NovelToon NovelToon
Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:22.9k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Kayanara tidak tahu kalau kesediaannya menemui Janu ternyata akan menghasilkan misi baru: menaklukkan Narendra si bocah kematian yang doyan tantrum dan banyak tingkahnya.

Berbekal dukungan dari Michelle, sahabat baiknya, Kayanara maju tak gentar mengatur siasat untuk membuat Narendra bertekuk lutut.

Tetapi masalahnya, level ketantruman Narendra ternyata jauh sekali dari bayangan Kayanara. Selain itu, semakin jauh dia mengenal anak itu, Kayanara semakin merasa jalannya untuk bisa masuk ke dalam hidupnya justru semakin jauh.

Lantas, apakah Kayanara akan menyerah di tengah jalan, atau maju terus pantang mundur sampai Narendra berhasil takluk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Matanya boleh saja fokus ke layar televisi di depan, tangannya juga terampil menggerakkan joystick demi bisa menang, tetapi otaknya jelas sedang berpikir keras bagaimana caranya mengusir nenek sihir yang kini cosplay menjadi security di sofa di belakangnya.

Dia masih kesal setengah mati ketika menemukan perempuan itu ada di rumahnya sejak pagi-pagi sekali. Makin kesal karena ayahnya dengan polos mengatakan bahwa ialah yang meminta, katanya untuk memulai kesepakatan tiga bulan yang baru kemarin dia iyakan.

Kini, ada begitu banyak ide jahil di kepala Naren. Sejak ayahnya berangkat kerja, dia sudah menyusun satu demi satu plan dan tinggal memutuskan mana yang harus lebih dulu dia eksekusi.

Game over!

Seruan dari speaker menggema keras. Naren bersorak senang atas kemenangannya atas Mahen untuk yang ke-tiga kalinya setelah main lima putaran. Sebelum memulai, mereka sudah membuat kesepakatan, barangsiapa yang bisa menang tiga kali dalam lima putaran, akan mendapatkan hadiah yang menggiurkan.

"Tiga kali lipat!" teriaknya penuh semangat. Tangannya menengadah pada Mahen, menagih hadiah yang pemuda itu janjikan. Raut wajahnya semringah, sedangkan ekor matanya diam-diam melirik ke arah Kayanara yang tampak serius memperhatikan mereka.

"Nggak ada cash, nanti Abang transfer." Sebagai gantinya, Mahen menepuk telapak tangan Naren cukup keras, praktis membuat anak itu meringis.

"Sakit!" protes yang lebih muda, sejurus dengan gerakan mengibas-ngibaskan tangan di udara.

"Apa? Mau lagi? Boleh, sini." Mahen sudah bersiap untuk melayangkan high five susulan, ketika Naren bergerak menjauh sambil berteriak heboh.

"Sakit! S-A-K-I-T! Sakit! Duit Abang banyak, jangan lupa beli cotton bud biar kupingnya nggak tersumbat!"

Mahen tergelak atas omelan adiknya. Bahunya terguncang hebat, matanya menyipit, dan kedua tangannya sibuk menepuk-nepuk pahanya sendiri cukup keras.

"Lima belas menit lagi stop ya, makan siang dulu."

Distraksi itu membuat fokus Naren seketika berubah. Dia melirik sinis pada si nenek sihir sambil mendengus sebal. "Tanggung," tolaknya. Bibirnya sedari tadi sudah gatal sekali ingin mengumpat, tetapi tidak bisa karena jatahnya untuk berbicara kasar sudah habis dalam minggu ini.

Oh, mungkin kedengaran aneh, tetapi Mahen yang membuat aturan konyol itu. Naren hanya diperbolehkan mengumpat tiga kali dalam seminggu. Jika melanggar, yang jajannya akan dipotong dan dia tidak boleh bermain game selama tiga hari berturut-turut. Kalau saja Mahen bukanlah donatur tetap yang menghujaninya dengan pundi-pundi rupiah, Naren tidak akan sudi mengikuti aturannya.

"Nggak ada tanggung-tanggung. Lima belas menit lagi stop dan kita makan siang dulu, sekalian sholat dzuhur." Kayanara kekeuh, makin membuat Naren naik darah.

Kepala Naren seakan mendidih. Dia tidak bisa menahan diri dari dorongan untuk meluapkan seluruh emosi. Dengan geram dilemparkannya joystick sampai benda itu melesat jauh ke kolong sofa. Tatapannya nyalang, dadanya naik turun, napasnya tertahan.

