak merah yang ada di keningnya, “Ini darah palsu, Sav ...”

Setelah mendengar itu, Savinna pun bangkit dengan ekspresi kesalnya, “Maksudnya Kak Fazriel tuh apa sih? Gak lucu tau!” ucap Savinna sembari mengusap pipinya kasar.

“Maaf udah buat Savinna khawatir, Kak Fazriel cuma lagi nguji sampai mana rasa peduli Savinna ke Kak Fazriel ... dan terima kasih karena Savinna udah segitu pedulinya sama keselamatan Kak Fazriel barusan,” ucap Kavi diiringi dengan senyuman. “By the way, Kak Fazriel juga suka sama Savinna lho ...”

DEG!

Tubuh Savinna seolah mencair di tempat, rasanya panas dingin, sangat sulit untuk di deskripsikan oleh kata-kata. Di saat Savinna tengah sibuk merasakan euphoria itu, Kavi terlihat melakukan passing bola ke arah Savinna secara pelan. Dengan insting seorang kiper yang melekat kuat dalam dirinya, Savinna menahan bola itu dengan bagian dalam kakinya.

“Kak Fazriel mau Savinna jadi pacarnya Kak Fazriel, kalo Savinna terima, silakan passing bolanya ke Kak Fazriel lagi,” pinta Kavi membuat Savinna terdiam cukup lama disana. Kavi yang paham jika gadis itu tengah kebingungan pun segera memberikan opsi kedua, “Kalo Savinna gak mau, Savinna boleh tinggalin lapangan ini sekarang juga. Kak Fazriel gak akan paksa Savinna buat terima, dan kita masih bisa berteman kok setelah ini.”

Pilihan kedua yang Kavi berikan malah semakin membuat Savinna semakin bingung. Kebingungannya itu malah bercampur rasa cemas kala para penonton yang berdiri mengelilingi lapangan futsal berteriak secara kompak, menyuruh Savinna untuk menerima Kavi sebagai pacarnya. Jujur saja, semua ini terasa seperti mimpi bagi Savinna. Rasanya malu bercampur senang. Savinna juga tidak pernah mengira jika ia akan ditembak dalam situasi seperti sekarang ini.

“TERIMA! TERIMA! TERIMA!” teriakan mereka perlahan terhenti saat melihat Savinna berbalik hendak meninggalkan Kavi. Bola yang sejak tadi Savinna tahan pun ditinggal begitu saja. Saat melihat Savinna berbalik, Kavi hanya bisa menghela napas pasrah dengan wajah yang memelas. Sama seperti Savinna, Kavi pun merasa malu apabila cintanya ditolak di depan banyak orang seperti ini. Kavi pun memilih untuk menundukkan pandangannya.

Mungkin, bukan ini waktu yang tepat ... mungkin Savinna gak suka sama cara gue. Setelah ini, gue harus minta maaf sama dia, batin Kavi.

Dug!

Pupil mata Kavi melebar saat mendapati bola yang tadi ia oper ke Savinna, kini sudah kembali dan mengenai ujung sepatu futsalnya. Kavi pun memberanikan diri untuk menatap lurus ke depan lagi, dan betapa terkejutnya Kavi saat Savinna sudah tiba di dekatnya dan langsung memeluk tubuhnya tanpa permisi.

Greb..

“Saya mau, Kak! Saya mau jadi pacarnya Kak Fazriel.”

Semua yang ada di sana bisa melihat senyuman lebar dari bibir Kavi yang menandakan laki-laki tersebut begitu bahagia. Sorakan, tepukan hingga siulan pun terdengar bersahut-sahutan memenuhi lapangan futsal berbentuk persegi panjang itu.

Sore itu menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Savinna. Tak hanya Savinna, Kavi pun juga sangat bahagia karena cintanya telah diterima oleh pujaan hatinya.

Lapangan futsal, rival sparing dan para penonton yang menyaksikan pertandingan itu, kini menjadi saksi nyata tentang awal kisah cinta Kavi dan Savinna.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!