"Kenapa sih ribut banget dari tadi?! Lo tuh bukan siapa-siapa, nggak usah ribut ngatur ini-itu!"

Ini adalah kali pertama Naren bersikap segini tidak sopannya pada orang lain, terutama perempuan dan lebih tua darinya. Kayanara si nenek sihir ini benar-benar berhasil membawanya melewati batas kesabaran. Sungguh prestasi yang mencengangkan!

"Naren," Seperti biasa, Mahen selalu menegur sebelum emosinya meledak sempurna.

Untuk beberapa lama, Naren berusaha menekan tombol emosinya agar kembali padam. Dia memejamkan mata, mengatur napas, dan mencoba menurunkan detak jantungnya yang menggila. Setelah dirasa cukup, dia membuka matanya kembali dan bergegas membungkuk, mencomot joystick dari kolong kasur lalu meletakkannya di rak bawa meja televisi.

"Nggak usah nunggu lima belas menit, kita makan siang aja sekarang," tandasnya seraya bangkit dan menyakui ponselnya.

Daripada menunggu dua orang dewasa di sana menyahut, dia lebih memilih berjalan lebih dulu. Namun, alih-alih turun ke dapur, dia malah melipir ke kamar.

"Abang duluan aja, Naren nyusul bentar lagi," ucapnya sebelum menutup pintu.

...🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼...

Langkahnya mengendap-endap, kepalanya celingukan, dan kedua tangannya sibuk menyembunyikan senjata rahasia di dalam saku celana.

Setelah memastikan situasinya aman, Naren menegakkan tubuhnya dan memantapkan langkah. Kepercayaan dirinya terpupuk sempurna. Yakin seratus persen serangannya akan cukup ampuh untuk setidaknya membuat si nenek sihir lari terbirit-birit meninggalkan rumah.

Tiga meter di depannya, si nenek sihir sedang sibuk mencuci piring bekas makan siang. Hanya ada mereka berdua sekarang. Teh Hayati dan Mbok Minah sengaja dia suruh pergi ke pasar membeli buah, sementara Mahen dia kirim ke supermarket untuk mengisi stok camilan.

Timing yang sempurna.

Sudut bibir Naren terangkat begitu tinggi kala memandang dua senjata yang baru dia keluarkan dari saku. Kepada mereka, ia berbisik, "Kerja yang bener, jangan sampai kalian gue museumkan kayak Albino." Fyi saja, Albino itu adalah nama mainan Dinosaurus T-Rex yang Naren sumbangkan kepada anak tetangga karena sudah tanpa sengaja membuatnya terpeleset. Dia melimpahkan kesalahan pada Albino alih-alih kepada dirinya sendiri yang sudah lupa memasukkan Albino kembali ke keranjang mainan.

Sebelum dua senjata di tangannya dipakai melancarkan misi, Naren mengecup mereka satu persatu. Lalu dalam hitungan ketiga, dia melemparkan keduanya bersamaan. Lengannya terayun kuat, sudah diperkirakan dengan baik agar dua senjata itu jatuh tepat sasaran.

Ketika akhirnya mereka mendarat, jantung Naren berdegup cepat. Dia sudah tidak sabar ingin melihat Kayanara berteriak heboh dan berjingkrak-jingkrak. Membayangkan wajah ketakutan si nenek sihir belum apa-apa sudah membuatnya begitu bersemangat.

Namun, hadapannya seakan pupus begitu saja ketika tidak ada reaksi heboh dari si nenek sihir. Sebagai gantinya, perempuan itu malah berbalik dan dengan santainya menunjukkan dua senjata miliknya dengan senyum selebar telinga.

"Dapat dari mana yang kayak gini? Lucu," celoteh perempuan itu. Seraya menatap penuh puja pada mainan kecoa seukuran jempol kaki orang dewasa yang ada di telapak tangannya. Satu senjata lain berupa mainan tikus hitam yang demi Tuhan sangat realistis! Siapa pun harusnya mengira itu tikus asli dan ketakutan, bukan malah menenteng buntutnya dengan santai seperti yang Kayanara lakukan sekarang!

Naren terbengong, rahangnya jatuh. Mendadak tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Kalau nggak mau kasih tahu, ini buat gue aja ya!" seru perempuan itu bersemangat. Tanpa menunggu jawaban pun, kedua mainan itu sudah berpindah tempat ke saku celananya.

Tapi, kalian tahu apa yang lebih membuat Naren speechless? Perempuan itu lanjut mencuci piring sambil bersenandung. Iya, bersenandung. Begitu riang seakan habis mendapatkan hadiah paling mantap sedunia!

"Wah ... emang dasar nenek sihir." Naren bergumam lemah setelah kesadarannya kembali.

Misi pertama yang dia gadang-gadang akan sukses besar, justru gagal dengan sangat tidak terduga. Membuat bahu Naren terkulai lemas dan dia kehilangan separuh lebih energinya. Kegagalan kali ini terasa telak karena dia jadi harus mencoret beberapa rencana lain dari daftar. Mengingat si nenek sihir ternyata tidak takut pada hewan-hewan kecil seperti tikus dan kecoa. Yang lebih menyebalkan lagi, dia juga tidak kagetan.

Oke, sekarang, siapa di antara kalian yang mau membantu Naren mencari ide untuk mengerjai si nenek sihir ini?

Bersambung....

1
Zenun
udah mulai kepincut bapake rupanya
nowitsrain: Anjay, nambah saingan dong
Zenun: aku pun kepincut
total 3 replies
Zenun
Mahen: ini ada yang copot satu tulangnya
Zenun: ehehehe
nowitsrain: Ih, takut banget
total 2 replies
Zenun
yah rusak dah remot nya ama bocil🤭
Zenun: iya ih
nowitsrain: Tantrumnya ngerusak barang ih, jelek
total 2 replies
Dewi Payang
Naren galak amat😁
nowitsrain: Sensi emangg
total 1 replies
Dewi Payang
Apaan tuh Maung?
nowitsrain: Hihi aku sering dengernya kalau ada yang bikin lelucon "aing maung..." buat cosplay orang kesurupan /Chuckle//Chuckle/
Dewi Payang: Owh😁😁 pernah dengar sih, di t4 ku ada sunda juga😁😁😁 cuman lupa artinya😀
total 5 replies
Dewi Payang
Dasar memang si Naren😅
nowitsrain: Betul /Smirk//Smirk/
Dewi Payang: Ecieee, si pembuat rajutan itu ya....
total 5 replies
nowitsrain
Aku pun 🤣🤣
Dewi Payang
iiiih ya ampyun....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Merinding sebadan-badan...
total 2 replies
Dewi Payang
Ngusir tanpa basa-basi.....
Dewi Payang: Tapi Kay tidak ada duplikatnya.....😅
nowitsrain: Hilang satu cari yang baru dong 🥰🥰
total 4 replies
Dewi Payang
Aku juga punya adik, sampai SMU masih ku cium², marah jugalah kaya Naren itu, tapi aku gak peduli, sekarang dia udah nikah dan punya anak 1 sebentar lagi 2, udah gak ku cium² lagi, udah beda auranya😅
Dewi Payang: Tul😅😅
nowitsrain: Iya, marah-marah tidak jelasss
total 4 replies
Dewi Payang
Yeay! Lari Mahen!
nowitsrain: /Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: Lah salah😅😅😅 Naren maksudnya tadi🤣
total 3 replies
Dewi Payang
Aku juga ngeri🙈😅
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm/
nowitsrain: Aku pun 🤣🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Ecie... mulai curhat....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Lagi nggak sadar aja tuh, kalau sadar juga mencak-mencak lagi
total 2 replies
Dewi Payang
Emank lo mau makan kalo si Eric jadi roti Ren😅
Dewi Payang: /Joyful//Joyful/
nowitsrain: Naren: Tidak, akan kulemparkan dia ke kandang kambing
total 2 replies
Dewi Payang
Ya ampyun, dua bocah ini, sama² kumal😅
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nowitsrain: Rill anak terlantar 🤣🤣
total 4 replies
Dewi Payang
Tar gantian kamu yang nangis Naren klo tau si Kay nangisin apa....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Auto tertampar terjungkal
total 2 replies
Zenun
Pake vakum cleaner
nowitsrain: Kesian banget anak gue disamain sama debu
Zenun: ya semacamnya
total 3 replies
Zenun
iiiiiih mahen
nowitsrain: Auto dikerangkeng dah bininya, nggak boleh bersosialisasi
Zenun: bininya abis dikokop
total 3 replies
Zenun
besok malam juga gapapa
nowitsrain: Nggak boleh atuh
Zenun: bagen, emang biar khilap
total 3 replies
Zenun
tapi dia keren bang udah nulungin orang
nowitsrain: Naren: Ssstttt ah, nanti ayah denger
Zenun: lha iya si, udah mau otw punya pacar juga
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!